Jepara, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jepara menggelar Pengajian Triwulan pada tanggal 8 September 2024 M alias tanggal 5 Rabiul Awal 1446 H. Sebagai tuan rumah untuk pengajian triwulan, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bangsri memilih letak yangg cukup strategis ialah di kompleks SMK Muhammadiyah 4 Jepara (Mu4ra) di Bangsri.
Di Pengajian Hari Ber-Muhammadiyah Jepara sekaligus Pengajian Triwulan mengusung tema “Dengan Pengajian Triwulan PDM Kita Rajut Ukhuwah antar Warga Muhammadiyah untuk Menguatkan Persyarikatan menuju Islam yangg Berkemajuan”. Ratusan penduduk Muhammadiyah Jepara menghadiri aktivitas tersebut, mulai dari PDM, UPP PDM, Ortom Daerah, PCM, IRM, hingga Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah se-Jepara. Tidak ketinggalan sejumlah besar para wali siswa dari siswa-siswi SD, SMP, dan SMK Muhammadiyah Bangsri.
Sebelum aktivitas inti dimulai, hadirin dihibur sejenak dengan penampilan para siswa siswi dari SD dan SMP Muhammadiyah Bangsri sebagai penyegar suasana pagi itu. Mereka membawakan lagu-lagu Islami dan juga lagu penyemangat, kepedulian sekaligus keprihatinan kita terhadap saudara-saudara di Palestina.
Lagu Atuna Tufuli yangg didendangkan adik-adik dari SD Muhammadiyah Bangsri sangat memukau. Lagu tentang Palestina itu tak ayal membikin sebagian besar hadirin berlinang air mata lantaran terharu.
Hadir sebagai pembicara, Dodok Sartono, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah. Acara dimulai sekitar pukul 08.40, diawali dengan pembacaan Ayat-ayat Suci Alqur’an oleh Ustaz Muhajir yangg menghipnotis hadirin saking merdunya. Dilanjut dengan beberapa sambutan ialah dari PCM dan PDM.
Fachrurrozi dari PDM merasa salut dan kagum kepada Ketua PCM Bangsri, Surahman, yangg menggunakan bahasa Jawa lembut dalam menyampaikan sambutannya. PDM Jepara juga menghimbau kepada penduduk Muhammadiyah di Jepara agar senantiasa bersatu. Dengan bersatu, bersama-sama, maka keberkahan bakal hadir.
“Meski jalan yangg ditempuh berliku, pasti ada solusi dari Allah SWT jika kita selalu bersatu,” tegasnya. Di akhir sambutannya, memohon kepada pembicara agar berkenan memberikan beberapa wejangan pada wilayah demi perkembangan Muhammadiyah.
Selain pengajian, hadirin diizinkan ikut menyaksikan penandatangan kerja sama antara biro perjalanan Haji dan Umrah Muhammadiyah, Ar-Rahmah Travel dengan PDM Jepara yangg juga disaksikan oleh Dodok Sartono sebelum naik ke mimbar sebagai pembicara.
Di pengajian triwulan banyak perihal yangg disampaikan oleh Dodok Sartono, siang itu. Sebagai penduduk Muhammadiyah, ada satu kata kunci yangg kudu selalu dipegang ialah disiplin. Dalam sebuah lembaga alias organisasi apa pun, disiplin sangat penting. Untuk menjadi pribadi yangg berbobot kita kudu mempunyai disiplin yangg tinggi termasuk disiplin dalam persyarikatan.
Baca Juga: Yang Tradisional nan Berkemajuan
Persyarikatan Muhammadiyah, kata Dodok, hanya sekadar botol dan organisasi bukan agama. Menjadi berbobot alias tidak, tergantung kita yangg ada dalam botol tersebut. Dodok menganalogikan demikian. Sebagai penduduk Muhammadiyah, kita punya sifat takwa alias ujub, kita menjadi pengikutnya Nabi yangg alim alias pengikut setan yangg sesat. Semua bakal terlihat.
Lebih jauh Dodok Sartono menambahkan bahwa untuk menjadi penduduk persyarikatan yangg berbobot ada 3J yangg perlu digerakkan. Gerakan 3J tersebut adalah Jamaah, Jam’iyah, dan Jariyah.
Pertama, membangun jamaah ialah upaya memperbanyak jamaah. Tidak hanya kualitas jamaah saja, tetapi juga jumlah jamaah. Diantaranya dengan mengaktifkan masjid-masjid, angkat pemimpin dan digaji, dan menambah jumlah keberadaan ranting. Karena semua pedoman bimbingan ada di ranting, maka diusahakan setiap ranting punya ruwat jenasah, punya masjid alias musala dan lain sebagainya.
Kedua, jam’iyah ialah jamaah yangg sudah diorganisir. Dari jam’iyah di ranting yangg tertib manajemen bakal membikin bagian makin berkembang dan seterusnya.
Ketiga, jariyah ialah segala kebaikan yangg bakal terus mengalir nilai pahalanya. Dari sejumlah kebaikan upaya Muhammadiyah yangg telah memberikan segala kebaikan merupakan jariyah yangg nilai pahalanya berkelanjutan. Karena itu, untuk membesarkan kebaikan upaya dibutuhkan kerja sama, kerja keras, sinergi, komunikasi yangg baik mulai dari ranting hingga ke atasnya.
“Orang yangg mau bekerja keras dan bekerja sama adalah jenis pejuang dan sebaliknya orang yangg malas adalah jenis pecundang. Nah, Anda mau jadi pejuang alias pecundang?” Tanya Dodok Sartono mengakhiri ceramahnya.
English (US) ·
Indonesian (ID) ·