Tekan Limbah Plastik, Lazismu Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan untuk Wadah Daging Kurban - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Lazismu menggunakan besek sebagai wadah daging kurban

KEMASAN ramah lingkungan menjadi pilihan Lazismu dalam program Qurbanmu. Sebab, setelah penyembelihan daging segar sebelum dibagikan ke penerima faedah dikemas dalam wadah ramah lingkungan. Pilihan bungkusan yangg berkawan dengan lingkungan ini merupakan penerapan Lazismu dalam mendorong pengurangan limbah plastik di hari raya besar Islam dalam membungkus daging kurban.

Kemasan ramah lingkungan yangg digunakan bisa membantu mengurangi proses pembusukan yangg biasanya menggunakan plastik lantaran adanya mikroorganisme yangg jika dibuang bisa menimbulkan aroma tak sedap.

Menurut Mochammad Sholeh Farabi, Ketua Panitia Kurban Lazismu Pusat, ada banyak argumen kenapa bungkusan ramah lingkungan dipilih oleh Lazismu ketika penyaluran daging segar dari tanggal 17 – 20 Juni 2024.

“Salah satu alasannya di samping untuk mengedukasi masyarakat, Lazismu yangg mempunyai program lingkungan sebagai lembaga amil amal nasional perlu mempraktikkannya dan momentum Idul Adha dengan penyelenggaraan kurban waktu yangg tepat,” katanya dalam rilisnya ke Maklumat.ID, Sabtu (22/6/2024).

Di area Jabodetabek, dalam pendistribusian daging kurban, kata Farabi Lazismu menggunakan bungkusan bambu (besek). Semua panitia kurban yangg bekerja-sama dengan Lazismu kudu menggunakan besek.

“Sampai tiga hari terakhir setelah puncak Idul Adha, Alhamdulillah masyarakat menyambut positif langkah Lazismu dalam menggunakan bungkusan ramah lingkungan untuk wadah daging segar,” sebut Farabi. Di Lazismu wilayah pun sebetulnya sudah dilakukan sejak 2020 seperti di Mojekerto dan wilayah lainnya.

Tak hanya menggunakan besek, Lazismu dalam program yangg sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam penyalurannya mengandalkan bahan alami untuk wadah daging segarnya.

Di Kalimantan Barat, kearifan lokal turut memberikan inspirasi dengan menggunakan daun Simpur dan pelepah Pinang yangg dikeringkan. Suhartini amil Lazismu dari Kalimantan Barat, mengatakan sumber-sumber alam yangg tersedia di sini sangat membantu melengkapi bungkusan daging kurban untuk bahagiakan sesama.

Sementara itu, di Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menurut Upik Rakhmawati selaku penanggung jawab program kemitraan BPKH, pembungkus daging segarnya menggunakan pelepah pisang. Selain mudah didapat, pelepah pisang menampilkan karakter tersendiri sehingga kesegarannya terjaga.

Selain menyuguhkan bungkusan ramah lingkungan yangg alami, Lazismu Wilayah Bali mengabarkan dalam mengemas daging segar menggunakan jejak tebu.

Menurut Edo selaku amil di Pulau Seribu Pura, jejak tebu tersebut sudah dibentuk layaknya Styrofoam. “Tapi ini bukan Styrofoam, melainkan bungkusan rapat air yangg mudah terurai jika sudah menjadi limbah,” imbuhnya.

Kendati digunakan dalam sehari untuk mengemas daging segar, bungkusan ramah lingkungan tergolong efisien dan ekonomis. Di tahun mendatang, kata Farabi, Lazismu yangg telah menggunakan bungkusan ramah lingkungan selama ini, kudu tetap mempertahankannya.

Siapa tahu dari Lazismu wilayah yangg lain, kata dia, menemukan penemuan bahan bungkusan ramah lingkungan lagi dari kearifan lokal masing-masing dalam mengemas daging segar dalam program Qurbanmu Bahagiakan Sesama.

Tidak hanya itu, mitra Lazismu, Corporate Secretary BCA Syariah, Nadia Amalia Sekarsari menyampaikan bahwa BCA Syariah berupaya mengedukasi dan menularkan semangat mendukung pembangunan berkepanjangan kepada penduduk di antaranya dengan menggunakan bungkusan yangg ramah lingkungan.

“Selain itu, bungkusan ini juga lebih baik untuk kesehatan dibandingkan menggunakan plastik,” tandasnya.

Reporter: Ubay NA 

Editor: Aan Hariyanto 

-->
Sumber MaklumatID
MaklumatID