Co-Parenting: Model Pengasuhan Pasca Perpisahan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Oleh: Admila Rosada

Pernikahan merupakan bagian hidup dan kehidupan yangg dilalui serta dianggap krusial oleh perseorangan maupun masyarakat. Dengan pernikahan, perseorangan bakal dapat hidup berbareng musuh jenisnya, membentuk rumah tangga, dan melahirkan anak-anak untuk melanjutkan keturunan. Sementara bagi masyarakat, pernikahan merupakan suatu lembaga yangg anggotanya memperoleh status dan peran baru yangg diakui dan berharga.

Keluarga dan Fungsinya

Pernikahan membuahkan family baru. Keluarga adalah kesatuan unsur terkecil yangg mengikat beberapa orang lantaran hubungan darah alias pernikahan sperti ayah, ibu, dan anak. Masing-masing unsur tersebut mempunyai peran krusial dalam membina dan menegakkan keluarga. Oleh lantaran itu, jika salah satu unsur tersebut hilang, family tersebut bakal guncang alias kurang seimbang.

Menurut Friedmen (2010) kegunaan family antara lain ada lima. Pertama, kegunaan afektif, ialah family mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan personil keluarganya dalam berasosiasi dengan orang lain. Fungsi berikutnya adalah sosialisasi, ialah family sebagai tempat untuk mengembangkan dan melatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah dan berasosiasi dengan orang lain di luar rumah.

Fungsi ketiga adalah kegunaan reproduksi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan family dalam corak mempunyai keturunan. Selanjutnya adalah ekonomi, ialah tempat untuk mengembangkan keahlian perseorangan dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga. Terakhir adalah kegunaan pemeliharaan kesehatan. Hal ini merujuk pada kebenaran yangg mengarah pada perlunya personil family mempertahankan daya tahan tubuh agar tetap mempunyai produktivitas yangg tinggi.

Adapun menurut Tuntunan Keluarga Sakinah ‘Aisyiyah, family memuat sepuluh fungsi. kesepuluh kegunaan itu adalah kegunaan keagamaan, kegunaan biologis dan reproduksi, kegunaan peradaban dan internalisasi nilai keislaman, kegunaan cinta kasih, kegunaan pendidikan, kegunaan ekonomi, kegunaan sosial kemasyarakatan, kegunaan perlindungan, kegunaan pembinaan lingkungan, dan kegunaan rekreasi.

Oleh lantaran itu, setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yangg besar dalam menjalankan peran dan kegunaan dalam family lantaran sangat berpengaruh terhadap anak. Apabila orang tua tidak menjalankan tugasnya dengan baik, pertumbuhan dan perkembangan anak juga tidak bakal berkembang dengan optimal. Di sisi lain, jika memandang kegunaan family sakinah di atas, terlihat pula bahwa kegagalan maupun keberhasilan orang tua dalam mendidik anak dapat mempengaruhi tegaknya peradaban islam yangg utama.

Dampak Perceraian pada Keluarga

Perceraian adalah pemutusan hubungan perkawinan secara sah sesuai dengan norma kepercayaan dan norma negara. Pergaulan suami istri yangg tidak mencapai tujuan-tujuan pernikahan dapat mengakibatkan berpisahnya dua keluarga. Masalah yangg timbul dalam suatu perkawinan dapat menyebabkan terjadinya perselisihan, pertengkaran, alias ketegangan dalam rumah tangga sehingga memunculkan apa yangg disebut dengan kekacauan family (disorganisasi keluarga).

Perceraian mempunyai pengaruh besar dan krusial bagi suami istri, apalagi anak-anak yangg betul-betul dianggap sebagai korban pertama baik dari aspek kejiwaan, sosial, maupun materi. Perceraian memperbesar kemungkinan anak-anak untuk mengalami kesulitan hidup lantaran kehilangan kehangatan keluarga, kasih sayang kedua orang tua, serta suasana keluarga.

terdapat pandangan yangg menyatakan bahwa orang bisa hidup lebih senang setelah berpisah alias bahwa perceraian bukan akhir kehidupan suami istri.  Namun, orang tua yangg berpisah kudu tetap memikirkan gimana membantu anak mengatasi persoalan mental akibat perpisahan ayah ibunya.

Co-Parenting: Sebuah Alternatif Model Pengasuhan

Keluarga menjadi aspek yangg krusial dalam proses pembentukan karakter pada anak. Melalui keluargalah anak pertama kali belajar mengenai seluk-beluk kehidupan. Anak yangg menjadi korban perceraian orang tua menyebabkannya susah menyesuaikan diri lantaran merasa goyah menghadapi kondisi yangg baru.

Disadari alias tidak, mereka condong mengalami reaksi emosi dan perilaku lantaran kehilangan keutuhan orang tua. Solusi pengganti yangg dapat diambil orang tua dalam rangka mengatasi persoalan ini adalah melalui co-parenting atau pengasuhan bersama. Co-parenting adalah kerja sama antar kedua belah pihak orang tua pasca berakhirnya sebuah ikatan pernikahan. Pola asuh co-parenting ini dapat membantu anak-anak menghadapi segala perubahan yangg mungkin terjadi setelah kedua orang tuanya tidak lagi bersama.

Co-parenting alias pengasuhan berbareng didefinisikan oleh Doherty & Beaton (Santrock, 2007) sebagai jumlah support yangg saling diberikan orang tua dalam membesarkan anak. Fungsi unit co-parenting yangg efektif merujuk pada figur orang dewasa yangg bersedia bekerja-sama untuk menyediakan sebuah corak komunikasi family untuk mendukung dan menumbuhkan rasa solidaritas pada anak, sebuah patokan yangg konsisten, terstandar, dan dapat diprediksi, serta rumah yangg nyaman dan aman.

Aspek co-parenting menurut Andayani dan Koentjoro (2004) adalah waktu, interaksi, dan perhatian. Waktu adalah lama yangg digunakan untuk melakukan pertemuan dengan anak. Adapun hubungan yangg dimaksudkan merupakan hubungan ayah ataupun ibu dengan anak-anaknya dalam aktivitas sehari-hari. Sedangkan perhatian merupakan kondisi curah emosi alias perlakuan orang tua kepada orang tua.

Dimensi pertama yangg perlu diperhatikan adalah berkenaan dengan waktu, ialah intensitas orang tua dalam melakukan kontak alias pertemuan dengan anak. Aspek kualitas dan jumlah dalam proses komunikasi menjadi unsur krusial terhadap persepsi alias langkah pandang anak. Kehadiran utuh sosok orang tua pasca perceraian juga dapat membantu anak dalam menangkal kemungkinan munculnya distorsi alias perubahan persepsi dan interpretasi terhadap emosi dan hubungan dengan orang tuanya. Anak bakal merasa menjadi pribadi yangg sama dengan kawan-kawannya yangg lain meski orang tua bercerai. Kasih sayang yangg secara paripurna diberikan dari kedua belah pihak bakal mendukung anak dalam membangun pandangan positif terhadap situasi yangg terjadi.

Hubungan yangg intens dengan orang tua juga menjadikan anak dapat mengatasi stres alias kekhawatiran pada dirinya. Faktor hadirnya orang tua dalam hari-hari kehidupan anak bakal mendorong anak untuk kuat dalam menghadapi setiap persoalan yangg terjadi.

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id