Klasifikasi Sifat 20

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Prie tegese ngimanake baginda Allah. Tegesipoen ngimanaken Gusti Allah poeniko ngestokaken saestonipoen Goeti Allah poenika kagongan sifat 41, kaperang dados tiga: 2. sifat wadjib, 2. sifat mochal 3. sifat djaiz.

Sifat wadjib 20, sifat mochal 20 poenika kaperang dados sekawan, 1. Sifat nafsiyah 2. Sifat salbijah, 3. sifat maani. 4. Sifat ma’nawiyah

-+—-

Bagaimana beragama kepada Allah. Iman kepada Allah maknanya adalah berkeyakinan bahwa Allah swt mempunyai sifat 41 yangg dibagi menjadi 3 ialah 1) sifat wajib, 2) sifat mustahil 3) sifat jaiz.

Sifat wajib ada 20, sifat mustahil ada 20 dan sifat jaiz ada 1.

Kemudian sifat-sifat tadi dibagi 4 yaitu:

1. Sifat nafsiyah. 2. Sifat salbiyah. 3. Sifat maani. 4. Sifat ma’nawiyah

-+++++

Para ustadz kalam asyari mutaakhirin, umumnya mengelompokkan sifat 20 menjadi 4 bagian, sebagai berikut:

1.Sifat Nafsiyah, ialah sifat yangg mengenai erat dengan Dzat Allah. Ia berasosiasi dengan keberadaan Tuhan di alam raya ini. Sifat nafsani menunjukkan bahwa bentuk di alam alam raya, mengharuskan adanya bentuk tunggal yangg tiada pemisah dan tak bermula. Wujud tunggal itu adalah Sang Pencipta, Allah ta’ala.  Sifat nafsaniyah itu hanya ada satu, ialah wujud.

2.Sifat Salbiyah, ialah sifat yangg meniadakan dan menafikan bahwa di jagat raya ini, ada mahluk yangg mempunyai sifat sama dengan Allah.  Ia adalah ialah sifat yangg tidak mungkin dimiliki oleh selain Allah SWT.

Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu: qidâm, baqâ’, mukhâlafatu lil hawâditsi, qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat.

3.Sifat Ma’ani, ialah sifat- sifat absurd yangg wajib ada pada Allah. Ia adalah sifat-sifat alias makna yangg memandang pada unsur dan merupakan kesempurnaan bagi zat. Ia mengenai erat dengan kehendak, keahlian dan pengetahuan Allah terhadap segala sesuatu di alam raya. Sifat maani tersebut, ada tujuh ialah qudrat, irâdat, ‘ilmu, hayât, sama’, bashar, kalam.

4. Sifat Ma’nawiyah, adalah sifat yangg kudu ada, yangg terikat dengan sifat ma’ani. Sifat ma’nawiyah tidak dapat berdiri sendiri. Ia wujdu lantaran ada sifat ma’ani itu. Ia menjadi penjelas dan kelaziman dari sifat ma’ani. Ia menjadi sifat tsabitah yangg menetapkan sifat yangg tujuh.

Karena dia mengenai dengan sifat ma’ani yangg jumlahnya ada tujuh, maka ma’nawiyah juga jumlahnya ada tujuh, ialah qadiran, muridan, aliman, sam’an, basiran dan mutakalliman.

Selanjutnya, para ustadz kalam asyari merumuskan sifat mustahil bagi Allah, ialah segala sesuatu yangg menunjukkan kekurangan dan ketidakmahakuasaan Allah. Sifat tersebut, merupakan kebalikan dari sifat duapuluh itu. Maka jika dijumlahkan menjadi 40 sifat. 20 sifat wajib dan 20 sifat mustahil. Kemudian ditambah satu sifat jaiz bagi Allah, ialah kehendak allah untuk melakukan alias mewujudkan sesuatu. Dengan demeikian, sifat-sifat tadi menjadi 41 sifat.

Dengan demikian, ada tiga pembagian sifat Allah di madzhab Asyari, ialah wajib, mustahil dan jaiz. Ketiga sifat tadi, memberikan dua kepercayaan krusial bagi seorang mukallaf ialah pertama, meyakini bahwa Allah sudah dipastikan mempunyai sifat kesempurnaan. Kedua, suatu kepastian bahwa allah ta’ala mustahil mempunyai sifat kekurangan. Ketiga, bahwa Allah boleh saja melakukan alias meninggalkan segala perihal yangg bersifatnya jaiz (mumkin), seperti menghidupkan manusia dan membinasakannya.

