Pengukuhan Pengurus PCIM-PCIA Malaysia 2023–2025 - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

Meski Kuala Lumpur dan sekitarnya sempat diguyur hujan sangat lebat di malam sebelumnya, pada pagi 4 Juni 2023, PCIM-PCIA Malaysia sukses menggelar pengukuhan pengurus barunya untuk periode pengkhidmatan 2023–2025 dan tabligh akbar, dengan tema “Pribadi Berkemajuan Mencerahkan Peradaban.” Acara ini digelar di Bangunan Wadi Budi, International Islamic University Malaysia, Gombak, Selangor.

Acara ini dihadiri oleh sekitar 600 orang, termasuk di antaranya pengurus PCIM dan PCIA Malaysia, segenap warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se-Malaysia, yang berkhidmat dalam 10 PRIM dan 5 PRIA. Di samping itu hadir pula Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. dan Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Dr. Siti Aisyah, M.Ag., yang kelak mengukuhkan pengurus terpilih

Hadir pula tamu Prof. Ir. Dr. Waluyo Adi Siswanto
(Rektor Universitas Muhammadiyah Malaysia [UMAM]), Bapak Aznan M. Sani (Corporate Advisor Chulia Group), para ketua umum atau perwakilan dari organisasi masyarakat Indonesia di Malaysia, dan juga para ketua atau perwakilan partai politik Indonesia di Malaysia.

Setelah dibuka dengan pembukaan ayat suci Al-Qur’an dan pelantunan mars Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, naiklah ke panggung para siswi Sanggar Belajar Kampung Baru, Kuala Lumpur untuk membawakan lagu “Panggilan Jihad”.

Selepas itu, adalah saatnya ketua panitia Pengukuhan Pengurus PCIM-PCIA Malaysia 2023–2025, Ust. Ahmad Fathoni, Lc., M.A. memberikan beberapa patah kata perihal persiapan penyelenggaraan pengukuhan dan tabligh akbar ini.

Dalam sambutannya memaparkan kesitimewaan PCIM-PCIA Malaysia berbanding PCIM-PCIA lainnya, bahwasannya sebagian besar warganya adalah pekerja migran. Selain itu, dia juga penyelenggaran pengukuhan ini memang cukup jauh dan melelahkan lantaran memang sempat tertunda beberapa kali.

Kemudian Ketua PCIA Malaysia Silmi Fitri, S.S. pun naik dan menyatakan keinginannya untuk mengembangkan amal usaha, meningkatkan ekonomi warga dan memberikan skill yang memberdayakan.

Oleh karenanya, menurutnya ke depannya PCIA Malaysia akan mendirikan rumah sehat dan rumah pintar untuk warga Muhammadiyah-‘Aisyiyah pada khususnya dan warga Malaysia pada umumnya.

Mengingat bahwa menjadi warga PCIA di perantauan itu bukanlah hal yang mudah, dia pun memohon dukungan dari PCIM Malaysia, PP Muhammadiyah, juga PP ‘Aisyiyah sehingga dapat maju dan berlari, tak tergilas oleh perubahan.

Selanjutnya adalah giliran Ketua PCIM Malaysia Muhammad Ali Imran, Lc., M.A. menyampaikan sekapur sirih. Dalam kesempatan ini dia menyatakan bahwa, sehubungan dengan usianya yang sudah melewati 10 tahun, sudah saatnya PCIM Malaysia memiliki Rumah Dakwah Muhammadiyah Malaysia (RDMM).

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo yang telah menyumbang dana sebesar 1 milyar Rupiah, dan mengingatkan warga Muhammadiyah-‘Aisyiyah Malaysia untuk menggalang dana guna menambah dana yang ada sehingga RDMM dapat segera terealisasi.

Di samping itu, Ali Imran juga membentangkan bahwa dalam banyak hal warga PCIM dan PCIA masih sering berjalan bersama, oleh karenanya dia juga mengingatkan agar segenap warga memiliki karakter kemajuan sehingga dapat berperan dalam peradaban di hadapan.

Setelah ditampilkannya hiburan berupa tari-tarian yang dibawakan oleh para siswa-siswi Sanggar Belajar Kepong yang dikelola oleh PCIM Malaysia, acara berlanjut dengan pengukuhan pengurus PCIM dan PCIA Malaysia periode pengkhidmatan 2022–2025 masing-masing oleh dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. dan Dr. Siti Aisyah, M.Ag.

