Ketua PDM Kabupaten Malang Dr Nurul Humaidi.KETUA Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang Dr Nurul Humaidi mengapresiasi kerja-kerja politik yangg diinisiasi oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Jawa Timur menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Terutama ketika LHKP bisa membujuk penduduk Muhammadiyah berkumpul dalam kegiatan-kegiatan yangg membincangkan konteks politik.
“LHKP punya tugas yangg cukup besar untuk bisa membikin kita berkumpul. Pesan saya, kita jangan hanya sekedar bisa berkumpul saja. Namun, kita juga kudu bisa berbanjar dalam konteks pilihan politik,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Regional Meeting V LHKP PWM Jatim di Rayz UMM Hotel, Sabtu (9/9/2023).
Menurut Humaidi, Persyarikatan Muhammadiyah tidak bakal mempersoalkan kadernya yangg sedang berkontestasi berasal dari partai apa. Muhammadiyah juga tidak pula menyoalkan warganya mempunyai partisipasi politik berbeda dan di partai mana pun alias apapun.
“Yang terpenting adalah berada di manapun kader dan warganya ketika berpolitik, mereka tetap tetap ber-Muhammadiyah dan tetap kembali serta berkontribusi kepada Muhammadiyah,” tegasnya.
Pria asal Sampang, Madura itu menegaskan, penduduk Muhammadiyah yangg mempunyai partaisipasi politik yangg berbeda itu adalah sah di Muhammadiyah. Sebab, Muhammadiyah telah mengambil keputusan krusial bahwa Persyarikatan telah mengambil jarak yangg sama dengan semua partai politik.
“Maka di manapun dan apapun itu nilainya adalah sama bagi Muhammadiyah. Kalau di seluruh partai politik itu ada orang Muhammadiyah sebagai Caleg (Calon Anggota Legislatif) dan inshaAllah kelak lolos, maka pengembangan dakwah Muhammadiyah bakal bisa mewarnai dan berkontribusi lebih di parlemen,” ungkapnya.
Pria yangg berprofesi sebagai pengajar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu lantas menerangkan kondisi politik hari ini. Dimana banyak orang mempunyai dugaan alias cap negatif terhadap politik. Hal itu tak bisa dilepaskan dari berdiam dirinya orang-orang baik. Mereka tidak mau berkedudukan dan tidak mau terlibat aktif dalam pendidikan politik.
“Orang-orang baik banyak berdiam diri dan tidak mau mengambil peran, tidak mau melangkah untuk perbaikan politik. Sehingga orang-orang yangg ambil bagian di bagian politik adalah orang-orang yangg barangkali tidak mempunyai reputasi yangg baik,” urainya.
Humaidi mengungkapkan, jika menginginkan agar politik di Indonesia menjadi baik dan bersih, maka orang baik kudu bekerja dan kudu terlibat secara aktif untuk memperbaiki kualitas kerakyatan di Indonesia.
“Jika semakin banyak orang yangg baik, maka kursi-kursi politik itu bakal dipenuhi oleh orang-orang yangg baik. Tentu bakal menghasilkan keputusan-keputusan yangg baik pula,” paparnya
Maka dari itu, lanjut dia, Muhammadiyah kudu menganjurkan kepada seluruh warganya untuk berperan-serta secara aktif dalam bagian politik. Salah satunya ketika Pemilu 2024 nanti, penduduk Muhammadiyah jangan pernah sekali-kali golput.
Hal itu lantaran akibat berat bakal didapat oleh penduduk Muhammadiyah jika memilih bersikap golput. Apalagi orang-orang yangg mempunyai pondasi ideologi yangg bagus, kuat serta yangg mempunyai komitmen terhadap kepercayaan bertindak golput.
“Maka jangan heran Pemilu bakal menghasilkan para pemimpin dan wakil-wakil dari golongan mereka yangg tidak baik. Sosok-sosok pemimpin yangg kita tidak tau seperti apa kapabilitasnya, komitmennya, sepak terjangnya, apa yangg diperjuangkan dan gimana visinya,” tegasnya.
Humaidi pun berharap, agar LHKP bisa membikin penduduk Muhammadiyah bisa berkumpul dan berbanjar dalam konteks politik. Salah satunya dengan banyak aktivitas alias event yangg diadakan dengan menghadirkan para calon pemimpin, dan calon personil legislatif.
“Sekarang tetap bisa dihitung jari para pemimpin di daerah-daerah kabupaten/kota yangg berasal dari Muhammadiyah, setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Sebenarnya kita bisa, kita mampu, dan ada peluang. Tetapi mungkin kita tidak mau mengambil kesempatan itu alias menyentuh arena-arena itu,” kritiknya.
Dia menambahkan, ke depan Muhammadiyah kudu terus berjuang untuk jihad politik agar kondisi politik bangsa ini diisi oleh orang-orang baik. “Setidaknya jikalau bukan berasal dari Muhammadiyah, tapi setidaknya mempunyai visi yangg sama dan sejalan dengan Muhammadiyah. Pada akhirnya bisa bekerjasama dengan Muhammadiyah dalam membangun bangsa dan negara ini dengan baik,” tandasnya. (*)
Reporter: Ubay NA
Editor: Aan Hariyanto
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·