Mengenali Diri, Melejitkan Potensi - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

 INSAN-Q

Sc: INSAN-Q

Oleh: Syahdara Anisa Makruf*

Seringkali kita merasa bahwa hidup ini tak bercahaya seperti yangg lain. Bahkan hanya dengan membuka postingan media sosial, kita juga bisa merasa rendah diri lantaran merasa tertinggal dan belum sukses seperti yangg orang lain tunjukkan di media sosial. Bisa jadi, kita termotivasi untuk menjadi lebih baik. Namun tak jarang kita malah semakin pesimis.

Maka dari itu, sungguh pentingnya mengenali diri sendiri, Lebih jauh, bisa mendeskripsikan tentang tujuan hidup dengan jelas dan konkret. Dengan kesadaran ini, kita bisa mengenal kelebihan dan kekurangan diri. Bahkan bisa menemukan potensi diri untuk diasah menjadi prestasi. Dalam Islam dikatakan bahwa “Barang siapa yangg mengenal dirinya, sungguh dia telah mengenal Tuhannya.”

Lantas gimana strategi mengenali diri dalam perspektif Islam? Pertama, muhasabah diri. Islam mewajibkan setiap manusia untuk instropeksi diri. Setiap dari kita mempunyai pemikiran dan perilaku yangg berbeda, Penting sekali mempertahankan hal-hal yangg mengandung kemashlahatan dan melepaskan segala yangg mengundang mudarat.

Tindakan ini menjadikan kita lebih bertanggung jawab dengan hidup. Maka dari itu, kita kudu berkomitmen bahwa tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Akan tetapi kita kudu bisa memastikan bahwa kehidupan kita hari ini lebih baik daripada hari kemarin.

Kedua, membikin visi, misi, dan tujuan hidup. Islam juga mengajarkan kepada kita bahwa tujuan manusia dilahirkan ke bumi ini adalah untuk beribadah. Ibadah tidak hanya dalam rangka menjalin hubungan dengan Allah (hablumminallah) tetapi juga kudu mempunyai nilai sosial kemanusiaan (ha- blumminannas) dan kepedulian dengan lingkungan (hablummin’alam).

Baca Juga: Memilih Prioritas

Maka, sebagai manusia tentu kita kudu menjadi yangg terbaik bukan lantaran penilaian manusia tetapi lantaran penilaian Allah, Penting bagi kita mempunyai visi, misi dan tujuan hidup agar kehidupan lebih teratur, terarah, dan tenang lahir maupun batin.

Ketiga, menghindari lingkungan toksik, Dalam Islam, tentu sebagai manusia kudu pandai untuk memilah dan memilih lingkungan yangg penuh dengan kebajikan. Penting bagi kita menghindari lingkungan yangg penuh dengan kebohongan, kedengkian, ma- nipulative, dan budaya merendahkan orang lain. Bersegera mencari komu- nitas yangg sehat ialah organisasi yangg bisa membujuk pada amal dan kepedulian.

Keempat, aktif dalam organisasi alias berorganisasi. Islam mewajibkan setiap manusia untuk berorganisasi. Bahkan ditegaskan dalam Islam ketika manusia berorganisasi dalam ruang lingkup dakwah maka bakal menjadi orang yangg beruntung. Keberuntungan inilah yangg menjadikan kita menjadi manusia yangg lebih berdaya. Selain itu, berorganisasi adalah upaya untuk melejitkan potensi, mengaktualisasikan diri, dan menemukan kebahagiaan tersendiri.

Kelima, pengembangan diri. Setiap manusia kudu tetap mengembangkan kapabilitas dan kapabilitas kepemimpinannya untuk bisa mengembangkan diri. Caranya adalah bekali diri dengan banyak belajar, berdiskusi, dan bersilaturahmi. Hikmahnya adalah mendapatkan pengetahuan yangg menginspirasi untuk mengubah paradigma hidup. Proses pengembangan diri perlu dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya untuk bisa menjadi teladan di lingkungannya.

Pada akhirnya, ketika kita sukses mengenali diri, maka bakal merasa lebih tenang dalam menjalankan kehidupan lantaran tidak mudah terpengaruh. Lebih jauh, ketika menghadapi masalah bakal lebih tenang lantaran percaya bahwa berbareng kesulitan selalu ada kemudahan. Selain itu, menjadi pribadi yangg selalu berterima kasih kepada Allah Swt. [7/24]

*Ketua PWNA DIY, Dosen dan ibu rumah tangga

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id