UMM dan Warga NTT Terus Bergandengan Tangan Atasi Stunting - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 3 hari yang lalu

UMM dan Warga NTT Terus Bergandengan Tangan Atasi Stunting

Kampus UMM terus menekan stunting di NTT melalui program guru besar penggerak masyarakat. Foto: dok.UMM

MAKLUMAT – Program Profesor Penggerak Masyarakat (PPM) dari Universitas Muhammadiyah Malang menegaskan peran kampus dalam menjawab persoalan di lapangan. Sejak awal Oktober, tim yangg dipimpin Prof. Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep menjejak Desa Nusa, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Yakni wilayah yangg selama ini bergulat dengan tingginya angka stunting.

Namun, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak datang sekadar memberi penyuluhan kesehatan. Melalui program ini, tim PPM berupaya membangun kesadaran, menggerakkan masyarakat, dan memperkuat daya tahan sosial penduduk desa.

Pendekatannya tak berakhir di gizi dan tumbuh kembang anak. Di dalamnya juga menyentuh akar persoalan seperti kesiapan air bersih. Persoalan ini kerap luput dari perhatian dalam upaya mengatasi stunting.

“Program ini bukan soal kesehatan, tapi gimana masyarakat punya daya untuk berubah. Kami bekerja sama dengan BKKBN, pemerintah desa, dan kecamatan untuk menemukan sumber-sumber air baru,” ujar Yoyok di sela kegiatan.

UMM memetakan tiga kluster utama dalam programnya. Pertama adalah kader kesehatan dan BKKBN, kedua golongan ayah, kemudian golongan ibu tangguh.

Masing-masing kluster mempunyai rancangan dengan pendekatan berbeda. Namun mempunyai satu tujuan, memutus stunting dengan melibatkan seluruh komponen keluarga.

Pendekatan Orang Tua Bangun Keluarga Mandiri

Pada golongan ibu, misalnya, tim UMM membangun keyakinan diri agar para ibu tidak pasrah menghadapi kondisi anak stunting. Melalui inisiatif berjudul “Ibu Tangguh dengan Keluarga Stunting,” para ibu diajak berdiskusi.

Setidaknya para ibu bisa berbagi pengalaman, sekaligus belajar berbareng langkah merawat anak dengan gizi seimbang, serta menjaga sanitasi rumah tangga.

“Sering kali ibu-ibu merasa tidak berdaya. Kami mau menumbuhkan kepercayaan bahwa mereka bisa mengubah situasi. Setidaknya dari family sendiri,” jelas Yoyok.

Sementara itu, peran ayah menjadi aspek yangg tidak kalah penting. Selama ini, ayah melekat hanya sebagai pencari nafkah. Padahal, keterlibatan mereka dalam pengasuhan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak.

Peran Ayah Menekan Stunting di Keluarga

Melalui program PPM, para ayah didorong lebih aktif mendampingi anak dan ikut dalam aktivitas posyandu maupun penyuluhan keluarga.

Inisiatif ini mendapat respons hangat dari masyarakat setempat. Salah satu penduduk Desa Nusa mengaku berterima kasih atas kehadiran tim UMM yangg membawa perubahan.

“Program ini menyenangkan dan bermanfaat. Kami belajar banyak hal, bisa melanjutkan pendampingan di posyandu, membantu ibu hamil, ibu nifas, dan anak-anak stunting. Semoga aktivitas ini terus bersambung untuk kebaikan desa kami,” katanya.

Di tengah kompleksitas persoalan stunting di NTT, mulai dari keterbatasan sumber air, gizi, hingga edukasi keluarga, kehadiran UMM memberi warna baru. Bukan hanya memberi solusi teknis, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa perubahan bisa berasal dari masyarakat sendiri.

-->
Sumber MaklumatID
MaklumatID