MDMC PP Muhammadiyah Gelar Simulasi Gempa di Desa Adat Sade Rembitan Lombok Tengah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Lombok, Suara ‘Aisyiyah – MDMC PP Muhammadiyah, melalui program Siap Siaga mengimplementasikan program ‘Karang Tangguh’ di kabupaten Lombok Utara dan Lombok Tengah, provinsi NTB. Siap Siaga adalah program kemitraan antara Australia dan Indonesia yangg bermaksud untuk memperkuat ketangguhan musibah di Indonesia dan Kawasan Indo-Pasifik).

Salah satu rangkaian aktivitas program Karang Tangguh adalah penyelenggaraan simulasi musibah alias gladi lapang di Desa Adat Sade Rembitan, Kabupaten Lombok Tengah (27/8) kemarin. Secara unik jenis musibah yangg disimulasikan adalah gempa bumi mengingat Pulau Lombok pernah terdampak gempa bumi berkekuatan besar pada tahun 2018 serta potensi gempa megathrust yangg sedang menakut-nakuti seperti yangg disampaikan oleh BMKG akhir-akhir ini.

Tujuan dari simulasi gempa ini untuk menguji kapabilitas masyarakat yangg berada di desa tersebut. Selain Desa Adat Sade Rembitan, aktivitas simulasi ini juga bakal dilaksanakan di empat desa lainnya, ialah Desa Pemenang Timur (7-8/9), Desa Kopang Rembiga (11-12/9), Desa Dangiang (17-18/9), dan Desa Medana (23-24 September 2024).

Menurut Program Manager Karang Tangguh, Priyo A. Sancoyo, tujuan utama dari program Karang Tangguh adalah untuk menggalang semangat gotong royong masyarakat dalam mengurangi akibat musibah dan mempersiapkan masyarakat serta pemerintah desa agar lebih handal dan berdikari dalam menghadapi kejadian musibah secara mandiri, berkepanjangan dan inklusif.

Baca Juga: Bencana Banjir Mengancam: Sebuah Upaya Mitigasi

“Harapannya setelah masyarakat di Desa Adat Sade Rembitan memahami langkah mitigasi musibah di desanya maka bakal terwujud Desa Wisata Tangguh Bencana (Dewitana),” ujarnya.

Simulasi di Desa Rembitan ini dihadiri oleh Ketua MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, BPBD Provinsi NTB, Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, FPRB Kabupaten Lombok Tengah, serta unsur Forkopimcam Kecamatan Pujut. Masyarakat setempat dan visitor juga turut berperan-serta dalam aktivitas ini, mengingat Desa Rembitan merupakan desa wisata yangg sering dikunjungi wisatawan.

Simulasi ini sangat krusial lantaran gempa bumi merupakan musibah alam yangg belum dapat diprediksi dengan tepat dan akurat. “Rangkaian akhir dari pendampingan program Karang Tangguh di Desa Rembitan adalah melakukan uji simulasi geladi lapang rencana kontingensi gempa. Sebelumnya, masyarakat telah melakukan kajian risiko, perencanaan pemindahan dan peringatan dini, serta menyusun perencanaan penanggulangan musibah desa secara partisipatif selama kurang lebih 11 bulan,” tutup Priyo. (Budi Santoso)-lsz

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id