Refleksi Diri: Api Pembelajaran Ada dalam Jiwa Kita - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Oleh: Ustadzah Suaebah Binti Sayidi, Lc, M.S.I (Pendidik di Pondok Pesantren Modern Al-Muflihun Temanggung)

Dalam perjalanan menuntut ilmu, kita sering kali meletakkan konsentrasi pada hal-hal di luar diri kita. Kita berbincang tentang pentingnya pembimbing yangg hebat, kurikulum yangg mumpuni, alias akomodasi sekolah yangg canggih. Memang, semua itu adalah aspek pendukung yangg sangat penting. Guru adalah nahkoda yangg menunjukkan arah, sementara sekolah adalah kapal yangg membawa kita mengarungi lautan ilmu. Namun, ada satu kekuatan yangg jauh lebih esensial, yangg tanpanya semua sarana itu bakal menjadi sia-sia: dorongan dari dalam diri siswa untuk maju dan berkembang.

Peran Guru dan Lingkungan: Sekadar Pemandu, Bukan Penggerak

Ibarat seorang petani, pembimbing hanyalah sosok yangg menanam benih, merawatnya, dan menyiramnya. Guru memberikan materi, menjelaskan konsep yangg rumit, dan membimbing kita saat tersesat. Lingkungan sekolah yangg kondusif, di sisi lain, seumpama tanah yangg subur dan cuaca yangg mendukung. Keduanya sangat membantu, tetapi mereka tidak bisa memaksa bibit untuk tumbuh. Pertumbuhan itu terjadi lantaran adanya kehidupan dari dalam bibit itu sendiri.

Begitu juga dengan belajar. Guru bisa memberikan PR, tapi motivasi untuk menyelesaikannya kudu datang dari siswa. Sekolah bisa menyediakan perpustakaan, tapi kemauan untuk membaca buku-buku di dalamnya kudu lahir dari hati siswa. Tanpa kemauan yangg membara, pengetahuan yangg disampaikan hanya bakal menjadi pengetahuan yangg lewat begitu saja, tanpa meninggalkan jejak yangg mendalam.

Niat dan Semangat: Fondasi Utama Perjalanan Ilmu

Dalam Islam, semua kebaikan perbuatan dimulai dari niat. Niat yangg tulus dan kuat adalah fondasi utama yangg bakal menentukan kualitas dan keberkahan dari setiap tindakan kita, termasuk menuntut ilmu. Niat ini bukan sekadar keinginan, melainkan tekad yangg teguh untuk mencapai sesuatu. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya setiap kebaikan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang bakal mendapatkan sesuai dengan apa yangg dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kita bahwa niatlah yangg membedakan seorang pembelajar sejati dari sekadar siswa yangg datang ke sekolah. Niat untuk mencari pengetahuan lantaran Allah, niat untuk menghilangkan kegoblokan dari diri sendiri, niat untuk memberikan faedah bagi orang lain—semua niat mulia ini bakal menjadi bahan bakar yangg tak pernah habis, mendorong kita untuk terus berjuang meskipun menghadapi kegagalan.

Semangat dari dalam diri inilah yangg memunculkan rasa mau tahu yangg tak pernah padam, ketekunan yangg tak kenal lelah, dan kedisiplinan untuk mengorbankan waktu demi ilmu. Inilah yangg membedakan mereka yangg hanya mengandalkan guru, dengan mereka yangg proaktif mencari pengetahuan dari beragam sumber.

Jalan Menuju Keberkahan: Diri Kita Sendiri Adalah Kunci

Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda, menjanjikan kemudahan bagi mereka yangg bersungguh-sungguh mencari ilmu.

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah bakal mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Perhatikan sabda ini. Nabi ﷺ menggunakan frasa “menempuh suatu jalan” (salaka thariqan), yangg menyiratkan sebuah tindakan aktif dan upaya yangg keras dari individu. Janji surga diberikan bukan hanya lantaran duduk di kelas, tetapi lantaran niat dan langkah nyata yangg diambil untuk mencari ilmu.

Maka, marilah kita berakhir hanya menuntut dari pembimbing dan sekolah. Kita kudu mulai bertanya pada diri sendiri: Apa niat kita dalam belajar? Seberapa besar dorongan dalam diri kita untuk terus berkembang? Guru, buku, dan sekolah hanyalah sarana, tapi yangg sesungguhnya menentukan keberhasilan dan keberkahan adalah api yangg menyala di dalam hati kita. Karena, pada akhirnya, pendidikan sejati bukanlah seberapa banyak yangg diajarkan, melainkan seberapa besar kemauan kita untuk mempelajarinya.

Ponpes Al-Muflihun memberikan kesempatan bagi Anda untuk berzakat, berwakaf dan berinfak untuk keperluan santri dhuafa dan anak yatim yangg mukim di Pondol. Kirimkan biaya Anda melalui LazizMu KLL Ponpes Al Muflihun:

Kirim ke LazisMu KL Ponpes Al-Muflihun

No Rek:

BSI: 7890090073

Comments

comments

-->
Sumber almuflihun.com
almuflihun.com