
Foto: Kemendikdasmen
Oleh: Arif Yudistira*
Pemerintah RI melalui Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengusung visi “pendidikan berbobot untuk semua.” Pemerintahan Prabowo-Gibran selama satu tahun memang terus disorot. Rakyat mempunyai ekspektasi tinggi dan angan besar terhadap perubahan dan program yangg dijanjikan pada masa kampanye.
Salah satu visi asta cita Pemerintahan Prabowo-Gibran adalah mewujudkan sumber daya manusia yangg berbobot dan siap menghadapi tantangan melalui pendidikan.
Pendidikan menjadi ruang krusial untuk mendidik anak-anak kita yangg mempunyai karakter kuat, adab yangg baik dan pandai secara kognitif maupun psikomotorik. Melalui Kemendikdasmen, pemerintah telah menerapkan program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Melalui pembiasaan karakter di sekolah dan di rumah anak dibiasakan untuk bangun pagi, beribadah, olahraga, bermasyarakat, belajar, makan bergizi, rehat cukup alias lebih awal.
7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah aktivitas kultural untuk melawan 3 dosa besar pendidikan ialah kekerasan, perundungan, dan intoleransi. Dengan aktivitas 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, anak-anak diajak untuk menciptakan berbareng lingkungan belajar yangg nyaman dan aman.
Anggaran pendidikan di tahun 2025 sendiri telah mencapai Rp 724,3 triliun (sekitar 20 persen dari total APBN), apalagi tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, menunjukkan pemerintah meletakkan perhatian penuh terhadap pendidikan di Tanah Air.
Selama satu tahun pemerintahan itu pula, Pemerintahan Prabowo-Gibran telah melaksanakan program-program untuk mewujudkan pendidikan berbobot untuk semua.
Selain program pengedaran biaya melalui pengiriman biaya BOS ke satuan pendidikan, pemerintah juga mempunyai program Revitalisasi Satuan Pendidikan dan Digitalisasi Pembelajaran untuk menjalankan petunjuk negara yangg tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025.
Revitalisasi satuan pendidikan merupakan bentuk nyata komitmen Kemendikdasmen menghadirkan pendidikan berbobot untuk semua lewat pemerataan pembangunan sekolah di seluruh Indonesia, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK juga SLB dan SKB.
Dengan anggaran Rp 16,9 triliun, sebanyak 16.140 satuan pendidikan bakal direvitalisasi, baik negeri maupun swasta. Capaian ini 54,6 persen lebih banyak dari sasaran sebelumnya, ialah 10.440 satuan pendidikan.
Perhatian Pada Guru
Guru sebagai stakeholder dalam bumi pendidikan juga menjadi perhatian pemerintah. Melalui Kemendikdasmen, Abdul Mu’ti terus turun ke bawah untuk menyerap secara langsung aspirasi dari tingkat paling mini ialah sekolah-sekolah.
Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan juga turut menjadi prioritas pemerintah dengan pemberian jenis tunjangan yangg ditransfer langsung ke rekening masing-masing, baik pembimbing ASN maupun non-ASN.
Selain itu, juga diberikan beragam training dan afirmasi pendidikan untuk membekali para pendidik menjawab tantangan era yangg semakin maju. Anggaran Rp 70 triliun biaya alokasi unik disalurkan ke lebih dari 1,52 juta pembimbing penerima tunjangan pekerjaan pembimbing (TPG), 62.000 penerima tunjangan unik pembimbing (TKG), dan 332.000 penerima biaya tambahan penghasilan (DTP).
Baca Juga: Deep Learning: Optimalisasi 3-Ful dalam Meningkatkan Berpikir Kritis dan Kreatif
Kemudian melalui anggaran Rp 13,2 triliun, lebih dari 785.000 pembimbing non-ASN menerima jenis tunjangan, ratusan ribu pembimbing PAUD nonformal menerima support subsidi bayaran (BSU).
Untuk meningkatkan kompetensi, 804 pembimbing difasilitasi sertifikasi dan puluhan ribu lainnya menempuh program kualifikasi S-1/D-4. Semua program tersebut berakibat bagi kesejahteraan pembimbing yangg semakin baik dan kompetensi yangg semakin terasah.
Dari segi siswa, khususnya dari family prasejahtera, agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, pemerintah sudah menyiapkan Program Indonesia Pintar (PIP) yangg menyasar lebih dari 18 juta siswa dan sudah terealisasi 10,98 juta siswa.
Tantangan
Meski Kemendikdasmen sudah melaksanakan program revitalisasi ribuan sekolah, tetap banyak ribuan sekolah lain di wilayah 3T yangg belum tersentuh. Pemerintah melalui program Tes Kompetensi Akademik juga ditunggu seberapa efektif pertimbangan pendidikan melalui program ini.
Selain itu, kita tetap dihadapkan pada persoalan bullying dan krisis adab yangg memerlukan sentuhan guru. Pemerintah juga menyiapkan 7 jurus pembimbing BK dahsyat untuk mengatasi persoalan ini.
Dari segi teknologi, pemerintah juga mengganti papan tulis menjadi Interractive Flat Panel (IFP). Target 288.865 unit IFP bakal dibagikan di seluruh sekolah dari jenjang PAUD hingga menengah atas, termasuk sekolah di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), untuk memitigasi akibat hilangnya capaian pembelajaran (learning loss) saat pandemi Covid-19.
Kerja keras telah menunjukkan hasilnya. Kemendikdasmen melalui beberapa lembaga survey mendapatkan apresiasi dan penghargaan sebagai Kementrian terbaik, Salah satunya jenis Indo Strategi. Kemendikdasmen juga dinilai masyarakat sebagai kementrian dengan komunikasi efektif dengan masyarakat.
Program-program Kemendikdasmen yangg terus dikejar dan dilaksanakan itu bukan semata lantaran penyerapan anggaran tetapi juga demi pencapaian visi pendidikan berbobot untuk semua.
Kita musti bergerak lebih keras dan bergotong royong untuk mewujudkan pendidikan berbobot untuk semua. Capaian-capaian Kemendikdasmen memang sudah ditorehkan, tetapi pekerjaan rumah untuk mencerdaskan anak bangsa tetap di depan mata untuk dituntaskan bersama.
*Peminat Pendidikan dan Anak, Pendidik di PPM MBS Yogyakarta, pernah menjadi kontributor laman Anggunpaud Kemendikbud
English (US) ·
Indonesian (ID) ·