
Menurut para ustadz hadis, sunah adalah sesuatu yangg diucapkan rasulullah saw, dilakukan dan disetujui oleh beliau. Dari arti ini, para ustadz membagi sunnah menjadi tiga, yaitu: 1) sunah qauliyah (perkataan). 2) sunah fi’liyah (perbuatan). 3) sunah taqririyah (persetujuan).
Di antara contoh sunah qauliyah adalah sabda nabi muhammad saw berikut ini:
1. Hadits keistimewaan belajar dan mengajarkan al quran
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وعَلَّمَهُ
Artinya: “Sebaik-baik Anda adalah orang yangg belajar Al Quran dan mengajarkannya kepada orang lain,” (HR Bukhari).
2. Hadits penyelenggaraan puasa ramadhan
صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَ أَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوْا شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ
Artinya: “Berpuasalah kalian dengan memandang bulansabit dan berbukalah (mengakhiri puasa) dengan memandang hilal. Bila dia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan sya’ban menjadi 30 hari,” (HR Bukhari dan Muslim).
Dua sabda di atas merupakan sabda nabi Muhammad saw. Oleh karenanya, dia disebut dengan sunah qauliyah
Di antara contoh sunah fi’liyah adalah sebagai berikut:
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَرْمِي علَى رَاحِلَتِهِ يَومَ النَّحْرِ، ويقولُ: لِتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُمْ، فإنِّي لا أَدْرِي لَعَلِّي لا أَحُجُّ بَعْدَ حَجَّتي هذِه.
”Aku memandang Rasulullah SAW melemparkan jumrahnya pada hari Nahr (hari raya Idul Adha) dan bersabda, ”Hendaklah kalian pelajari manasik kalian dariku lantaran saya tidak tahu bisa jadi saya tidak bakal bisa melaksanakan haji setelah hajiku ini.” [Hadits shahih di dalam Shahih Muslim no. 1297]
Apa yangg dilihat sahabat dari perilaku rasulullah saw merupakan bagian dari sunah fi’liyah
Contoh lainnya mengenai dengan sabda shalat sebagaimana berikut ini:
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
أنَّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ كانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ، وإذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ، وإذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، رَفَعَهُما كَذلكَ أَيْضًا، وقالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَن حَمِدَهُ، رَبَّنَا ولَكَ الحَمْدُ، وكانَ لا يَفْعَلُ ذلكَ في السُّجُودِ.
Bahwa Rasulullah SAW mengangkat tangannya sejajar dengan pundaknya ketika memulai shalat, ketika takbir untuk rukuk dan ketika bangkit dari ruku Rasulullah SAW juga mengangkat kedua tangannya dengan mengucapkan:
‘SAMI’ALLOOHU LIMAN HAMIDAH ROBBANAA WA LAKAL HAMDU (Allah mendengar siapa saja yangg memuji-Nya. Ya Rabb kami, milik Engkaulah segala pujian) ‘. Beliau tidak melakukan seperti itu ketika bakal sujud.” [Hadits shahih di dalam Shahih Al-Bukhari no. 735].
Contoh sunah taqririyah adalah sabda nabi sebagaimana berikut ini:
عَنْ خاَلِدِ بْنِ الوَلِيْدِ: أَنَهُ دَخَل مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْتَ مَيْمُونَةَ، فَأُتِيَ بِضَبِّ مَحْنَوْذِ، فَأَهْوَى إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ، فَقَالَ بَعْضُ النِسْوَةِ: أَخْبِرُوا رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا يُرِيْدُ أَنْ يَأْكُلَ، فَقَالُوا: هُوَ ضَبٌّ يَا رَسُولَ اللهِ، فَرَفَعَ يَدَهُ، فَقُلْتُ: أَحَرَامٌ هُوَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ فَقَالُ: لَا، وَلَكِنْ لَمْ يَكُنْ بِأَرْضِ قَوْمِي، فأَجِدُنِي أَعَافَهُ» قَالَ خَالِدُ: فَاجْتَرَرْتَهُ فَأَكَلْتَهُ، وَرَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْظُرُ [رواه البخاري].
Artinya: Dijelaskan dalam suatu riwayat, suatu hari Rasulullah SAW disuguhi makanan. Salah satu makanan tersebut adalah daging dab dan beliau pun tidak memakannya.
