Hujan Air Bercampur Partikel Halus: Alarm Baru Hujan Mikroplastik di 18 Kota Indonesia - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 hari yang lalu

 Alarm Baru Hujan Mikroplastik di 18 Kota Indonesia

Hujan disertai serpihan plastik yangg tak kasatmata rawan bagi tubuh dan lingkungan. (Ilustrasi foto dibuat Gemini/AI)

MAKLUMAT -Air hujan yangg selama ini dianggap simbol kesegaran rupanya tak lagi murni. Dari langit Jakarta hingga kota-kota besar di seluruh Indonesia, sekarang turun partikel lembut berjulukan mikroplastik. Serpihan plastik berukuran sangat mini yangg melayang di udara itu, lampau ikut terbawa turun berbareng tetesan hujan.

Fenomena ini bukan sekadar teori. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengonfirmasi temuan hujan mikroplastik di 18 kota besar yangg mewakili enam pulau utama Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua.

“Semakin padat aktivitas manusia, semakin tinggi pula kadar mikroplastik yangg kami temukan, baik di udara maupun di air,” ungkap Profesor Riset BRIN, Muhammad Reza Cordova, Jumat (24/10).

Riset BRIN yangg dilakukan sejak 2015 menemukan hasil paling mencolok pada pengamatan selama 12 bulan di 2022. Dengan menggunakan perangkat penangkap hujan (rain gauge), tim mendeteksi 3 hingga 40 partikel mikroplastik per meter persegi per hari di wilayah Jakarta.

“Air hujan yangg kita anggap bersih rupanya sudah terkontaminasi. Mikroplastik terbawa dari udara dan jatuh berbareng air,” kata Reza.

Sumber partikel plastik ini beragam, mulai dari busana sintetis seperti polyester dan nylon, roda kendaraan, hingga pembakaran sampah rumah tangga. BRIN menemukan keterkaitan langsung antara tingginya kadar mikroplastik dan sistem pembuangan sampah terbuka (open dumping) di sejumlah wilayah Jabodetabek.

“Semakin terbuka sistemnya, semakin tinggi pula mikroplastik yangg dilepaskan. Dari air lindinya saja, peningkatan mikro dan mesoplastik bisa mencapai tiga sampai sembilan kali lipat,” jelas Reza.

Fenomena “hujan plastik” ini menjadi sirine keras bagi kota-kota besar di Indonesia. Tanpa perubahan kebijakan pengelolaan sampah dan perilaku konsumsi plastik, udara yangg kita hirup dan air yangg kita minum bakal terus membawa residu peradaban modern: serpihan plastik yangg tak kasatmata, namun rawan bagi tubuh dan lingkungan.

*) Penulis: R Giordano

-->
Sumber MaklumatID
MaklumatID