Pendidikan Pesantren sebagai Pilihan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

 Lintasjatim.com

Sc: Lintasjatim.com

Menjelang tahun aliran baru adalah masa sibuk bagi orang tua yangg bakal memasukkan anaknya ke sekolah baru, baik untuk tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, maupun sekolah menengah atas. Melepaskan anaknya ke suatu sekolah berfaedah menitipkan tanggung jawab agar anaknya bisa berkembang secara optimal baik dari segi intelektualitasnya maupun kepribadiannya.

Salah satu pilihan yangg banyak diminati oleh orangtua beberapa tahun belakangan ini, terutama untuk tingkat sekolah menengah pertama adalah pendidikan pesantren, yangg juga disebut sebagai Islamic Boarding School, ialah sekolah yangg menyediakan pondok bagi siswanya, sekaligus sebagai tempat pendidikan kepercayaan Islam secara intensif.

Kini banyak pesantren alias Islamic Boarding School yangg mengajarkan materi umum sesuai dengan kurikulum yangg semestinya dan materi kepercayaan Islam yangg diberikan secara intensif. Dengan memasukkannya ke pendidikan pesantren, maka para orang tua berambisi di samping anak memperoleh materi umum secara baik juga memperoleh materi kepercayaan Islam lebih intensif yangg dapat menjadi modal untuk mempunyai pribadi beradab mulia.

Bahkan jika di pesantren terdapat pengarahan menghafal Al-Quran maka orang tua juga berambisi agar anaknya juga bisa menjadi penghafal Al-Quran (hafidz), Lebih dari itu lantaran anaknya tinggal di pesantren maka kepribadiannya bakal berkembang dengan baik di bawah pengarahan pengelola pesantren, serta terhindar dari pengaruh pergaulan anak remaja yangg negatif.

Menerima tanggung jawab untuk mendidik siswa/santri yangg juga tinggal di asrama, berfaedah pihak sekolah alias pesantren mempunyai tanggung jawab penuh terhadap perkembangan jiwa dan raga dari para santri yangg sedang memasuki masa kehidupan yangg krusial bagi masa depan mereka.

Masa remaja adalah masa di mana semua aspek jiwa dan raga para santri di suatu pesantren sedang berkembang secara pesat, ialah dari unsur intelektualitas dan motivasinya, daya sosial dan emosionalnya, kesadaran nilai moral alias akhlak, dorongan seksual, serta perkembangan biologis alias fisiknya.

Bila pada masa remaja, semua aspek jiwa dan raganya bisa berkembang secara optimal yangg dilandaskan pada nilai moral alias adab yangg betul sesuai dengan nilai-nilai Islam maka para santri bakal mempunyai modal pribadi yangg kuat sebagai dasar memasuki kehidupan di masa dewasa kelak.

Oleh lantaran itu suatu pesantren kudu bisa menyiapkan sarana dan prasarana yangg memadai serta mempunyai para pendamping santri, baik dari pihak para pembimbing dan/atau para pembina di pondok yangg bisa mengarahkan dan memantau perkembangan para santrinya.

Berbagai strategi yangg tepat perlu disiapkan dan dilaksanakan oleh pihak pesantren agar para santrinya mempunyai modal pribadi muslim yangg utuh dan kuat, baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun pendidikan di asramanya, dan salah satunya adalah pendekatan integratif.

Baca Juga: Parenting Remaja: Orang Tua Sahabat Remaja

Dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun di pondok pendekatan integratif dapat dilaksanakan dengan mengintegrasikan atara pengetahuan umum dan materi kepercayaan Islam yangg diajarkan serta dibimbingkan oleh para pembimbing yangg memang sudah menguasai pendekatan integratif dalam proses pembelajaran.

Dengan menggunakan pendekatan integratif maka para santri bakal mempunyai keahlian berfikir secara utuh dan menyatu. Tidak memisahkan antara pengetahuan umum dan pengetahuan kepercayaan yangg sedang dipelajari, Proses pembelajaran juga perlu menggunakan strategi yangg mendorong siswa bisa berfikir cerdas, kreatif, dan dapat menangkap hikmah pada pengetahuan yangg dipelajarinya sehingga bisa menangkap keagungan Allah Swt.

Sedangkan dalam pembinaan di pondok pihak sekolah alias pesantren bisa menggunakan beberapa pengganti pendekatan yangg sesuai untuk proses pembentukan kepribadian muslim yangg utuh melalui proses hubungan dengan pembimbing pembina asrama, antar kawan seasrama, serta melalui proses pelaksa naan disiplin pada patokan yangg telah disiapkan.

Hubungan dengan pembimbing pembina pondok (musyrif) bakal menimbulkan rasa kondusif terutama pada santri baru yangg baru terlepas dari hubungan dekat dengan orang tuanya. Oleh lantaran itu pembimbing pembina pondok perlu bersikap mendekat dan melindungi dengan style dan bahasa yangg lebih luwes tapi tetap berkarisma sehingga para santri, terutama santri baru merasa nyaman tinggal di pondok meski terpisah dari orang tuanya.

Guru pembina pondok kudu bisa menjadi tempat mengeluh alias “curhat” dan menjawabnya dengan bijak Guru pembina pondok juga bisa menjadi pujaan alias model pembentu- kan kepribadian para santri yangg tinggal di pondok terkait.

Guru pembina pondok juga perlu berkedudukan sebagai pem- bina perkembangan kepribadian para santri. Mengamati dan mendorong semangat belajar dari para santri juga menjadi bagian dari tugas para pembimbing pembina pondok agar mereka dapat berprestasi secara baik dalam menempuh pembelajaran di pesantren.[7/24]  (Susilaningsih)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id