Kemudian, Khalid bin Walid pun bertanya, “Apakah daging itu haram, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Tidak, tetapi hewan itu tidak terdapat di wilayah kaumku. Makanlah sesungguhnya dia halal.” Maka Khalid berkata, “Segera saya memotongnya dan memakannya, sedangkan Rasulullah SAW melihatku,” (HR Bukhari dan Muslim).
Jika kita memandang pada perihal di atas, sesungguhnya sunah rasulullah saw cakupannya cukup luas. Perilaku sahabat, sekiranya itu menjadi persetujuan rasulullah saw maka dia bagian dari sunnah rasulullah saw.
Hal ini lantaran rasulullah saw tidak bakal tak bersuara ketika memandang kemungkaran. Sekiranya ada perilaku sahabat nabi Muhammad saw yangg bertentangan dengan norma syariat, niscaya rasulullah saw bakal menegur dan meluruskan.
Terkait dengan pujian kepada nabi muhammad saw, sesungguhnya sudah banyak dicontohkan oleh sahabat nabi Muhammad saw. Pujian tersebut seringkali menggunakan bahasa kiasan alias metafora sehingga terkesan melebihkan sesuatu. Pujian bisa berbentuk ungkapan biasa alias kadang berbentuk puisi panjang.
Pujian-pujian tersebut sebagai bentuk ekspresi jujur dari para sahabat. Ia juga bagian dari ungkapan cinta mendalam para sahabat kepada junjungan nabi Muhammad saw.
Di antara bagian dari pujian rasulullah saw terdapat dalam beberapa sabda berikut ini:
1. Barra’ bin Azib
ﻗﺎﻝ: ﺳﺌﻞ اﻟﺒﺮاء ﺃﻛﺎﻥ ﻭﺟﻪ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻣﺜﻞ اﻟﺴﻴﻒ؟ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺑﻞ ﻣﺜﻞ اﻟﻘﻤﺮ “
Barra’ bin Azib ditanya apakah wajah Nabi shalla Allahu alaihi wasallam seperti pedang? Ia menjawab: ” Tidak. Tetapi wajahnya seperti rembulan” (HR Bukhari)
2. Jabir bin Samurah
ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻤﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: «ﺭﺃﻳﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﺿﺤﻴﺎﻥ، ﻓﺠﻌﻠﺖ ﺃﻧﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺇﻟﻰ اﻟﻘﻤﺮ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺣﻠﺔ ﺣﻤﺮاء، ﻓﺈﺫا ﻫﻮ ﻋﻨﺪﻱ ﺃﺣﺴﻦ ﻣﻦ اﻟﻘﻤﺮ»
Jabir bin Samurah berkata: “Aku memandang Rasulullah shalallahu alaihi wasallam di malam yangg terang. Sesekali kulihat wajah Rasulullah, dan sesekali saya memandang rembulan. Nabi memakai kain merah. Ternyata bagiku, Nabi lebih rupawan dibanding rembulan” (HR Tirmidzi)
3. Amr bin Ash berkata:
ﻭﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺃﺣﺪ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻲ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻻ ﺃﺟﻞ ﻓﻲ ﻋﻴﻨﻲ ﻣﻨﻪ، ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺃﻃﻴﻖ ﺃﻥ ﺃﻣﻸ ﻋﻴﻨﻲ ﻣﻨﻪ ﺇﺟﻼﻻ ﻟﻪ، ﻭﻟﻮ ﺳﺌﻠﺖ ﺃﻥ ﺃﺻﻔﻪ ﻣﺎ ﺃﻃﻘﺖ
Tidak ada seorangpun yangg lebih saya cintai dan saya agungkan dibanding Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Aku tidak bisa memenuhi kedua mataku dari Nabi lantaran keagungan beliau. Andaikan saya ditanya tentang sifat Nabi maka saya tidak bakal bisa (HR Muslim).
