Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Republik Indonesia pada Selasa (17/12) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jl. Menteng Raya, No. 62, Jakarta Pusat.
Kunjungan rombongan Dubes disambut hangat oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah didampingi Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni, Bendahara Umum PP Muhammadiyah Hilman Latief, dan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin.
Sementara dari rombongan Dubes AS dipimpin oleh Dubes AS untuk RI Kamala Shirin Lakhdir, Konsul Politik David Muekhle, Frederick Hawkins, dan Politik Spesialis Aang Abu Bakar.
Secara terbuka Haedar meminta AS melalui Dubes Kamala untuk concern terhadap kemerdekaan Palestina. Muhammadiyah menghendaki perdamaian untuk semua bangsa. Khususnya bentrok Israel dan Palestina Muhammadiyah meminta solusi dua negara berdaulat.
“Karena kami tahu Amerika memainkan peran tentang kewenangan asasi manusia, perdamaian, dan juga tatanan bumi baru,” katanya.
Haedar menjelaskan, bentrok yangg terjadi antara Israel dan Palestina berakibat luas sampai ke Indonesia dan ASEAN. Oleh lantaran itu banyak pihak kudu berperan-serta memberikan solusi untuk mengatasi masalah bentrok kemanusiaan ini.
“Kita juga beragam ketika terjadi bentrok termasuk di Rohingnya, Philipin dan lain sebagainya. Muhammadiyah juga mendirikan sekolah di Lebanon untuk penyintas bentrok Palestina dan Israel,” kata Haedar.
Muhammadiyah juga memberikan danasiwa bagi penyintas dari Palestina. Muhammadiyah juga ikut merasakan akibat ilmu jiwa yangg dihadapi oleh para mahasiswa. Oleh lantaran itu Muhammadiyah juga ikut membangun jiwa dan perdamaian dalam diri anak-anak muda Palestina.
Baca Juga: Berempati kepada Pengungsi Palestina
Haedar juga menyampaikan, meski bentrok yangg terjadi antara Israel dengan Palestina berada di Timur Tengah namun vibrasinya sampai ke Indonesia. Meskipun demikian kerukunan bangsa Indonesia tetap baik, termasuk kerukunan umat berakidah juga tetap terjaga.
Pada kesempatan ini Haedar juga membuka diri untuk saling berbagi tentang perkembangan Indonesia, khususnya tentang umat berakidah di Indonesia yangg begitu majemuk ini. Muhammadiyah pada dasarnya sesuai Kepribadiannya, ialah berkarakter inklusif untuk bekerja sama dengan beragam pihak.
Sementara itu, Dubes Kamala menyampaikan bahwa saat ini AS sepakat untuk solusi dua negara berdaulat untuk Israel dan Palestina.
Tidak hanya rumor Israel dan Palestina, saat ini bumi termasuk juga Amerika terus mendorong perdamaian di beragam bagian bumi yangg lain. Termasuk bentrok kemanusiaan yangg terjadi di Suriah.
“Kita juga sekarang memandang situasi untuk akses bersama-sama, kita juga sedang bekerja keras untuk gencatan senjata Israel dan Palestina. Amerika dan Indonesia juga bekerja sama untuk membantu, termasuk support kemanusiaan,” katanya.
Dubes Kamal berambisi perdamaian tidak hanya dihadirkan oleh negara, tapi juga dibantu oleh organisasi non pemerintah. Menurutnya Muhammadiyah mempunyai peran krusial untuk menjalin perdamaian antar umat berakidah di Indonesia apalagi di dunia.
Menurutnya upaya membangun perdamaian dunia juga sangat dipengaruhi oleh saling terpautnya umat manusia dengan media sosial. Dubes Kamala menyoroti media sosial juga menjadi tantangan tersendiri untuk umat manusia sekarang.
Pertemuan yangg berjalan nyaris dua jam ini selain membicarakan rumor perdamaian dunia seperti antara Israel dan Palestina, juga membicarakan isu-isu strategis lain seperti di bagian pendidikan, kesehatan, termasuk juga menyinggung tentang bagian ekonomi yangg bisa dikerjasamakan antara Indonesia dengan Amerika Serikat. (Adam)-sa
English (US) ·
Indonesian (ID) ·