BANDUNGMU.COM, Riau — Optimalisasi kemanfaatan terus dilaksanakan oleh Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI). Bekerja sama dengan Lazismu Wilayah Riau, UMRI memberikan akomodasi sunat cuma-cuma bagi para mualaf.
Menurut keterangan Kepala Humas, Keprotokolan, dan Hukum UMRI M Anwar Siregar, program kolaboratif itu dilaksanakan di Klinik Pratama UMRI yangg terletak di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru.
Mengutip laman resmi Muhammadiyah, tidak hanya bagi mualaf, khitan cuma-cuma ini juga diberikan kepada masyarakat yangg tidak mampu.
“Jadi, jika ada mualaf alias family yangg tidak bisa dan berambisi untuk melakukan khitan/sunat silakan lapor ke bagian Sekretariatan Humas UMRI alias datang langsung ke Lazismu Wilayah Riau. Syaratnya membawa surat keterangan mualaf/tidak bisa dari lembaga mengenai dan fotokopi identitas diri. Nanti kita bakal fasilitasi dengan pihak klinik untuk penetapan agenda sunatnya,” kata Anwar.
Menurut Anwar, program ini dilaksanakan guna optimasi kemanfaatan biaya zakat, infak, dan infak kepada masyarakat luas.
Lazismu sendiri menurutnya mempunyai beragam program unik yangg menyasar fakir, miskin, mualaf, hingga golongan upaya UMKM.
“Jadi, kami imbau ke masyarakat untuk dapat menyalurkan zakat, infak, dan sedekahnya di Lazismu, Jalan Ahmad Dahlan di Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau. Karena amal yangg diberikan bakal disalurkan tepat sasaran,” imbuh Anwar.
Sementara itu, master Klinik Pratama UMRI dr Yulis mengaku sudah sering menyunat mualaf, baik masal maupun individu.
Untuk sunat mualaf sendiri menurutnya perlu penanganan unik hingga tiga kali suntik pembiusan.
“Ya tentu ada perbedaan lantaran kulit orang dewasa itu sudah kasar. Namun, kami sering juga menyunati orang mualaf di sini (klinik). Jadi, jika ada orang mualaf bawa saja ke sini,” imbuh dr Yulis.
Sementara salah seorang penerima manfaat, A (24 tahun), yangg baru mengucapkan syahadat di akhir Ramadan 2022 lampau mengaku sangat berterima kasih dengan akomodasi sunat cuma-cuma UMRI tersebut. A disunat pada Sabtu (20/05/2023).
“Saat ini saya sangat senang lantaran sudah bisa disunat. Saya merasa sempurna jadi seorang Islam,” kata A dengan ceria sembari melangkah memegang sarungnya.***
English (US) ·
Indonesian (ID) ·