BANDUNGMU.COM, Gunung Kidul — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa sebagai organisasi nan menisbatkan diri sebagai pengikut Nabi Muhammad, Muhammadiyah tentu menjalankan amalan-amalan sunah Nabi Muhammad sebagaimana nan dipraktekkan dalam kehidupannya.
Namun, sunah nan diamalkan Muhammadiyah bukan secara simbolis semata, melainkan substantif. Mengutip muhammadiyah.or.id, Haedar menuturkan, sunah Nabi Muhammad nan diamalkan oleh Muhammadiyah tidak dengan mengenakan jubah alias makan dengan tiga jari.
Namun, sunah nan diamalkan Muhammadiyah adalah secara substantif, seperti membangun peradaban sebagaimana nan dicontohkan Rasulullah SAW ketika membangun Madinah Al-Munawwarah.
Pengamalan sunah Nabi nan diaktualisasikan oleh Muhammadiyah seperti membangun lembaga pendidikan, rumah sakit, panti sosial, memajukan ekonomi, dan seterusnya.
Oleh lantaran itu, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di beragam bagian didorong oleh Haedar Nashir untuk berkeunggulan dan berkemajuan. Hal itu untuk menjawab tantangan dalam konteks kehidupan kebangsaan, keumatan, dan kemanusiaan universal.
“Yang kita contoh bukan busana jubahnya lantaran itu sebagaimana tradisi bangsa Arab. Juga makan tiga jarinya, kita makan soto tidak mungkinkan pakai tiga jari,” kata Haedar Haedar Nashir di aktivitas peringatan Satu Dasawarsa SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin Gunungkidul di Gedung Serbaguna Siyono, Gunungkidul, Rabu (22/03/2023).
Pada kesempatan ini Haedar juga menyampaikan agar pendidik alias penggerak pendidikan Muhammadiyah agar tidak latah mengikuti nan sedang terkenal saat ini, seperti mengubah kurikulum di lembaga pendidikan Muhammadiyah menjadi rumah tahfiz. Menurut Haedar, perihal itu baik, tetapi tidak dengan serta-merta semua menjadi rumah tahfiz.
Haedar menerangkan, menghadapi tantangan di depan nan kian kompleks dibutuhkan generasi dengan kompetensi di beragam bidang. Tidak hanya dalam satu kompetensi.
Dia berharap, dengan konsep pendidikan holistik dan integratif nan diterapkan di lembaga pendidikan Muhammadiyah bisa menghasilkan insan nan unggul, berkemajuan, dan berkompeten di beragam bidang.
Haedar berharap, anak-anak Muhammadiyah juga kudu ada nan menjadi master di biologi, fisika, kimia, dan lain sebagainya.
Berbagi kompetensi keilmuan di bagian nan dimiliki oleh lulusan Muhammadiyah tersebut tetap dibingkai dengan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Hal itu, imbuhnya, merupakan upaya Muhammadiyah untuk menjawab tantangan dan mempersiapkan masa depan peradaban untuk lebih baik.***
English (US) ·
Indonesian (ID) ·