Gejala Baby Blues Pasca Melahirkan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

PERTANYAAN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kak ‘Aisy yangg baik hati, saya mempunyai kemenakan wanita yangg belum lama ini melahirkan anaknya. Ketika menengoknya, saya mengawasi sepertinya kok kemenakan saya ini sering menunjukkan ketidaktenangan dan kegelisahan setelah kelahiran anaknya. Kemenakan saya itu menikah muda sekitar satu tahun yangg lalu.  Setelah menikah, dia dan suaminya tinggal serumah dengan ibunya yangg sudah tinggal sendirian lantaran kemenakan saya adalah anak tunggal.

Menurut info dari ibunya yangg adalah kakak saya, kemenakan saya itu senang dengan kelahiran anaknya, seorang bayi wanita yangg mungil dan cantik. Akan tetapi, sering kali dia tampak sangat cemas dan resah dengan keadaan bayinya yangg dianggap sangat lembut.  Kalau anaknya sedang tidur, kakak saya ini meminta putrinya itu untuk juga tidur agar bisa beristirahat. Meskipun demikian, dia tidak bisa tidur lantaran mau menjaga anaknya. Dia baru mau rehat ketika ibunya gantian menunggui sang bayi.

Kakak saya juga menyampaikan bahwa seringkali putrinya yangg baru melahirkan itu nampak resah dan mendesau meski tanpa karena tertentu. Hal ini membikin kakak saya hawatir jika anaknya mengalami tekanan jiwa setelah kelahiran bayinya. Kemenakan saya juga melarang suaminya yangg mau menggendong bayi mereka saat sedang di rumah. Dia cemas jika bayinya kenapa-kenapa. Setelah dibujuk-bujuk bahwa suaminya bakal hati-hati, baru dia membolehkan untuk menggendong bayi mereka.

Kak ‘Aisy, saya berambisi mendapat penjelasan dan saran-saran tentang keadaan kemenakan saya tersebut. Untuk itu, saya haturkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ibu Minarni

JAWABAN

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Ibu Minarni, saya ucapkan selamat atas kelahiran putri kemenakan Anda. Semoga menjadi putri yangg salehah, amin. Dengan memperhatikan pemaparan Anda, tampaknya kemenakan Anda terkena indikasi baby blues syndrome, ialah gangguan kesehatan mental yangg dialami wanita pasca melahirkan. Gejala gangguan ini biasanya terjadi beberapa hari setelah melahirkan sampai tiga alias empat minggu kemudian.

Biasanya, sindrom baby blues ini ditandai dengan munculnya suasana jiwa alias hati yangg gelisah, gundah, sedih, rasa khawatir, mudah tersinggung, hingga menangis tanpa sebab. Gejala ini bisa terjadi pada ibu yangg baru melahirkan. Meskipun bisa terjadi pada ibu yangg sudah beberapa kali melahirkan, ibu yangg baru pertama kali melahirkan lebih rentan mengalaminya. Ada beberapa penyebab terjadinya indikasi baby blues, seperti adanya penurunan kadar hormon selama dan pasca melahirkan, stres ketika merawat bayi yangg baru lahir lantaran belum berpengalaman, kurang tidur lantaran adanya perubahan ritme tidur, dan kondisi psikologis masing-masing perseorangan yangg berbeda.

Baca Juga: Kenali Risiko Hamil Usia Muda

Setelah melahirkan, jumlah hormon estrogen dan progesteron pada seorang ibu tiba-tiba menurun sehingga memengaruhi suasana hati, ialah munculnya rasa sedih, khawatir, dan seperti emosi bingung. Pengaruhnya memang tidak sama pada setiap orang. Ada ibu muda yangg hanya merasakan perubahan emosi hati yangg berbeda saja. Adapun sebagian ibu merasakan emosi seperti sedih dan khawatir. Perasaan stres muncul lantaran ibu kudu menyesuaikan dirinya berubah menjadi seorang ibu yangg kudu merawat bayi yangg tetap lemah. Perasaan takut, khawatir, dan ragu atas keahlian diri dalam memenuhi tuntutan peran barunya menghantui sang ibu.

Karena menjadi ibu adalah pengalaman baru maka krusial memberikan pemahaman kepada ibu bahwa emosi cemas tersebut adalah perihal yangg wajar dan bakal menghilang kemudian setelah rasa percaya dirinya muncul. Dalam perihal ini, memang diperlukan pendampingan dari orang lain, misalnya ibunya sendiri alias pihak lain yangg sudah berpengalaman. Kurang tidur lantaran perubahan ritme waktu tidur juga menjadi salah satu penyebab munculnya baby blues. Biasanya pada bulan-bulan terakhir saat kehamilan dan beberapa hari setelah melahirkan, ibu muda mengalami keadaan kurang tidur. Hal tersebutlah yangg juga bisa memicu seorang ibu muda terkena sindrom baby blues.

Oleh lantaran itu, rehat yangg cukup dengan mempunyai kesempatan tidur yangg proporsional bisa mengurangi terjadinya indikasi baby blues. Peran sosok pendamping seperti suami, ibu, alias orang lain yangg dipercaya bakal sangat membantu agar ibu baru mendapat kesempatan tidur yangg cukup. Gejala baby blues dapat terhindarkan alias terminimalisasi bagi calon ibu yangg sudah siap secara mental dan sehat secara fisik.

Kesadaran diri bahwa menjadi ibu adalah tugas mulia juga bakal menguatkan mental para calon ibu. Oleh lantaran itu, calon ibu memang kudu menyiapkan diri, baik secara bentuk maupun mental untuk menjadi seorang ibu sehingga bisa terhindar dari indikasi baby blues syndrome. Ibu Minarni, dengan memperhatikan pemaparan di atas, walaupun kemenakan Anda mungkin juga terkena sindrom baby blues, semoga segera menjadi sehat kembali dan terlepas dari sindrom tersebut. Anda sebagai family dekat bisa berkedudukan untuk itu. Semoga bermanfaat. (Susilaningsih Kuntowijowo)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id