PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Lembaga Resiliensi Bencana alias Muhammadiyah Disaster Management Center (LRB-MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar aktivitas verifikasi Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah pada Sabtu–Ahad (18/10). Kegiatan ini menjadi langkah krusial dalam perjalanan panjang EMT Muhammadiyah menuju pengakuan internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Acara pembukaan yangg berjalan pada Sabtu (18/10) dihadiri sejumlah tokoh penting. Hadir Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman; Sekretariat WHO Pusat, Roy Anthony Cosico; EMT Focal Point WHO Western Pacific Regional Office (WPRO), Sean Casey; Ketua LRB-MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan; jejeran Pimpinan Majelis dan Lembaga PP Muhammadiyah; tim verifikasi WHO; serta personil EMT Muhammadiyah dari beragam daerah.
Dalam sambutannya, Ketua LRB-MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, menyampaikan bahwa proses panjang EMT Muhammadiyah akhirnya mencapai tahap krusial setelah nyaris sembilan tahun berjuang. “Perjalanan EMT Muhammadiyah dimulai sejak respons terhadap Topan Haiyan di Nepal, gempa bumi di Turkiye, pengungsi Rohingya di Bangladesh, hingga beragam respons kebencanaan di tanah air,” ujarnya.
Budi menjelaskan, pembentukan tim EMT berstandar internasional merupakan sebuah keniscayaan di era global. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yangg telah mendukung, mulai dari PP Muhammadiyah, Lazismu, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Majelis Diktilitbang, hingga seluruh komponen Persyarikatan. “Ini bukan hanya upaya Muhammadiyah, tetapi juga kebanggaan bangsa. EMT Muhammadiyah bakal menjadi EMT pertama di Indonesia yangg diverifikasi WHO,” tambahnya.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Sementara itu, Sean Casey, EMT Focal Point WHO WPRO, menilai verifikasi ini sangat krusial lantaran menjadi yangg pertama dilakukan di Indonesia. “MDMC mempunyai pengalaman luar biasa dalam merespons beragam krisis kemanusiaan, khususnya musibah alam di banyak wilayah. Verifikasi ini adalah langkah konkret dalam standarisasi EMT secara global,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia melalui MDMC memberikan kontribusi besar dalam bagian kesehatan dunia. Casey juga menegaskan bahwa verifikasi bukanlah akhir dari proses, melainkan awal dari peningkatan kapabilitas personil EMT di masa depan. “Peningkatan keahlian personel lebih krusial agar EMT dapat terus berkembang dan memberikan akibat nyata,” tuturnya.
Sekretariat WHO Pusat, Roy Anthony Cosico, turut menyampaikan apresiasinya atas komitmen Muhammadiyah dalam memperkuat ketahanan sistem medis tanggap darurat di area Asia Pasifik. Ia menilai langkah Muhammadiyah merupakan model sinergi antara organisasi masyarakat sipil dan lembaga internasional.
Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, dalam sambutannya menegaskan bahwa EMT Muhammadiyah adalah bagian dari upaya internasionalisasi aktivitas Muhammadiyah. Ia menjelaskan bahwa internasionalisasi Muhammadiyah mencakup tiga hal: ide, peran, dan gerakan. “EMT Muhammadiyah adalah bentuk nyata internasionalisasi aktivitas kita. Melalui EMT, Muhammadiyah menunjukkan kontribusi konkret terhadap umat, bangsa, dan kemanusiaan global,” ungkap Agus.
Agus juga menyinggung konsep One Muhammadiyah One Response (OMOR) sebagai strategi koordinasi dalam penanganan bencana. Konsep ini memastikan seluruh unsur Persyarikatan terlibat secara terintegrasi, mulai dari lembaga pusat hingga tingkat akar rumput. “Di Muhammadiyah, semua yangg kita lakukan adalah bagian dari dakwah kemanusiaan. Melalui EMT, kita mau menunjukkan bahwa kepedulian sosial dan kemanusiaan adalah bagian dari misi dakwah itu sendiri,” tegasnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 153
1 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·