Inspirasi Pagi : Kaya Yang Sesungguhnya - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Penulis : Fury Fariansyah (Pimred suryawarta)

Tepat Pkl 08.00 WIB. Saya mulai naik ke perpustakaan. Berburu buletin untuk mengecek berita sekolah tempat kami mengabdi. SMP Mutual Kota Magelang. Lembaga kebanggaan yangg selama ini menghidupi family kami. Sebagai tim promosi, saya selalu memastikan bahwa berita-berita sekolah kami termuat dimedia cetak. Jika ada, langsung saya foto dan saya share. 

Betul, pagi itu hari rabu tanggal 10 Juli 2024. Siswa berprestasi kami termuat dimedia cetak. Seneng. Ini promosi yangg menjadi sasaran dari kepala sekolah. Tak nunggu lama, saya foto dan saya share dimedsos sekolah kami.

Saya tidak langsung turun. Masih membaca surat kabar sebagai inspirasi menata wawasan menulis yangg tetap blepotan. Butuh pengalaman. Butuh inspirasi yangg terus menguatkan kapasitas.

Ada rubrik yangg sering saya baca. Tulisan pak Dahlan Iskan yangg selaku membikin perspektif baru dan selalu menginspirasi. Tulisannya di surat kabar Jawa Pos ini menjadi tulisan dengan style catatan harian. Saya suka. Selalu menyulut gejolak kegemaran saya nulis. Tapi gak seperti para guru besar dengan tulisan akademis. Buktinya saya ini pernah jadi mahasiswa S1 lulus 7 tahun. Lanjut S2 juga gak selesai. Cukup jadi penulis yangg hanya sekedar kegemaran dengan style bahasa semau gue. 

Pak Dahlan Iskan menulis tentang seorang laki-laki yangg berjulukan Arif Camra. Tentu saya gak tahu. Bahkan gak kenal. Dirinya menceritakan bahwa temannya yangg sering disapa  Arif ini dulu mantan wartawan. Alih pekerjaan menjadi pengusaha percetakan. Usahanya semakin besar, buktinya dia berani hutang milyaran lantaran semakin maju. Apalagi saat punya tander cetak kitab nikah. 

Dalam ceritanya, Arif gulung tikar. Dia terlalu idealis. Diputus perjanjian lantaran gak mau buat nota bodong. Dengan idealnya, dirinya percaya bahwa tetap ada proyek lain yangg bisa dirinya kerjakan. Tapi kenyataannya tidak. Dia kudu bayar bank untuk mengangsur. Mesin percetakan mulai dijual. Habis. Sampai rumah dan tanahnya habis. Tetapi tetap idealis.

Arif mulai tak punya apa-apa. Sampai dirinya menjadi orang yangg seperti bukan pengusaha hebat. Bajunya lusuh. Sampai suatu ketika dia menemukan seorang wanita renta yangg tergeletak dipinggir sungai. Perempuan itu akhirnya dirawat. Dibangunkan dirumah bedeng pinjam milik orang. 

Arif mulai beranjak. Semangatnya terbangun. Dirinya membikin organisasi anak muda untuk mengelola dan merawat orang-orang renta. Bisa beli tanah dengan wakaf. Ribuan pemuda gabung dengannya. Sekarang apalagi dirinya punya yayasan untuk orang tua renta dan merawat bayi-bayi yangg ditelantarkan. Bahkan anak lenyap hubungan gelap. 

Dan sekarang arif menikmati hidupnya. Tambah tenang. Bahagia dan selalu memberikan faedah untuk orang-orang terlantar. Jika ditanya, mereka lupa tentang percetakannya yangg dulu. Kesibukannya mengurus umat menjadi jalan penyelamat.

Ini semakin meyakinkan kita bahwa kaya yangg sesungguhnya itu saat kita bisa bermanfaat. Mewakafkan diri untuk terus mengabdi. Yakin, saat akherat selalu menjadi jalan hidup maka bumi bakal menenangkan.

-->
Sumber surya-warta.com
surya-warta.com