Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jawa Tengah Dihadiri Sederet Tokoh Nasional - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Foto : Suasana pembukaan musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah Jawa Tengah Periode Muktamar 48 di Kota Tegal

SURYAWARTA.COM-Tegal Bertempat di GOR Wisanggeni Kota Tegal, Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jawa Tengah Periode Muktamar 48 resmi dibuka, Sabtu (04/03/2023).

Diawali dengan penampilan siswa-siswi SD Muhammadiyah 1, 2, dan 3 Kota Tegal, para peserta dan tamu undangan sudah memadati GOR Wisanggeni sejak pagi hari.

Pembukaan Musywil ini dihadiri beragam tokoh pemerintah dan masyarakat. Di antaranya Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah M. Busyro Muqoddas, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Salmah Orbayyinah, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan, Ketua PWM Jawa Tengah KH. Tafsir, Ketua PWA Jawa Tengah Hj. Ummul Baroroh, Ketua PWNU Jawa Tengah, Ketua Muslimat NU Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta Ketua TP PKK Jawa Tengah Atikoh dan Forkopimda Provinsi Jawa Tengah. 

Selain itu, datang pula Ketua DPD Parpol se Jawa Tengah, Walikota Tegal beserta segenap Forkopimda, Bupati/Walikota se Eks Karesidenan Pekalongan, Ketua PDM se Jawa Tengah, Ketua PDA se Jawa Tengah, serta para tamu undangan lainnya.

Ketua PDM Kota Tegal Alif Syarifudin dalam laporannya menyampaikan bahwa Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se Jawa Tengah merupakan Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah terbesar di Indonesia. Hal ini berkaca pada peserta Musywil nan jumlahnya separuh dari peserta Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke 48 di Surakarta, ialah 1.520 peserta.

Di awal laporannya dia juga menyambut kehadiran para peserta dan tamu undangan di Kota Tegal dengan pantun unik Tegal.

“Endah aja dugal, mangan tahu aci, selamat datang di Kota Tegal, kota dambaan hati. Sotone ana, satene ana, apa maning tahu siwil, semoga kita bahagia, sukses berbareng di arena Musywil,” ucap Alif disambut sorak sorai peserta pembukaan Musywil.

Alif Syarifudin menambahkan bahwa PDM Kota Tegal telah satu tahun mempersiapkan gelaran Musywil terbesar se bumi ini. Dengan semangat fastabiqul khairat, seluruh ketua persyarikatan, ortom, dan AUM, serta penduduk Muhammadiyah di Kota Tegal, Musywil dapat digelar dengan baik dan meriah.

“Terimakasih kepada Pemkot nan terus mendukung, satu tahun kami sudah berjuang, satu tahun kami sudah berupaya. Dan hari ini kami berterimakasih kepada seluruh pihak nan telah mendukung terselenggaranya Musywil ini,” imbuh Alif.

Selanjutnya, Ketua PWA Jawa Tengah Hj. Ummul Baroroh memberikan sambutan di hadapan para peserta dan tamu undangan. Dalam sambutannya, Ummul menyampaikan ungkapan terimakasih kepada seluruh pihak nan telah mendukung suksesnya penyelenggaraan Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jawa Tengah di Kota Tegal.

“Kami minta angan agar Musywil di Kota Tegal ini bisa menghasilkan keputusan-keputusan dan program ke depan tahun 2022-2027 nanti. Kami juga memohon untuk ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah Jawa Tengah. nan mana Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Jawa Tengah adalah nan terbesar di Indonesia,” ungkap Ummul.

Kemudian, Ketua PWM Jawa Tengah KH. Tafsir di awal pidato iftitahnya menyapa seluruh tamu undangan dan para musyawirin nan telah datang di aktivitas Pembukaan Musywil. Selain itu dia juga menyampaikan beragam pesan kepada para pejabat publik nan datang di dalam pembukaan, seperti Menteri Perdaganagan Zulkifli Hasan, perwakilan Kodam IV Diponegoro, perwakilan Polda Jawa Tengah, Walikota Tegal, dan Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah Musta’in Ahmad.

Di tengah-tengah sambutannya, KH. Tafsir juga menyampaikan bahwa pada pembukaan Musywil ini bakal ada penyerahan tanah wakaf seluas 5 hektar di Margasari, Kota Tegal oleh KH. Masykuri kepada Muhammadiyah.

“Mudah-mudahan bakal bisa kita berdayakan, kita fungsikan, sehingga menjadi pahala nan terus mengalir,” pungkas Tafsir.

Ketua Umum PP ‘Aisyiyah nan datang secara langsung dalam sambutannya menyampaikan bahwa sejak berdirinya ‘Aisyiyah, KH. Ahmad Dahlan memberikan ruang seluas-luasnya kepada wanita untuk berceramah berbareng dengan Muhammadiyah.

“Sekali lagi kami sampaikan, di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tidak ada lagi ketidakadilan gender. ‘Aisyiyah memberikan seluruh potensi nan ada pada dirinya. Memberikan apa nan dipunya, tidak hanya kita bekerja pada ranah domestik, tetapi ‘Aisyiyah sejak awal berdirinya telah mengokohkan diri juga berkedudukan di ranah public,” tegas Bayyin.

Ketua PP ‘Aisyiyah juga menyampaikan bahwa selama ini ‘Aisyiyah telah berkecimpung bagi umat, bangsa, dan negara. Hal ini kemudian diganjar oleh pemerintah dengan beragam penghargaan nan diperoleh ‘Aisyiyah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo nan datang dalam pembukaan Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jawa Tengah menyampaikan bahwa beberapa waktu terakhir dia sering datang pada kegiatan-kegiatan Muhammadiyah, di antaranya Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Surakarta, Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, dan perlombaan pembimbing PAUD ‘Aisyiyah.

“Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ini selalu sejuk dalam penyelenggaraan musyawarah. Hal ini terbukti pada saat Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Surakarta kemarin. Begitupun pada saat Muktamar Pemuda Muhammadiyah, sama seperti bapak ibunya. Dimulai dengan berbahagia dan meriah, berhujung dengan adem,” ungkap Ganjar.

Ia juga menyampaikan bahwa dirinya sering sekali belajar dengan Ketua PWM Jawa Tengah KH. Tafsir.

“Ketika saya ngobrol dengan Pak Tafsir, saya mendapatkan banyak pengetahuan dan belajar banyak dari Muhammadiyah. Bahwa ketika membikin organisasi tidak hanya ‘mak bedunduk’ lahir. Namun juga dengan kebaikan upaya nan disiapkan. Ini namanya mandiri,” tegas Ganjar.

Ganjar juga menyampaikan bahwa di luar stigma negatif tentang Islam, di Indonesia umat muslimnya memperlihatkan wajah Islam nan damai, asyik, indah, saling menghormati, guyub, dan rukun.

“Pada momen Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jawa Tengah ini, nan kita harapkan nantinya bakal menghasilkan stuktural nan baru, nan mapan. Maka saya sangat berharap, nantinya bakal lahir sebuah roadmap dari pergerakan untuk kita ekspansi lebih kencang lagi, untuk menyebarkan Islam nan penuh tenteram ke bumi internasional dan berkemajuan, progresif!” Tegas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Di akhir sambutannya, Ganjar Pranowo membuka Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jawa Tengah Periode Muktamar ke 48.

Setelah sesi sambutan usai, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memberikan Standing Occation Industrialisasi Muhammadiyah Jawa Tengah, dilanjutkan tausiah oleh Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas.

Zulkifli Hasan dalam pemaparannya menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan bakal memberikan support kepada Muhammadiyah dalam upaya aktivitas industrialisasi Muhammadiyah di Jawa Tengah.

“Bapak ibu Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah bisa mendirikan warung, minimarket, maupun supermarket sesuai dengan kebutuhan, kelak suplyernya bakal dicarikan nan harganya sesuai nilai pabrik, kelak kami nan bantu, dan bapak ibu terima beres,” ungkap Zulhas, sapaan akrabnya.

Ia mencontohkan bahwa langkah ini telah dia mulai di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan melalui minimarket Surya Mart-nya.

Seusai Menteri Perdagangan memberikan Standing Occation, aktivitas dilanjutkan dengan pemberian penghargaan-penghargaan. Di antaranya : 1) Penghargaan untuk PDM, PCM dan PRM tergiat, 2) Penghargaan Muhammadiyah Education Award, 3) Pengumuman bingkisan umrah cuma-cuma kepada peserta pembukaan Musywil serta penyerahan tanah wakaf kepada PWM Jawa Tengah

Kemudian Ketua PP Muhamadiyah Busyro Muqoddas dalam tausiahnya menyampaikan bahwa seluruh penduduk Muhammadiyah di Jawa Tengah kudu mengingat kembali upaya-upaya nan sudah dilakukan oleh PWM dan PWA Jawa Tengah.

“Keberhasilan kepemimpinan itu diukur dari angka-angka, bukan klaim-klaim saja. Tadi saya mendapatkan info kebaikan upaya Muhammadiyah di Jawa Tengah dari PWM Jawa Tengah, dan jumlahnya sangat luar biasa,” ucap Busyro.

Mantan Ketua KPK RI ini juga mengingatkan bahwa pemerintah mempunyai tanggungjawab untuk menyejahterakan rakyatnya dengan segala potensi nan dimiliki oleh Indonesia.

Ia juga menyampaikan bahwa, seluruh musyawarah di Muhammadiyah mulai dari Muktamar, Musywil, Musyda, Musycab hingga Musyran dibiayai oleh biaya sendiri nan sebagian berasal dari penduduk Muhammadiyah. Maka menurutnya wajar jika negara belajar berdikari dan berdemokrasi dari Muhammadiyah.

“Pada kesempatan ini mumpun ada wakil pemerintah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengharapkan tolong dibisikkan kepada presiden beberapa hal,” ucap Busyro.

Kemudian dia menyampaikan beberapa poin nan dia titipkan kepada Zulhas untuk disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

Pertama, Muhammadiyah nan sudah melewati usia satu abad merupakan modal sosial bangsa Indonesia.

Kedua, semua nan menjadi bidang-bidang kebaikan upaya Muhammadiyah dilakukan dengan penuh keinsyafan. Yaitu keinsyafan berbasis spirit, nilai dan norma Al-Qur’an dan As-Sunnah nan diintegrasikan dengan nilai kebangsaan nan formil (4 paragraf Pembukaan UUD 1945). 

Ia secara tegas menyampaikan permohonan agar Muhammadiyah serta organisasi masyarakat lainnya dibebaskan dengan adanya beberapa rencana patokan perundang-undangan nan dinilai merugikan masyarakat, salah satunya RUU Kesehatan.

”Pemerintah adalah mitra Muhammadiyah, kekurangannya mari kita sempurnakan. Misalnya dengan langkah Muhammadiyah ialah terbuka tapi ada landasan nilai-nilainya,” tegas Busyro.

Di akhir aktivitas pembukaan Musywil, aktivitas dilanjutkan dengan pentas seni paduan bunyi Muhammadiyah ‘Aisyiyah Kota Tegal, dan persembahan dari Sigit Purnomo Syamsuddin Said S.A.P. (Pasha Ungu) dengan sang istri “Adelia” nan membawakan lagu berjudul “SurgaMu”

Kontributor : Fury Fariansyah

-->
Sumber surya-warta.com
surya-warta.com