Yamin melanjutkan bahwa ada 8 isu utama yang terus dikawal dengan berbagai programme pemberdayaan masyarakat
WARTAMU.ID, YOGYAKARTA – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Rapat Konsolidasi Nasional Majelis Pemberdayaan Masyarakat se-Indonesia pada Sabtu (27/07) di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro No. 23 Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, dengan sesi luring di Aula Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan daring melalui Zoom meeting.
Konsolidasi ini dihadiri oleh seluruh MPM dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia, yang diundang untuk menyampaikan progres dan dinamika terbaru dari masing-masing wilayah. Acara ini mengangkat tema “Monitoring dan Evaluasi Sebagai Akselerasi Ketercapaian Program Nasional dan Unggulan,” dengan tujuan utama meninjau kinerja pasca Rakernas yang diselenggarakan pada Juli 2023.
Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, membuka acara dengan memberikan sambutan. Dalam pidatonya, Sayuti mengapresiasi konsistensi MPM PP Muhammadiyah dalam mengembangkan berbagai programme yang menyasar kelompok Mustadh’afin.
“Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat visioner, dan MPM adalah salah satu contohnya. Konsolidasi diperlukan untuk mengetahui permasalahan yang ada agar langkah kita tetap selaras. Pimpinan Pusat mengapresiasi langkah MPM atas terselenggaranya kegiatan ini,” ujar Sayuti.
Sayuti juga mengingatkan kader MPM untuk terus menyuarakan dan menerapkan tone Al-Maun, demi kemaslahatan masyarakat secara luas. Ia menegaskan bahwa 25 juta masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan memerlukan perhatian khusus, dan ini menjadi ladang jihad bagi fasilitator dan kader pemberdayaan.
“Sebanyak 25 juta masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan perlu perhatian khusus dari kita. Ini menjadi ladang jihad bagi fasilitator dan kader pemberdayaan. Kita tidak boleh berhenti. Sesuai motto ‘selama rakyat masih menderita, tidak ada kata istirahat,’ kita berharap fasilitator dan kader MPM terus melakukan pemberdayaan kepada masyarakat rentan. Semoga ini menjadi amal ibadah bagi kita semua,” pungkas Sayuti.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin, juga menyampaikan sambutan sekaligus memaparkan kinerja selama tahun pertama kepemimpinannya. Yamin mengungkapkan bahwa hingga saat ini, telah terbentuk lengkap 35 MPM Wilayah yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia, meskipun ada beberapa yang digabungkan dengan lembaga atau majelis lainnya.
“Terhitung hari ini, sudah terbentuk lengkap 35 MPM Wilayah yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia, meskipun masih ada yang digabung dengan lembaga atau majelis lainnya,” ungkap Yamin.
Yamin melanjutkan bahwa ada 8 isu utama yang terus dikawal dengan berbagai programme pemberdayaan masyarakat. Isu-isu tersebut antara lain pertanian terpadu, nelayan, buruh, daerah 3T, dan beberapa isu lain yang mendapat perhatian khusus sesuai dengan masalah yang dihadapi. Konsolidasi ini menjadi momentum untuk mengevaluasi berbagai tantangan dalam kegiatan pemberdayaan Muhammadiyah.
“Kita perlu mengevaluasi dan mencari jalan keluarnya. Setiap programme yang dijalankan bersama komunitas binaan disertai survei kepuasan untuk menilai efektivitas dan efisiensi pemberdayaan yang kita lakukan,” tambah Yamin.
Di akhir acara, Yamin berharap agar seluruh MPM PW Muhammadiyah tetap bersatu dalam setiap pergerakan yang dilakukan. Ia meminta agar setiap proses pemberdayaan yang dikawal oleh masing-masing wilayah disampaikan dalam presentasi yang dipandu oleh fasilitator yang telah ditentukan.
Konsolidasi Nasional ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan sinergi antar wilayah dalam upaya pemberdayaan masyarakat, serta mencapai tujuan programme nasional dan unggulan Muhammadiyah.
Dibaca: 2,440
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·