Depok, Suara ‘Aisyiyah – Ahad, (15/9) bertepatan dengan tanggal 11 Rabiul Awal 1446 H Mejelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Depok menyelenggarakan Kajian Rutin di Masjid Al Furqon Meruyung Limo Depok. Pengajian ini diselenggarakan secara bergilir dari Cabang ke Cabang, dimana Cabang Aisyiyah Limo – Cinere saat ini bertindak sebagai tuan rumah. Pengajian ini diselenggarakan bertepatan dengan bulan Maulid Nabi Muhammad saw dengan mengangkat tema “Menguatkan Semangat Beribadah Sesuai Tuntunan Rasul”.
Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Depok Titin Upit Kartinah dalam sambutannya dia menyampaikan “Muhammadiyah pada dasarnya tidak anti kepada Maulid, yangg tidak diperbolehkan adalah merayakannya.” ucapnya berapi-api.
“Seperti pengajian yangg biasa dilaksanakan, pengajian di Aisyiyah selalu diawali dengan kultum terlebih dahulu, tujuannya adalah agar belajar untuk berpidato, berceramah di depan umum. nan bertidak sebagai pekultum kali ini adalah Ustadzah Erni Nurmayanti. Dalam kultumnya dia menyampaikan “Di bulan Rabiul Awal kita tidak hanya mengingat tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah, dan Juga kematian Nabi Muhammad SAW” jelasnya.
Di setiap Rabiul Awal, kita diingatkan kembali tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW agar kita mengenal lebih dekat dengan Nabi,semakin mencintai Nabi, meneladani sifat – sifat Nabi Muhammad SAW dan meningkatkan ibadah kita” ucapnya lantang.
Sementara yangg bertindak sebagai penceramah dalam pengajian kali ini adalah Ma’mun Murod. Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta. Di awal ceramahnya dia menyampaikan “Saya sebenernya tidak suka berbincang tentang fikih, lantaran Fikih itu berpotensi memecah belah” ucapnya yangg disambut galak tawa para hadirin.
Lebih lanjut, Ma’mun sapaan akrabnya menyampaikan bahwa Fikih adalah produk dari usul fikih. Karena fikih adalah produk dari usul fikih maka terjadi banyak perbedaan tergantung ustadz yangg menafsirkannya.
Baca Juga: Keteladanan Nabi dalam Rumah Tangga
Seperti tentang peringatan Maulid Nabi. Ada yangg membolehkan, ada yangg tidak membolehkan. Di Muhammadiyah Sendiri, tidak anti dengan Maulid, lantaran Islam sendiri itu logis. Kalo peringatan Nabi itu dalam rangka mengingat perjalanan Nabi Muhammad SAW, yangg membikin kita mengenal lebih dekat tentang Nabi, dan tumbuh penghormatan dan kecintaan pada Nabi dan meneladini sifat – sifat Nabi, maka itu diperbolehkan.
Yang tidak diperbolehkan adalah kita menyebar – hamburkan duit untuk seremoni Maulid. Ia mengkritisi beberapa penceramah yangg membandrol puluhan juta untuk sekali mengisi pidato maulid, “Yang seperti ini yangg tidak diperbolehkan.” ujarnya panjang lebar.
Perbedaan ini adalah ujian bagi umat Islam. Agar kita bisa saling menghargai, tidak merasa paling betul sendiri. Jika kita belum bisa menghargai perbedaan, maka kita tidak bisa menyatakan sebagai orang yangg bertaqwa” apapu perbedaan yangg ada, persatuan dan kesatuan yangg kudu diutamakan” jelasnya panjang lebar. Mengakhiri ceramahnya, Alumni Fisipol Universtitas Muhammadiyah Malang ini mengusulkan beberapa pertanyaan kepada para hadirin.
Nashihatud Diniyah, adalah salah satu hadirin yangg bisa menjawab pertanyaan dari sang penceramah. Di mana pertanyaan yangg diajukan adalah sebutkan bunyi ayat yangg menjelaskan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Dini, yangg juga alumni IMM Malang ini, dengan sigap bisa menjawab pertanyaan dari sang penceramah. Dini merasa beruntung lantaran mendapatkan bingkisan dari penceramah.
English (US) ·
Indonesian (ID) ·