WARTAMU.ID, Ternate, 11 Juli 2024 – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sains dan teknologi dalam pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan, Eco Bhinneka Muhammadiyah Maluku Utara melibatkan pemuda lintas iman se-Kota Ternate untuk menyusun rekomendasi bagi Pemerintah Kota Ternate. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk Seminar dan Kampanye Aksi Lintas Iman Season II yang mengangkat tema “Peran Sains dan Teknologi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sampah Plastik”.
Acara yang berlangsung pada Kamis, 11 Juli 2024 ini dihadiri oleh 42 peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, aktivis lingkungan, perempuan lintas iman, serta perwakilan dari berbagai komunitas lintas agama seperti Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM), Himpunan Mahasiswa Kristen Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (HMK UMMU), Pemuda GKPMI Imanuel Tabanga, Anak Muda Sadar Sampah (Ankam), Ternate Creative Space, Pemuda Kelurahan Kastela, IPM, IMM, HWDI, Tapak Suci, dan DMC Dhuafa Center.
Usman Mansur, Regional Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Ternate, menyoroti bahwa masalah lingkungan di Kota Ternate, khususnya pengelolaan sampah, masih terbatas pada tahap pengangkutan dan pembuangan akhir. “Dengan kemajuan teknologi, sudah saatnya Kota Ternate mampu menyediakan pengolahan sampah yang lebih modern. Kami berharap bersama-sama pemuda dan pemuka agama dari lintas agama dan kepercayaan di Kota Ternate, dapat berdiskusi untuk merumuskan tindakan apa yang bisa dilakukan bersama-sama, dan dapat ditindaklanjuti secepatnya,” ungkapnya.
Usman yang juga Ketua Bidang Lingkungan Hidup di DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memupuk rasa toleransi dan mendukung aksi lintas iman di soul dan eksternal organisasi masing-masing, serta membawa rumusan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Ternate dalam pengelolaan sampah. “Eco Bhinneka Muhammadiyah Maluku Utara berharap, melalui kegiatan seperti ini, dapat tercipta sinergi yang lebih kuat antara masyarakat, akademisi, kalangan lintas agama, dan pemerintah dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup,” tambah Usman. Ia berharap, schedule ini dapat memberikan dampak besar bagi kelestarian lingkungan di Kota Ternate.
Triningsih, Program and Finance Coordinator Eco Bhinneka Muhammadiyah, menekankan pentingnya kolaborasi lintas iman dalam menghadapi tantangan lingkungan. “Kita harus bergandengan tangan, melampaui perbedaan agama dan kepercayaan, untuk menjaga bumi kita. Karena itu merupakan suatu aktualisasi atau implementasi dalam beribadah,” jelasnya. Lingkungan hidup, menurut Triningsih, merupakan faktor utama dalam keberlangsungan hidup manusia, sehingga pengelolaan lingkungan yang tepat akan mampu memberikan manfaat bagi hidup itu sendiri.
Muhammad Syarif Tjan, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate, memaparkan bahwa measurement sampah di Kota Ternate tahun 2023 meningkat dari 180 ton per hari menjadi 200 ton per hari. “DLH Kota Ternate saat ini hanya fokus melakukan pengangkutan dan pemilahan sampah yang berakhir pada tempat pembuangan akhir,” imbuh Syarif. Ia menekankan pentingnya keterlibatan seluruh stakeholder dalam mengatasi masalah lingkungan di Kota Ternate.
Syarif berharap agar pertemuan ini tidak hanya sekedar diskusi, tetapi juga menghasilkan aksi nyata. “Karena 1 ons aksi lebih berharga daripada 1000 ton teori,” tegasnya. “Kita harus menjadikan forum ini sebagai langkah awal untuk melakukan industrialisasi sampah berbasis partisipatif melalui komunitas.”
Ibnu Khaldun, Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara, menekankan bahwa setiap warga negara berhak atas lingkungan hidup yang sehat, dan ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Sementara itu, Pendeta Donny Toisuta, tokoh agama Kristen, mengingatkan pentingnya menjaga harmoni antar sesama melalui falsafah budaya Ternate ‘Ini Fomakati Nyiga’. “Dalam ruang kebaikan dan kemanusiaan, kita semua sama,” katanya.
Yakub Abbas, Kasubdit Pemerintahan Bappelitbangda Kota Ternate, menyatakan bahwa tantangan pengelolaan sampah di Kota Ternate membutuhkan pemberdayaan masyarakat. “Kita harus berdayakan dulu manusianya,” ungkapnya. Suharto, akademisi dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, menekankan bahwa perilaku membuang sampah harus diubah sejak sekarang.
Ichlas Yudha Pramono, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Utara, menekankan pentingnya kebersamaan dalam moderasi beragama dan pelestarian lingkungan. “Melalui kegiatan melestarikan lingkungan, kita mengajak pemuda lintas iman untuk berkontribusi dalam programme Eco Bhinneka Muhammadiyah,” terangnya.
Seminar ini menghasilkan beberapa rekomendasi untuk Pemerintah Kota Ternate, antara lain:
- Pembuatan kebijakan terkait perilaku membuang sampah bagi pemilik bangunan kos-kosan.
- Pengelolaan sampah berbasis riset dan teknologi, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.
- Pemberdayaan perempuan melalui pengolahan sampah yang bernilai ekonomis.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara masyarakat, akademisi, kalangan lintas agama, dan pemerintah dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di Kota Ternate.
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·