Sekali lagi bahwa dua puluh sifat tadi, bukan merupakan batas bagi sifat Allah. Bagi madzhab Asyari, sifat Allah tidak terbatas sesuai dengan kesempurnaan Allah yangg tak terbatas. Penyebutan sifat dua puluh, sekadar untuk memudahkan bagi para penuntut pengetahuan dalam memahami sifat-sifat Allah. Hal ini sesuai yangg disampaikan oleh Imam Sanusi dalam Syarh Umm al-Barahain sebagai berikut:

(ص) )فَمِمَّا يَجِبُ لِمَوْلاَنَا جَلَّ وَعَزَّ عِشْرُوْنَ صِفَةً( (ش) أَشَارَ بِمِنْ التَّبْعِيْضِيَّةِ إِلَى أَنَّ صِفَاتِ مَوْلَانَا جَلَّ وَعَزَّ الْوَاجِبَةَ لَهُ لَا تَنْحَصِرُ فِيْ هَذِهِ الْعِشْرِيْنَ، إِذْ كَمَالَاتُهُ تَعَالَى لَا نِهَايَةَ لَهَا، لَكِنْ الْعَجْزُ عَنْ مَعْرِفَةِ مَا لَمْ يَنْصُبْ عَلَيْهِ دَلِيْلٌ عَقْلِيٌّ وَلَا نَقْلِيٌّ لَا نُؤَاخِذُ بِهِ بِفَضْلِ اللهِ تَعَالَى

Sifat wajib bagi Allah, adalah dua puluh sifat. Beliau menggunakan huruf مِنْ tab’idiyah untuk menunjukkan, bahwa sifat-sifat wajib bagi Allah–Jalla wa ‘Azza–tidak terbatas pada 20 sifat ini. Hal ini lantaran kesempurnaan-Nya tidak terbatas, namun ketidakmampuan mengetahui sifat-sifat yangg tidak dijelaskan oleh dalil ‘aqli dan naqli, tidak dibebankan kepada kita untuk mengetahuinya, dengan karunia Allah.

Dalam kitab Ad-Duru al-Farid Fi Aqa`idi karangan Imam Ahmad bin Sayyid Abdurrahman an-Nahrawi dikatakan sebagai berikut:

فمما يجب لله تعالى عشرون صفة واجبة

“Dan sebahagian dari sifat yangg wajib bagi Allah adalah dua puluh sifat yangg wajib”.

Selain itu, sifat-sifat tadi, nama dari sifat-sifat Allah meruoakan tauqifi dan berdasarkan pada dalil yangg qat’i tsubut dan dilalah, bukan berasas pada pemikiran ulama. Karena dia mengenai dengan urusan akidah, maka penamaan sifat-sifat Allah tetap kudu berasas kepada dalil qat’i. Oleh lantaran itu, tidak dibolehkan memberikan nama Allah yangg tidak disebutkan dalam nas.

Sesuatu kewenangan yangg kudu dipahami adalah bahwa kata wajib, bukan wajib seperti dalam pengetahuan ushul fikih. Wajib di sini maksudnya adalah sesuatu yangg kudu ada pada Allah. Kebalikan dari wajib adalah mustahil, ialah sesuatu yangg tidak layak dan tidak mungkin ada pada Allah. Definisi wajib dan mustahil tersebut, berbeda dengan kata wajib dalam pengetahuan ushul fikih yangg merupakan suatu tanggungjawab yangg kudu dilaksanakan oleh seorang mukallaf. Kebalikan dari wajib dalam ushul fikih adalah haram, ialah perbuatan yangg tidak boleh dilakukan oleh seorang mukallaf.

Karena pembahasan kita bukan mengenai dengan ushul fikih, namun pengetahuan kalam, maka kata wajib kudu dipahami sebagai ungkapan yangg digunakan dalam pengetahuan kalam, dan bukan dalam istilah pengetahuan ushul fikih. Wallahu a’lam

+++++++++

Syarah aqaidul iman: R Haiban Hadjid

….

Ponpes Al-Muflihun memberikan kesempatan bagi Anda untuk berzakat, berwakaf dan berinfak untuk pembangunan ruang kelas baru santri. Kirimkan biaya Anda melalui LazizMu KLL Ponpes Al Muflihun:

Bank Syariah Indonesia (ex.  BSM – Kode Bank 451)

7730 5030 77

(An KLL Ponpes Al Muflihun Zakat)

-->
Sumber almuflihun.com
almuflihun.com