UMKU Selenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat di 24 Desa - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 10 bulan yang lalu

Kudus, Suara ‘Aisyiyah – Pada 9-28 Desember 2024, Dosen Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yangg bekerja-sama dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa semester tujuh dari 15 program studi.

PkM dilakukan dengan mengangkat beberapa topik, ialah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Demam Berdarah Dengue (DBD), Jambanisasi, Pengelolaan Sampah, dan Lingkungan Kumuh, Pelatihan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan Digital Marketing. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di 24 desa di 8 Kecamatan Kabupaten Kudus.

Adapun penyelenggaraan PkM dalam corak Pendidikan Kesehatan diadakan di Masjid Taqwa Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Besito di Desa Besito, Kecamatan Gebog Kudus. Kegiatan ini bekerja-sama dengan PRM dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Besito, Gebog, Kudus.

Dilaksanakan pada Selasa (17/12), aktivitas ini mengangkat tema “Kelestarian Lingkungan Dalam Perspektif Islam”.

Salah satu Dosen UMKU, Supardi menyampaikan, tema ini diambil lantaran diperlukannya pengetahuan mengenai kelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah, dengan banyaknya akibat yangg ditimbulkan oleh sampah, diantaranya tidak layaknya Tempat Penampungan Akhir (TPA), penyumbatan sungai, banjir yangg sering terjadi, dan menjadi sumber penyakit.

Ada beberapa penyebab alias sumber munculnya sampah, di antaranya sampah hasil aktivitas rumah tangga (domestic refuse), sampah dari aktivitas perdagangan (commercial refuse), sampah yangg berasal dari industri (industry refuse), sampah yangg berasal dari jalanan (street sweeping refuse), dan sampah yangg berasal dari hewan meninggal (dead animal).

Baca Juga: Kraton, Islam, dan Muhammadiyah

Dampak negatif yangg dapat ditimbulkan dari keberadaan sampah, di antaranya adalah nilai estetika sampah yangg menumpuk dan dibiarkan pada tempat terbuka (open dump) bakal menyebabkan turunnya estetika lingkungan sekitar, mengganggu keelokan pemandangan setempat, aroma yangg tidak enak, dan tempat berkembang biaknya lalat yangg bakal membawa penyakit.

Selain itu, dengan kebiasaan sebagian masyarakat yangg membakar sampah, dapat menimbulkan polusi udara, lantaran pembakaran sampah secara terbuka dapat menimbulkan emisi gas karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen monoksida, gas sulfur, dan partikel-partikel lembut di udara yangg dapat mengakibatkan penyakit pada saluran pernapasan, penyakit kulit, iritasi pada mata, dan sebagainya.

Supardi yangg juga Kepala Biro Pengkajian Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) dan Pengembangan Persyarikatan UMKU menjelaskan bahwa sampah juga dapat membikin air terkontaminasi, lantaran air hujan bakal berbareng dengan air hasil pembusukan dikenal sebagai air lindi alias leachate, yangg dapat berkumpul maupun mengalir ke parit-parit maupun sungai yangg ada di sekitar. Akibatnya, air sungai dapat tercemar air lindi, dan tidak dapat dimanfaatkan lagi, lantaran bakal menimbulkan gatal-gatal pada kulit.

Selain akibat negatif tersebut, sampah dapat dimanfaatkan sehingga dapat memberikan akibat positif, diantaranya dengan mengubahnya menjadi pupuk alias kompos, dimanfaatkan untuk pakan ternak, untuk menimbun tanah rawa.

Sasaran dari aktivitas ini adalah rumah tangga, pelaku industri, dan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai sasaran tersebut, upaya yangg dapat dilakukan adalah dengan mengenalkan pengelolaan sampah sejak awal kepada anak-anak agar dapat memilah sampah untuk dimanfaatkan sesuai jenis sampah, sampah organik dapat diproses menjadi kompos, sementara sampah anorganik dilakukan daur ulang hingga dapat dimanfaatkan lagi.

Dengan pengelolaan sampah tersebut, bakal terbentuk masyarakat sadar lingkungan, yangg bakal membikin sampah dapat terkelola dengan baik, kesadaran memilah sampah, composting, terbentuknya bank sampah, hingga membentuk lingkungan sekitar bersih. (Supardi)-sa

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id