Kemudian, dimulailah tabligh akbar, yang dibuka oleh pencerahan dari Dr. Siti Aisyah, M.Ag. Dalam ceramahnya, dia menunjukkan fakta sejarah bahwa jauh sebelum Indonesia dan Malaysia berdiri sudah banyak orang-orang dari daerah-daerah yang kini membentuk Indonesia hijrah ke Malaysia, itulah mengapa kedua negara disebut serumpun.

Siti Aisyah juga menambahkan bahwa orang-orang itulah, termasuk di antaranya adalah warga PCIM dan PCIA Malaysia, yang punya peranan penting dan straregis dalam memperkuat dakwah mencerahkan semesta dan turut mewarnai peradaban Islam berkemajuan.

Dia juga optimis bahwa PCIM PCIA di seluruh dunia dapat menginspirasi perempuan Muslim pada umumnya untuk bersama-sama berdakwah, memajukan perempuan, serta mewujudkan kehidupan yang maju, adil, makmur, bertakwa, dan berdaulat.

Sebagai penutup ceramahnya, dia berharap PCIM dan PCIA Malaysia dapat bertambah kuat, pesat, semangat, luas jaringan pencerahannya.

Setelah diselingi oleh pertunjukan silat yang dibawakan oleh pesilat-pesilat cilik Tapak Suci yang merupakan siswa-siswi Sanggar Belajar Kampung Baru, Kuala Lumpur, adalah giliran dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. untuk memberikan pencerahan.

Dalam pembukaannya, Agus sangat mengapresiasi Malaysia sebagai ruang hidup yang luar biasa bagi Muhammadiyah, bahwasannya “Muhammadiyah lahir di Jogja, berkembang di Padang, besar di Makassar, mendunia lewat Malaysia.”

Kesan yang ditangkapnya itu tentu erat kaitannya dengan kiprah PCIM Malaysia yang memang istimewa. Dalam pada itu, PP Muhammadiyah akan mendukung cita-cita PCIM Malaysia untuk memiliki rumah dakwah: “segera, jangan lima puluh tahun lagi,” katanya.

Agus juga berpesan agar PCIM dapat menjadi wadah silaturahmi bagi warga Indonesia di luar negeri, sebab tugas utama dan pertama PCIM adalah menjalin ikatan sesama warga dan komunitas Indonesia di sana.

Di samping itu, menurutnya, PCIM juga memiliki tugas menjadi duta bangsa dan persyarikatan, serta memberi manfaat kepada sekalian umat. Dia juga menambahkan bahwa berita kemajuan Persyarikatan (PCIM) di luar negeri sebetulnya menambah kebahagiaan dan memberi semangat warga Muhammadiyah di dalam negeri.

Di penghujung ceramahnya, Agus menekankan bahwa Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mendorong adanya pemilu yang bermoral baik dan luhur, dan tiada menghendaki pemilu memicu segmentasi dan perpecahan yang semakin dahsyat.

Sejurus dengan itu, dia mengingatkan agar warga bersikap dewasa dalam hal politik dan melarang mengatasnamakan Muhammadiyah untuk kepentingan politik, sekaligus mendorong warga Muhammadiyah untuk menggunakan hak pilihnya.

Sesi berikutnya adalah sosialisasi Pemilu 2024 yang dibawakan oleh Betty Epsilon Idroos, M.Si. yang merupakan anggota Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. Dia menyampaikan bahwa Pemilu 2024 di Malaysia akan diselenggarakan pada 11 Februari 2024, mendahului pemilu di Indonesia yang akan digelar pada 14 Februari 2024.

Selanjutnya dia juga membentangkan partai politik peserta pemilu, kendati calon presiden dan wakil presiden baru akan didaftarkan pada Oktober 2023.

Selain itu dia juga mendorong semua warga Negara Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya, mengingat WNI di Malaysia membentuk sepertiga dari keseluruhan ekspatriat WNI di dunia.

Akhirnya, acara pengukuhan dan tabligh akbar pun ditutup oleh doa Ketua PCIM Malaysia periode 2015–2022, Assoc. Prof. Sonny Zulhuda.

MPI PCIM Malaysia

-->
Sumber pcimmalaysia.org
pcimmalaysia.org