Subuh Produktif Kunci Hidup Positif
Oleh : Arip Hidayat (MTT Kab. Tegal, GM BTM Artha Surya)
PWMJATENG.COM – Suatu kali Nabi Muhammad Saw berdo’a: Allahuma Barik umati Fii Bukuriha. “Tuhan, berkahikah umatku di subuh mereka”. Berkah adalah ziyadatul-khair, tambah kebaikan. Ada orang berpenghasilan Rp. 2.500.000 perbulan, dengan penghasilan itu dia menafkahi keluarga, bayar SPP sekolah anak, apalagi bisa urun iuran RT, apalagi bersedekah. Dari nominal Rp. 2,5 juta melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya. Itulah berkah. Harta, jabatan, usia, waktu, tenaga, pikiran yg melahirkan kebaikan, berfaedah semuanya di berkahi. Hal yangg baik lampau melahirkan kebaikan lainnya, itulah berkah.
Empat aktifitas Subuh Mendatangkan Berkah
Pertama Shalat subuh berjama’ah, adalah pondasi pertama agar hari kita memproduksi kebajikan. Hari yangg di awali dengan sujud pada Tuhannya dapat mendatangkan kekuatan jiwa dan ketenangan jiwa. Jiwa yangg tenang dan jiwa yangg kuat bakal siap menghadapi beragam problematika kehidupan. Hidup adalah berpindahnya kita dari satu ujian ke ujian lain, dari sebuah tantangan pada tantangan lainnya, dari hempasan ombak ke pusaran badai. Para kaum bijak yangg di beri hidayah ketenangan dan kekuatan hidup yangg luar biasa itu adalah buah dari gimana mereka mengawali harinya dengan pondasi agung spiritual yangg Bagi umat Muhammad itu ada dalam sembahyang subuh.
Selesai sujud subuh sambung menyebut nama Tuhan lewat dzikir kita. Allahu akbar, Tuhan selain-Mu mini termasuk masalah hidupku, dosaku, kebutuhanku, kesedihanku, ujian hidupku, lantaran yangg besar adalah Engkau, kuasa-Mu, Kasih-Mu. Alhamdulillah, Tuhan segala puji bagi-Mu. Engkau pemilik segala puji, saya hina. Menghinakan diri dihadapan-Mu.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Subhanallah, Tuhan Maha suci engkau dari sifat yangg tak layak bagi-Mu. Maha suci engkau dari butuh, tidur, lupa, makan, minum, beranak. nan butuh itu kami, yangg makan, minum, beranak pinak itu kami. Betapa sempurnanya Engkau. Dengan dzikir pagi berfaedah kita awali mulut kita bicara di pagi itu dengan menyebut nama-nama agung Tuhan kita.
Selanjutnya Tilawah Qur’an subuh. Kita awali mata kita beraktifitas dengan memandang, membaca ayat-ayat suci, firman Tuhan, sebelum kita gunakan mata kita itu untuk memandang perihal lainnnya. Mata yangg memandang firman suci Tuhan, diiringi mulut bergerak membaca ayat-Nya dan logika merenungi kandungan dan maknanya Firman-Nya.
Setelah usai dari aktifitas tilawah Qur’an, yangg pasti tidak tidur lagi setelah solat subuh. Nabi memberi nasihat : Naumatus-subhi Turisu al-Faqra. “Tidur di waktu subuh, mewariskan kefakiran”. Dalam istilah fiqh, fakir adalah orang tidak punya penghasilan sekaligus pekerjaan. Menangkap makna fakir dalam fiqh ini, maka makna fakir secara umum ialah kondisi manusia dalam titik terendahnya. Fakir jiwa adalah setres, fakir logika dimana lenyap kreatifitas berpikir, fakir pengetahuan adalah kebodohan.
Sebaliknya, setelah menikmati ritual-spiritual subuh hari, seterusnya kita isi dengan aktifitas produktif. Olah raga, membersihkan rumah, membikin sarapan, menemani anak belajar, menyiapkan pekerjaan, membaca surat kabar, membaca kitab alias aktifitas produktif lainnya. Empat perihal ini jika konsisten kita jalani dalam hidup kita, pasti hidup kita berkah sebagaimana do’a sang Nabi untuk kita. Menjadikan kehidupan kita di bentengi nilai-nilai pisitif yangg dapat menguatkan bentuk kita, pikiran kita, jiwa kita dalam hidup yangg senantiasa beranjak hadapan dari satu tantangan pada tantangan lainnya. Di situlah kesuksesan dapat kita raih.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 70
11 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·