Selain itu, ada juga yangg berbentuk pujian puisi. Di antaranya adalah syair yangg dikumandangkan oleh Sawad bin Qarib yangg diriwayatkan oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah sebagaimana berikut ini:
ﺛﻢ ﺃﺗﻴﺖ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻓﺈﺫا ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻓﺪﻧﻮﺕ ﻓﻘﻠﺖ: اﺳﻤﻊ ﻣﻘﺎﻟﺘﻲ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ. ﻗﺎﻝ ﻫﺎﺕ ﻓﺄﻧﺸﺄﺕ ﺃﻗﻮﻝ:
Lalu saya datang ke Madinah, rupanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berbareng para Sahabatnya. Aku mendekat dan berkata: “Dengarkan syairku, wahai Rasulullah”. Nabi bersabda: “Silakan”. Aku bersyair:
ﻓﺄﺷﻬﺪ ﺃﻥ اﻟﻠﻪ ﻻ ﺷﺊ ﻏﻴﺮﻩ • ﻭﺃﻧﻚ ﻣﺄﻣﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻏﺎﻟﺐ
Aku bersaksi bahwa sungguh Allah, tiada apapun selain Dia. Sungguh engkau dapat dipercaya di atas semua pemenang (riwayat lain غائب)
ﻭﺃﻧﻚ ﺃﺩﻧﻰ اﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﻭﺳﻴﻠﺔ • ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻳﺎ اﺑﻦ اﻷﻛﺮﻣﻴﻦ اﻷﻃﺎﻳﺐ
Sungguh engkau adalah perantara terdekat kepada Allah di antara para Nabi, wahai putra orang-orang mulia
ﻭﻛﻦ ﻟﻲ ﺷﻔﻴﻌﺎ ﻳﻮﻡ ﻻ ﺫﻭ ﺷﻔﺎﻋﺔ • ﺳﻮاﻙ ﺑﻤﻐﻦ ﻋﻦ ﺳﻮاﺩ ﺑﻦ ﻗﺎﺭﺏ
Jadilah engkau pemberi syafaat kepadaku di hari tidak ada pertolongan, selainmu, yangg diperlukan untuk Sawad bin Qarib
ﻗﺎﻝ ﻓﻔﺮﺡ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺑﻤﻘﺎﻟﺘﻲ ﻓﺮﺣﺎ ﺷﺪﻳﺪا، ﺣﺘﻰ ﺭﺋﻲ اﻟﻔﺮﺡ ﻓﻲ ﻭﺟﻮﻫﻬﻢ.
Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya senang dengan syairku, hingga kebahagiaan terlihat di wajah mereka.
Selain itu, juga ada puisi yangg sangat terkenal dari sahabat Hasan bin Tsabit, sebagaimana berikut ini:
وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنِى
وَأَجْمَلُ مِنكَ لَمْ تَلِدِ النِّسَآءُ
خُلِقْتَ مُبَرَّأً مِنْ كُلِّ عَيْبٍ
كَأَنَّكَ قَدْ خُلِقْتَ كَمَا تَشَآءُ
Tak pernah ada mata yangg pernah melihat
Manusia setampan dirimu
Tak ada wanita yangg melahirkan
Manusia seelok rupamu
Engkau diciptakan bersih dari segala noda
Seakan-akan engkau menciptakan dirimu
Sebagaimana kehendakmu.
Sesungguhnya jika kita buka-buka lagi sastra di era nabi, kita bakal menemukan banyak sekali sastra yangg berisikan pujian kepada nabi Muhammad saw. Sastra tersebut lampau turun temurun ke generasi selanjutnya.
Jika kita merujuk pada makna sunah di atas, maka sesungguhnya memuji rasulullah saw juga bagian dari sunnah. Pujian tersebut bisa menggunakan bahasa Arab, Indonesia alias bahasa lainnya. Prinsip utamanya adalah memuji Rasulullah saw sebagai bentuk rasa cinta.
Silahkan ekspresikan kecintaan Anda kepada rasulullah saw sesuai dengan kemauan dan bahasa Anda. Sanjungan Anda kepada baginda Nabi merupakan bentuk cinta Anda. Ia pun bagian dari sunah nabi Muhammad saw. Wallahu a’lam
+++++++++
Ponpes Al-Muflihun memberikan kesempatan bagi Anda untuk berzakat, berwakaf dan berinfak untuk pembangunan ruang kelas baru santri. Kirimkan biaya Anda melalui LazizMu KLL Ponpes Al Muflihun:
Bank Syariah Indonesia (ex. BSM – Kode Bank 451)
7730 5030 77
(An KLL Ponpes Al Muflihun Zakat)
Comments
comments
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·