Haedar Nashir Ingatkan Elite tentang Kekuasaan: Godaannya Banyak

Sedang Trending 2 tahun yang lalu
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

KETUA Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir merasa heran dengan narapidana yangg keluar dari Lapas Sukamiskin tetap bisa tersenyum-senyum.

Padahal menurut dia mendekam di Lapas Sukamiskin merupakan bagian dari peringatan yangg sangat berat dari Tuhan. Menurut puncak karir kekuasaan–kesuksesan seringkali orang bakal terpeleset.

“Maka hati-hati jika sukses, lantaran di saat sukses godaannya banyak. Baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, sampai bangsa dan negara,” ungkap Haedar pada Ahad (10/9) di aktivitas UNPAD Bersyukur.

Dalam hematnya, jika sumber daya alam Indonesia dikelola dengan bijak dan baik bakal menjadikan negara ini maju. Melimpahnya sumber daya dan suburnya tanah Indonesia, Koes Plus menggambarkan dengan syari “Tongkat Kayu Jadi Tanaman”.

Haedar Nashir Arahkan Pendidikan Holistik sebagai Solusi Atasi Krisis Peradaban Modern

Mengajak belajar dari sejarah Indonesia yangg dibuat jatuh-bangun oleh penjajah, Haedar Nashir ingatkan elite negeri untuk berterima kasih dan memanfaatkan segala sumber daya yangg dimiliki Indonesia dengan baik.

“Jangan sampai petunjuk yangg besar dari pusat sampai bawah, kemudian lupa, yangg muncul hanyalah kekuasaan untuk kekuasaan, kekuasaan untuk materi. Padahal kekuasaan dan materi nyaris tidak ada gunanya, jika itu tidak membawa kemaslahatan,” ungkap Haedar.

Kepada elitee negeri, Haedar Nashir berpesan agar kekuasaan yangg mereka miliki kudu digandakan manfaatnya bagi seluruh umat, rakyat, dan bangsa. Bukan malah melanggengkan kekuasaan dengan beragam cara.

Dia juga mengingatkan, kepada elite pemilik kuasa dan kekayaan agar mengerem gairah tamaknya. Sebab watak bawaan kekayaan menurut Haedar berat, maka yangg dititipi itu kudu bisa menyalurkan melalui infak kepada yangg membutuhkan.

“Orang sudah sukses, sudah bagus sebenarnya, tetapi ada bujukan bikin legacy dan legacy-nya di luar kemampuan, dan di situlah orang jatuh. Kekuasaan dan kekayaan itu selalu merenggut kita,” tuturnya.

Akan tetapi, meskipun demikian Islam tidak kemudian secara serta merta menarik umatnya dari kekuasaan dan harta. Penting untuk diingat bahwa, Islam tidak mengajarkan umatnya menjauh dari dunia.

Sebab mau berbahagia di akhirat, imbuh Haedar, tetap kudu melalui kebahagiaan di dunia, ialah dengan selalu melakukan baik sebagaimana kebaikan Allah SWT kepada manusia. Tapi di sisi lain Allah SWT juga melarang perbuatan yangg merusak. (*)

Sumber: Muhammadiyah.or.id

Editor: Aan Hariyanto

-->
Sumber MaklumatID
MaklumatID