Wamendikdasmen Fajar di Bali: Muhammadiyah dan Pemerintah Melayani Pendidikan untuk Semua tanpa Diskriminasi - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 9 bulan yang lalu

Bali, Suara ‘Aisyiyah – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq menjadi pembicara kunci dan membuka training kepemimpinan dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan kemuhammadiyahan bagi mahasiswa lintas ketaatan dari beragam Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA), diselenggarakan Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) PP Muhammadiyah di BPMP Bali (Selasa, 14/1).

“Pak Menteri Abdul Mu’ti titip salam kepada para peserta program ini dan salam hormat kepada para undangan. Acara ini melekat kuat dengan pendapat disertasi beliau yangg sudah dibukukan, judulnya Kristen Muhammadiyah. Buku ini menjelaskan gimana karakter dan kekuatan Muhammadiyah mengelola keragaman di sekolah dan kampus Muhammadiyah” ungkap Wamendikdasmen Fajar.

Fajar menjelaskan program ini mempunyai nilai sejarah bagi Muhammadiyah dan Indonesia, lantaran pertama kali diadakan. Ditambah, aktivitas awal diselenggarakan di Bali, penuh makna, akar budaya yangg kuat dalam kebinekaan. “Sekolah dan kampus Muhammadiyah menjadi katasilator dan titik temu, mengikat persaudaraan dalam tindakan pendidkan untuk semua. Komitmen ini sesuai dengan komitmen Kemendikdasmen dan senafas komitmen Presiden Prabowo, pendidikan untuk semua” kata Fajar.

Fajar juga menerangkan kepada para peserta terpilih, menjadi Muhammadiyah itu bukan lagi persoalan identitas ideologi tapi sudah menjadi identitas Sosial. Alhasil, menjadi Muhammadiyah berasosiasi padu menjadi Indonesia.

Baca Juga: Jalan Pejuang Beasiswa untuk Studi Lanjut di Luar Negeri

“Alumni sekolah dan kampus Muhammadiyah lintas ketaatan ini banyak yangg menjadi tokoh dan pejabat lokal dan nasional. Saya berambisi para peserta menjadi duta toleransi yangg merangkul perbedaan untuk keindonesiaan dan kemanusiaan. Selain itu, rasa percaya diri dan kenyamanan ketika belajar di sekolah dan kampus Muhammadiyah merupakan kebenaran keras, Muhammadiyah bukan bicara saja soal toleransi tapi sudah lama melembaga” jelasnya.

Muhammadiyah itu, tambah Fajar, bukan organisasi gincu. tapi “organisasi garam” tidak terlihat tapi terasa. Bukan organisasi gincu yangg mengedepankam gimik. Menurut Fajar, kerjasama kemanusiaan perihal niscaya, keharusan. Mempelajari kepercayaan yangg berbeda itu adalah pengetahuan sehingga muncul empati, minim pengetahuan bakal jadi bibit konflik.

“Nah, pertemuan ini menjadi ruang pengetahuan dan perbincangan serta titik temu, bahwa Muhammadiyah datang untuk semua, sama dengan negara datang memberikan pendidikan untuk semua” pungkas Fajar yangg juga Ketua LKKS PP Muhammadiyah. Kegiatan ini berjulukan MY-ILP 2025, Muhammadiyah Youth Leardership Interfaith Program, Program kepemimpinan mahasiswa lintas ketaatan Muhammadiyah.

Selain Wamendikdasmen RI, Fajar Riza Ul Haq, turut datang membuka aktivitas ini Sekretaris LKKS, Dani Setiawan, Majelis Dikti Litbang PPM, Ahmad Muttaqin, dan Ketum DPP IMM Riyan Betra Delza, narasumber yangg datang dari KWI, Romo Frans Kristi Adi Prasetya, Pdt. Darwin Darmawan (Sekretaris Umum PGI), Ida Bagus Gde Yudha Triguna (Guru Besar Sosilologi Agama Hindu), dan Philip Kuntjoro Widjaja (Ketua Umum Permabudhi) dan beberapa pegiat media sosial.

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id