Etika Seorang Murid Kepada Gurunya - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Dalam Islam, hubungan antara siswa dan pembimbing adalah hubungan yangg sangat mulia dan sakral. Guru tidak hanya dipandang sebagai pengajar ilmu, tetapi juga sebagai pewaris para nabi yangg menyebarkan kebenaran dan membimbing umat ke jalan yangg lurus. Oleh lantaran itu, Islam menuntut seorang siswa untuk mempunyai etika yangg tinggi terhadap gurunya. Etika ini tidak hanya mencerminkan adab, tetapi juga merupakan kunci keberkahan pengetahuan yangg dipelajari.

Dasar-dasar Etika Murid dalam Islam

Etika siswa terhadap pembimbing berdasarkan pada Al-Qur’an, Hadis Nabi, dan praktik para ustadz salaf.

1. Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis Nabi

  • Menghormati dan Memuliakan Guru. Al-Qur’an mengajarkan pentingnya menghormati orang-orang yangg berilmu. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yangg beriman, andaikan dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis,’ maka lapangkanlah, niscaya Allah bakal memberi kelapangan untukmu. Dan andaikan dikatakan, ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah, niscaya Allah bakal meninggikan orang-orang yangg beragama di antaramu dan orang-orang yangg diberi pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yangg Anda kerjakan.”.”

Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa orang yangg berilmu mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah, dan oleh lantaran itu, mereka patut dihormati.

Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya menghormati orang yangg lebih tua dan berilmu. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

Artinya: “Bukan dari golongan kami orang yangg tidak menyayangi yangg lebih muda dan tidak menghormati yangg lebih tua.” (HR. Tirmidzi). Guru, yangg biasanya lebih tua dan mempunyai pengetahuan lebih, termasuk dalam kategori yangg wajib dihormati.

  • Rendah Hati dan Taat Sikap rendah hati adalah prasyarat bagi seorang siswa untuk dapat menyerap ilmu. Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS dalam Surat Al-Kahfi menjadi contoh nyata. Meskipun Nabi Musa adalah seorang nabi yangg mulia, beliau tetap bersikap tawadhu’ (rendah hati) di hadapan Nabi Khidir. Nabi Musa berkata:

قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

“Bolehkah saya mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari pengetahuan yangg telah diajarkan kepadamu?” (QS. Al-Kahfi: 66).

Kisah ini menunjukkan bahwa seorang siswa kudu bersikap tunduk dan alim kepada gurunya demi mendapatkan ilmu.

Contoh Praktik Para Ulama Salaf

Para ustadz terdahulu memberikan teladan terbaik dalam beretika kepada guru. Sikap mereka menjadi referensi bagi kita dalam menuntut ilmu.

  • Imam Syafi’i Imam Syafi’i, salah satu pemimpin ajaran terbesar, sangat memuliakan gurunya, Imam Malik. Beliau berkata:

“Aku tidak pernah membalik lembaran kertas di hadapan Imam Malik, lantaran takut suaranya mengganggu beliau.” Sikap ini menunjukkan rasa hormat yangg luar biasa, di mana seorang siswa apalagi menjaga ketenangan agar tidak mengganggu konsentrasi gurunya.

  • Sufyan Ats-Tsauri Seorang ustadz besar berjulukan Sufyan Ats-Tsauri pernah ditanya tentang etika seorang murid. Beliau menjawab:

“Belajarlah etika sebelum belajar ilmu.” Jawaban ini menekankan bahwa etika adalah fondasi yangg lebih krusial daripada pengetahuan itu sendiri, lantaran tanpa adab, pengetahuan tidak bakal berkah.

