Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah kali ini mengadakan obrolan seputar dinamika wanita dan golongan rentan di masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan demi menggalakkan Pengarusutamaan GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion) di tengah-tengah masyarakat, utamanya di lingkup persyarikatan.
Wawan Gunawan selaku narasumber pada obrolan kali ini menjelaskan dinamika tersebut dari perspektif maqashid syari’ah. Beberapa kali personil Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menekankan bahwa Muhammadiyah berbareng ‘Aisyiyah selalu mendukung partisipasi inklusif yangg melibatkan semua pihak. “Dalam Adabul-Mar’ah fi al-Islam sudah ditekankan bahwa laki-laki dan wanita itu setara. Perempuan boleh menjadi personil legislatif, kepala rumah sakit, alias apalagi hakim.”
“Rasulullah tidak pernah melarang wanita untuk menjadi pemimpin,” Ia berbicara tegas. “Hadis yangg menyatakan bahwa negeri yangg dipimpin wanita pasti hancur itu sebenarnya ada konteksnya. nan dimaksud bukan wanita secara umum, tetapi wanita yangg tidak andal malah diangkat jadi pemimpin. Realitas politik tersebut terjadi di Bangsa Farsi pada masa itu.” jelas Wawan.
Baca Juga: Fikih Difabel: Perspektif Keadilan dan Kemanusiaan dalam Islam
Tidak lupa, dia juga mengingatkan pesan KH Ahmad Dahlan kepada seluruh wanita yangg beragama kepada Allah dan Rasul-Nya. “Kiai Dahlan sudah sejak dulu mengingatkan, jangan sampai peranmu di dapur mengganggu peranmu di tengah-tengah umat. Meskipun sekarang pernyataan tersebut bisa dianggap bias gender, namun merupakan sebuah kemajuan untuk selevel ustad pada masa itu.”
Tidak hanya tentang perempuan, Wawan juga bicara soal inklusi sosial. Menurutnya, dalam Islam semua pihak wajib berperan-serta dan berkontribusi untuk umat. Hal ini tentunya telah dicontohkan oleh Rasulullah saw kepada para sahabatnya. “Bisa dilihat dari beberapa sahabat yangg tidak sanggup turun langsung ke medan perang seperti Usman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf, mereka berkontribusi dengan hartanya untuk mendanai perang.” tandas Wawan. (-lsz)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·