Kemuliaan Sejati Bukan dari Materi - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

​Dalam renungan kali ini, kita bakal merenungi sebuah kisah yangg sarat makna, ialah kisah penolakan setan untuk bersujud kepada Nabi Adam. Kisah ini bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan cermin bagi kita untuk memahami makna kemuliaan sejati dan ancaman dari pandangan yangg hanya berfokus pada materi.

​Ketika Allah memerintahkan para malaikat dan setan untuk bersujud kepada Adam, semua malaikat patuh. Namun, setan menolak. Mengapa? Karena setan hanya memandang Adam dari sisi materi. Ia berkata, “Bagaimana mungkin saya bersujud kepada makhluk yangg Engkau ciptakan dari tanah, sementara saya dari api?” Iblis memandang rendah Adam lantaran dia memandang bentuk wujud Adam yangg terbuat dari tanah, sesuatu yangg menurutnya lebih rendah dari api.

​Sikap setan ini diabadikan dalam firman Allah SWT: ​”Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah Anda kepada Adam,’ maka sujudlah mereka selain Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan dia termasuk golongan orang-orang yangg kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34) ​”Dia (Iblis) menjawab: ‘Aku lebih baik darinya. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.'” (QS. Al-A’raf: 12)

​Di sinilah letak kesalahan fatal iblis. Ia lupa bahwa kemuliaan Adam tidak datang dari materi penciptaannya, melainkan dari ketaatan dan pengetahuan yangg Allah berikan kepadanya. Nabi Adam adalah makhluk pertama yangg dianugerahi pengetahuan pengetahuan, nama-nama segala sesuatu, dan ketaatan yangg kuat. Inilah yangg membuatnya layak menjadi khalifah di muka bumi, bukan bentuk fisiknya.

​Allah SWT menegaskan kemuliaan Adam lantaran pengetahuan yangg diberikan kepadanya: ​”Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lampau berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika Anda memang orang-orang yangg benar!’ Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yangg kami ketahui selain dari apa yangg telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah nan Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.'” (QS. Al-Baqarah: 31-32)

​Sifat materi itu fana dan tak kekal. Harta, jabatan, ketenaran, dan kecantikan fisik, semua itu bakal sirna. Tak ada gunanya jika kita hanya mengejar hal-hal yangg berkarakter sementara. Sebaliknya, ketaatan dan pengetahuan adalah dua perihal yangg kekal dan bakal terus menyertai kita. Iman adalah sinar yangg membimbing hati, sementara pengetahuan adalah jalan yangg menerangi pikiran.

​Rasulullah SAW bersabda, menegaskan bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari kekayaan alias kedudukan, melainkan dari ketakwaan: ​”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan kekayaan kalian, bakal tetapi Allah memandang kepada hati dan kebaikan kalian.” (HR. Muslim)

​Hal ini juga diperkuat oleh sabda Rasulullah SAW tentang keistimewaan orang yangg berilmu:

​”Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah bakal mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

​Para ustadz sepakat bahwa kisah setan ini adalah pelajaran berbobot bagi manusia. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa penolakan setan disebabkan oleh kesombongan dan pandangan rendahnya terhadap Adam. Iblis hanya memandang lahiriah dan asal-usul materi, padahal kemuliaan sejati ada pada ruh dan karunia Allah.

​Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumiddin menekankan pentingnya pengetahuan dan adab sebagai bekal utama manusia. Menurutnya, pengetahuan adalah kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan adab yangg baik adalah gambaran dari keimanan. Tanpa ilmu, ketaatan seseorang bisa rapuh, dan tanpa iman, pengetahuan tidak bakal membawa faedah sejati.

​Maka, jika kita mau menjadi makhluk yangg mulia di hadapan Allah, janganlah mengikuti jejak setan yangg hanya memandang dari sisi materi. Perkuatlah ketaatan dan teruslah menuntut ilmu. Dengan iman, kita bakal mendapatkan ketenangan hati dan ridha Allah. Dengan ilmu, kita bakal bisa membedakan mana yangg baik dan buruk, serta menjalani hidup dengan penuh hikmah.

​Sesungguhnya, kemuliaan sejati manusia bukan terletak pada seberapa banyak hartanya, seberapa tinggi jabatannya, alias seberapa bagus rupanya, melainkan pada ketakwaan, iman, dan pengetahuan yangg dimilikinya. Oleh lantaran itu, mari kita perkuat dua perihal ini agar kita menjadi hamba yangg mulia di mata Allah dan di seluruh jagat raya.

===

Pondok Pesantren Modern Al-Muflihun Temanggung konsentrasi pada kaderisasi ustadz dengan berpijak pada turas islam (kitab kuning) dan pemikiran Islam kontemporer. No kontak: 081328096425

Silahkan salurkan wakaf dan infak Anda untuk pembangunan Pondok melalui LazisMu:

No rek:

BSI: 7890090073

Comments

comments

-->
Sumber almuflihun.com
almuflihun.com