  • Imam Ahmad bin Hanbal Imam Ahmad bin Hanbal adalah siswa yangg setia kepada Imam Syafi’i. Beliau sering mendampingi gurunya, dan ketika ditanya kenapa beliau melakukan itu, Imam Ahmad menjawab:

“Aku telah menemani Syafi’i selama 30 tahun. Selama itu, saya tidak pernah memandang suatu keburukan darinya, apalagi saya tidak pernah merasa kenyang bersamanya. Kami tidak membahas urusan dunia, selain hanya sesekali. Syafi’i itu orang yangg beradab dan berilmu.” Sikap ini menggambarkan kecintaan dan penghormatan yangg mendalam dari seorang siswa kepada gurunya, yangg menganggap kebersamaan dengan pembimbing sebagai sesuatu yangg sangat berharga.

Etika Praktis Seorang Murid

Selain landasan teologis dan teladan para ulama, ada beberapa etika praktis yangg perlu diterapkan seorang siswa dalam kehidupan sehari-hari:

  • Datang Tepat Waktu dan Bersiap Diri: Murid kudu datang ke majelis pengetahuan lebih awal dan menyiapkan segala sesuatu yangg dibutuhkan, seperti kitab catatan dan perangkat tulis. Hal ini menunjukkan kesungguhan dan penghargaan terhadap waktu guru.
  • Tidak Memotong Pembicaraan: Ketika pembimbing sedang menjelaskan, seorang siswa kudu mendengarkan dengan seksama dan tidak menyela. Jika ada pertanyaan, tunggulah sampai pembimbing selesai berbicara.
  • Bertanya dengan Sopan: Jika ada perihal yangg belum jelas, tanyakanlah dengan kata-kata yangg santun dan penuh adab. Hindari pertanyaan yangg terkesan menguji alias meremehkan.
  • Mendengar dengan Penuh Perhatian: Menatap wajah pembimbing saat beliau berbincang adalah corak penghormatan. Menulis catatan saat mendengarkan juga merupakan langkah untuk menunjukkan kesungguhan dan membantu dalam mengingat materi.
  • Membantu Guru: Jika memungkinkan, tawarkanlah support kepada guru, baik dalam urusan mini maupun besar. Ini menunjukkan rasa hormat dan terima kasih.

Keberkahan Ilmu dan Relasi Murid-Guru

Hubungan antara siswa dan pembimbing dalam Islam tidak sekadar hubungan transaksional antara pemberi dan penerima informasi. Ini adalah hubungan spiritual yangg bermaksud untuk mendapatkan keberkahan. Ketika seorang siswa beradab, hatinya bakal terbuka untuk menerima ilmu, dan pengetahuan yangg masuk bakal menjadi berkah, tidak hanya berfaedah bagi dirinya tetapi juga bagi orang lain. Sebaliknya, pengetahuan yangg diperoleh tanpa etika seumpama air yangg jatuh ke tanah tandus, dia bakal menguap dan tidak menghasilkan buah apa pun.Para ustadz menasihati bahwa etika jauh lebih krusial daripada ilmu. Imam Malik pernah berbicara kepada seorang pemuda dari Bani Hasyim, “Wahai anak saudaraku, pelajarilah etika sebelum engkau mempelajari ilmu.” Nasihat ini begitu mendalam lantaran pengetahuan yangg tidak dihiasi etika hanya bakal menimbulkan kesombongan.

Kesimpulan

Etika seorang siswa terhadap gurunya bukanlah sekadar formalitas, melainkan prinsip esensial dalam Islam yangg menentukan keberkahan dan faedah ilmu. Dengan menghormati, rendah hati, dan beradab kepada guru, seorang siswa tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga meneladani adab mulia yangg diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para ustadz terdahulu. Ilmu yangg diperoleh dengan etika bakal menjadi sinar yangg menerangi kehidupan, baik di bumi maupun di akhirat.

Ponpes Al-Muflihun memberikan kesempatan bagi Anda untuk berzakat, berwakaf dan berinfak untuk keperluan santri dhuafa dan anak yatim yangg mukim di Pondol. Kirimkan biaya Anda melalui LazizMu KLL Ponpes Al Muflihun:

Kirim ke LazisMu KL Ponpes Al-Muflihun

No Rek:

BSI: 7890090073

Comments

comments

-->
Sumber almuflihun.com
almuflihun.com