BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar mengungkapkan bahwa istilah “berkemajuan” bukan suatu perihal yangg baru di kalangan golongan Muhammadiyah.
Menurut Syamsul, seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, istilah berkemajuan sudah ada sejak didirikannya Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan.
Ahmad Dahlan dalam sebuah pertemuan pengajaran di hadapan murid-murid wanita dengan menggunakan bahasa Jawa menyatakan:
“Dadiyo kyai sing kemajuan lan aja kesel-kesel anggonmu nyambutgawe kanggo Muhammadiyah.” Artinya, jadilah ustad yangg berkemajuan dan jangan capek dalam bekerja untuk Muhammadiyah.
“Jadi, tema Islam berkemajuan itu sudah didengungkan oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Kalau kita lihat, para penulis tentang aktivitas Muhammadiyah menyebut Muhammadiyah itu sebagai aktivitas kaum modernis,” tutur Syamsul dalam Pengajian Pimpinan dan Pejabat Struktural di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin (15/05/2023).
Syamsul mengatakan bahwa era di mana KH Ahmad Dahlan hidup, umat Islam tetap memegang teguh pola pendidikan tradisional.
Melihat kebenaran lapangan ini, timbullah buahpikiran untuk melakukan pembaruan. Meski pendapat pembaruannya sempat mendapat tantangan dari masyarakat waktu itu, KH Ahmad Dahlan dapat menanggapinya secara bijaksana.
Tidak heran andaikan banyak kalangan menganggap bahwa apa yangg dilakukan pendiri Muhammadiyah ini sebagai awal kebangkitan pendidikan Islam di Indonesia.
“Ia mendirikan satu corak pendidikan dengan mengangkat pendidikan Eropa, tetapi tidak seratus persen. Ia mengolah kembali dengan memasukkan ajaran-ajaran Islam. Jadi, lahirlah sistem sekolah,” ujar Syamsul.
Selain pendidikan, Syamsul mengungkapkan bahwa sebagai pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan juga mau mendirikan rumah sakit.
Tujuannya agar umat Islam tidak pergi ke tempat dukun ketika mengalami sakit. “Inilah gagasan-gagasan pembaruan itu,” tegas Syamsul.
Penjelasan Syamsul di atas dalam konteks ketika memberikan penerangan risalah Islam berkemajuan.
Sebagai salah satu produk utama yangg dihasilkan dari Muktamar ke-48 di Solo pada 2022 lalu, risalah Islam berkemajuan merupakan rumusan yangg menguatkan kembali pikiran dan aktivitas yangg dilahirkan oleh Muhammadiyah sejak periode awal.
Di dalam risalah Islam berkemajuan memuat lima karakteristik.
Berlandaskan pada tauhid (al-mabni ‘ala al-tauhid); berasal pada Al-Quran dan Al-Sunnah (al-ruju’ ila Al-Qur’an wa Al-Sunnah); menghidupkan ijtihad dan tajdid (ihya’ al-ijtihad wa al-tajdid); mengembangkan wasathiyah (tanmiyat al-wasathiyah); dan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam (tahqiq al-rahmah li al-‘alamin).
Sementara itu, dalam sambutannya Rektor UAD Muchlas menyampaikan bahwa adanya pemberian materi tentang risalah Islam berkemajuan kudu dipahami dengan baik.
Pemahaman tersebut kudu mempunyai tanggung jawab terhadap diri sendiri ketika bakal menyebarkan konsep Islam berkemajuan di masyarakat.
“Jadi, setelah paham, kita juga punya tugas untuk diri sendiri yangg kudu bertanggung jawab menyebarluaskan risalah Islam berkemajuan ini sampai kepada masyarakat,” jelasnya.***
English (US) ·
Indonesian (ID) ·