
Kuala Lumpur — Pada 26 Juni 2025 dihelatlah Simposium “Anchoring ASEAN’s Future in Shared Wisdom: empowering communities for an inclusive and sustainable civilisation” Dalam acara yang diadakan di TAMU Hotel & Suites, Kampung Baru, Kuala Lumpur ini hadir pula pelbagai pihak, di antaranya Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.
Sebagai perwakilan dari PPA, Dr. Tri Hastuti, M. Si, menyampaikan penyajiannya yang bertajuk “Strenghtening Multi-Stakeholder Partnership for Community Empowerment in ASEAN.” Berikut ini adalah beberapa poin penting dalam penyajiannya
Masalah
- Beberapa negara ASEAN berjuang dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat dan tingkat kemiskinan yang tinggi, yang dapat menghambat pembangunan dan stabilitas termasuk kesenjangan tingkat pendapatan.
- Ekonomi ASEAN rentan terhadap tren ekonomi global, ketegangan perdagangan, dan gangguan rantai pasokan.
- Negara-negara ASEAN menghadapi tantangan dalam menyediakan layanan kesehatan yang memadai, terutama di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
- Rendahnya tingkat partisipasi perempuan dan kelompok minoritas dalam proses pengambilan keputusan publik.
- Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak belum mendapat perhatian serius.
- Angka putus sekolah di sejumlah negara ASEAN serta kendala adaptasi teknologi baru seperti kecerdasan buatan.
- Negara-negara ASEAN sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, termasuk naiknya permukaan air laut, peristiwa cuaca ekstrem, dan kerusakan lingkungan.
- Negara-negara ASEAN menghadapi hubungan geopolitik yang kompleks, termasuk ketegangan antara AS dan Tiongkok, yang dapat memengaruhi stabilitas regional.
Nilai dan Kearifan Lokal
- Gotong royong, sebagai semangat kemasyarakatan, menekankan saling membantu dan bekerja sama. Semangat dalam Islam seperti infaq, shadaqah, zakat, wakaf, taawun.
- Keterkaitan manusia dengan lingkungan.
- Menghormati orang yang lebih tua, menghargai kearifan dan pengalaman generasi yang lebih tua.
- Spiritualitas dan menekankan keseimbangan dan harmoni dengan alam.
Inklusivitas dan Kesinambungan
- Keberagaman merupakan kekayaan yang harus dirayakan bersama dan merupakan hukum alam (sunnatulah).
- Pembangunan tidak boleh meninggalkan seorang pun, tidak ada seorang pun yang tertinggal berdasarkan identitasnya.Fakta bahwa umat Islam di negara-negara ASEAN tidaklah sama kedudukannya (minoritas-mayoritas).Memberikan ruang partisipasi bagi seluruh warga negara dalam pembangunan merupakan pemenuhan hak asasi manusia.Pembangunan berkelanjutan terdiri dari 3 aspek yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
- Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan jangka panjang, yang mencakup kurun waktu antargenerasi dan berupaya menyediakan sumber daya yang cukup dan lingkungan yang sehat sehingga dapat mendukung kehidupan.
Peran LSM
- Inisiatif yang dipimpin masyarakat dapat berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, mendorong perubahan positif dari bawah ke atas.
- Pengetahuan lokal, masyarakat memiliki pengetahuan mendalam tentang kebutuhan, tantangan, dan konteks spesifik mereka.
- Relevansi budaya: solusi yang digerakkan oleh masyarakat cenderung lebih peka terhadap budaya dan efektif.
- Keterlibatan masyarakat memberdayakan individu dan kelompok untuk mengambil kepemilikan atas pengembangan dan solusi mereka.
- Inisiatif yang dipimpin oleh masyarakat cenderung lebih berkelanjutan karena didorong oleh komitmen dan sumber daya local.

Dukungan Kaum Cendekiawan
- Melaksanakan penelitian tentang pembangunan berkelanjutan, inklusi sosial, dan keberagaman budaya.
- Analisis dan rekomendasi kebijakan: Memberikan rekomendasi kebijakan berbasis bukti kepada pemerintah dan pemangku kepentingan.
- Menawarkan program pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi masyarakat, pemerintah, dan organisasi.
- Memfasilitasi dialog dengan menyelenggarakan forum, lokakarya, dan konferensi untuk memfasilitasi dialog dan berbagi pengetahuan.
- Mengidentifikasi dan mempromosikan praktik terbaik dalam pembangunan berkelanjutan dan pembangunan masyarakat yang inklusif.
- Menguatkan suara dan perspektif masyarakat yang terpinggirkan.
- Membangun kemitraan antara akademisi, pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk mendorong solusi kolaboratif.
- Menghargai keberagaman dan warisan budaya.
- Berusaha mencapai tujuan bersama, seperti pembangunan berkelanjutan dan inklusi sosial (tujuan bersama).
- Membina dialog yang transparan dan jujur.
- Membangun kepercayaan melalui upaya kolaboratif.
- Mempromosikan pemahaman lintas budaya.
- Inklusivitas, memastikan partisipasi semua pemangku kepentingan (perempuan, kelompok minoritas, penyandang disabilitas, pemuda, lansia, kelompok terpinggirkan).
- Keberlanjutan: Memprioritaskan keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Strategi
- Menetapkan kerangka kerja seperti Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC) untuk mendorong kerja sama.
- Berbagi Pengetahuan: Bertukar praktik terbaik, keahlian, dan pengalaman di antara negara-negara anggota.
- Peningkatan Kapasitas melalui penyediaan program pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi pemerintah, masyarakat sipil, dan masyarakat.
- Mengembangkan kebijakan yang menjawab kebutuhan kelompok-kelompok terpinggirkan, seperti perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
- Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): Menyelaraskan rencana pembangunan nasional dengan SDGs untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
- Memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan, mendukung perempuan, pemuda, dan populasi rentan.
- Memperkuat masyarakat sipil, membina kemitraan antara pemerintah, LSM, dan kelompok masyarakat.
- Memanfaatkan teknologi, memanfaatkan platform digital untuk kolaborasi, berbagi pengetahuan, dan keterlibatan masyarakat.
Tantangan
- Mengelola konteks budaya, bahasa, dan ekonomi yang beragam.
- Mengatasi perbedaan bahasa untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif.
- Menyelaraskan berbagai prioritas dan kepentingan nasional.
- Mengatasi keterbatasan sumber daya dan kapasitas.
- Mengelola dinamika kekuasaan dan memastikan partisipasi yang setara.
- Koordinasi dan kerja sama untuk memastikan koordinasi dan kerja sama yang efektif.
MPI PCIM Malaysia
3 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·