Gebrakan PPNA dan PCNA Tieng: Program PMT untuk Percepat Penurunan Stunting di Desa Tieng - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Wonosobo, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Tieng terus melanjutkan program Tingkatkan Gizi Seimbang (TIMBANG), yangg telah melangkah selama setahun di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Salah satu rangkaian aktivitas utama dalam program ini adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yangg terindikasi stunting dan ibu mengandung dengan kekurangan daya kronik (KEK).

Annisa Nur Fitriana, Koordinator Program TIMBANG, menjelaskan bahwa PMT ditujukan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi kepada 100 penerima, yangg terdiri dari 92 balita dan 8 ibu mengandung KEK.

“Tujuan utamanya adalah memberikan tambahan asupan gizi selama 12 hari. Kami memandang respons yangg sangat baik dari masyarakat, di mana banyak anak yangg langsung mengonsumsi makanan yangg diberikan, sehingga kami bisa mengevaluasi lebih lanjut penyebab spesifik stunting dari sini,” kata Annisa, Senin (16/9).

Annisa juga menambahkan bahwa sebelumnya program PMT di desa ini kerap kali tidak bersambung lantaran anak-anak kurang menyukai makanan yangg diberikan. Melalui pertimbangan bersama, PPNA dan PCNA mencoba lagi untuk menghadirkan menu yangg lebih sesuai dengan selera anak-anak.

Menu makanan yangg diberikan disusun oleh mahir gizi dan disiapkan oleh ahli masak PMT yangg melibatkan ibu-ibu PKK dan kader kesehatan desa. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris PCNA Tieng sekaligus Koordinator Juru Masak PMT, Eva Nasyiatul Lafitah saat diwawancara, Ahad (15/9).

“Makanan yangg diberikan sama jenisnya, namun porsinya disesuaikan berasas usia, mulai dari makanan lembut untuk bayi di bawah satu tahun hingga makanan family untuk balita di atas 11 bulan,” jelas Eva.

Baca Juga: Mendidik Generasi Alpha

Eva juga menambahkan bahwa program ini melibatkan 6 ranting Nasyiatul Aisyiyah di Desa Tieng, di mana masing-masing ranting mendapat jatah untuk memasak 2 kali dalam putaran selama 12 hari.

Dalam setiap sesi memasak, 2 pendamping kader kesehatan dilibatkan untuk memastikan makanan dimasak sesuai resep dan takaran gizi yangg ditentukan.

“Tidak ada hambatan dalam proses memasak, namun kami menghadapi tantangan saat pembagian lantaran beberapa penerima kadang tidak berada di rumah. Kami menggunakan sistem yangg fleksibel, kadang makanan diantar langsung ke rumah, kadang diambil di posyandu,” ungkap Eva.

Selain bermaksud meningkatkan asupan gizi, program PMT ini juga menjadi sarana edukasi bagi ibu-ibu penerima dan ahli masak tentang pentingnya memberikan makanan yangg tepat dan bergizi bagi anak-anak mereka.

Annisa dan Eva berambisi program ini dapat memberikan wawasan bagi masyarakat tentang pentingnya makanan sehat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada makanan instan.

“Harapannya, masyarakat dapat memanfaatkan bahan pangan lokal yangg melimpah di Wonosobo untuk membikin makanan yangg lebih bervariasi dan bergizi,” jelas Annisa.

Di sisi lain, salah satu tantangan yangg dihadapi adalah adanya stigma negatif mengenai anak stunting yangg dianggap sebagai kejelekan oleh sebagian masyarakat. Dengan adanya program PMT ini, diharapkan dapat memotivasi para ibu untuk saling mendukung dan tidak lagi merasa malu mengakui kondisi anak mereka.

Program PMT ini sudah melangkah selama 5 hari dari total 12 hari penyelenggaraan sejak 11 September 2024 lalu, dan diharapkan dapat membantu mengurangi nomor stunting di Desa Tieng. PPNA dan PCNA Tieng juga berkomitmen untuk terus memantau perkembangan gizi balita dan ibu mengandung yangg telah menerima faedah program ini. (sa)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id