BANDUNGMU.COM, Bandung — Bagi Anda yangg suka berjalan menggunakan kereta api ke arah Garut alias ke arah lainnya, pasti tahu dengan stasiun berhistoris yangg satu ini.
Ya, inilah Stasiun Cibatu. Stasiun Cibatu (CB) adalah stasiun kereta api kelas II yangg terletak di area Cibatu, Garut, Jawa Barat.
Melansir Wikipedia, Selasa 24 Mei 2022, stasiun yangg terletak pada ketinggian 612 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dan saat ini merupakan stasiun kereta api aktif terbesar di Kabupaten Garut.
Lokasi stasiun ini kurang lebih 21 kilometer di sebelah utara pusat pemerintahan Kabupaten Garut. Posisi dan ukuran stasiun yangg relatif besar ini menjadikan stasiun ini menjadi stasiun utama keberangkatan bagi penduduk Garut untuk berjalan ke beragam bidang di Jawa dengan kereta api.
Stasiun ini mempunyai percabangan menuju Garut–Cikajang, tetapi sempat dinonaktifkan sejak 1983 lantaran kalah bersaing dengan kendaraan pribadi dan pikulan umum. Pada 24 Maret 2022, lintas Cibatu–Garut resmi dibuka kembali setelah nyaris 40 tahun nonaktif.
Dikunjungi Charlie Chaplin
Stasiun Cibatu dibuka pada 14 Agustus 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yangg menghubungkan Stasiun Cicalengka dengan Cilacap oleh Staatsspoorwegen, maskapai kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda.
Selain itu, jalur yangg menuju Garut juga diresmikan pada tanggal yangg sama. Untuk perpanjangan jalur yangg menuju Cikajang dibuka pada 1 Agustus 1930 oleh SS.
Pada era kolonial Belanda, Stasiun Cibatu merupakan stasiun primadona lantaran menjadi tempat pemberhentian visitor Eropa yangg mau berpiknik ke wilayah Garut.
Hal ini sangat wajar adanya lantaran wilayah Priangan yangg satu ini terkenal bakal keelokan alamnya sejak dahulu. Banyak visitor sudah kepincut indahnya suasana alam kota berjuluk “kota intan” ini.
Bahkan banyak hotel di area Garut yangg ketiban “berkah” dari banyak visitor Eropa yangg datang ke sana. Mereka menginap di hotel-hotel yangg saat itu menjadi hotel favoritnya para wisatawan.
Dalam kitab “Seabad Grand Hotel Preanger 1897-1997” yangg ditulis oleh Haryoto Kunto, antara tahun 1935-1940 setiap hari di Stasiun Cibatu diparkir selusin taksi dan limousine milik hotel-hotel di Garut, di antaranya Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, Hotel Van Hengel, Hotel Bagendit, Villa Pautine, dan Hotel Grand Ngamplang.
Berdasarkan info komedian legendaris Charlie Chaplin pada 1927 pernah menjejakkan kakinya di stasiun ini.
Saat itu Charlie Chaplin berbareng aktris Mary Pickford sedang dalam perjalanan liburan ke Garut.
Selain Chaplin, tokoh lain yangg tercatat menjejakkan kaki di Stasiun Cibatu adalah Georges Clemenceau. Dia adalah pendiri surat kabar “La Justice” (1880), “L’Aurore” (1897), dan “L’Homme Libre” (1913), sekaligus penulis politik terkemuka.
Clemenceau menjadi Perdana Menteri Prancis dalam dua periode, ialah 1906-1909 dan 1917-1920.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno, juga sempat berjamu ke Stasiun Cibatu dalam rangkaian perjalanan menggunakan kereta api luar biasa melalui jalur selatan.
Sepanjang perjalanan tersebut, rakyat di kota-kota mini meminta Sang Proklamator untuk turun di setiap stasiun (termasuk juga Stasiun Cibatu) dan berpidato di hadapan mereka.
Bangunan dan tatak letak
Stasiun ini mempunyai empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Di sisi utara stasiun terdapat depo lokomotif yangg dahulunya dimanfaatkan sebagai tempat perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap.
Depo lokomotif ini berfaedah pula sebagai depo lokomotif persediaan jika ada lokomotif yangg kudu diganti dalam perjalanan lantaran kerusakan alias jika ada lokomotif dengan rangkaian yangg memerlukan tenaga tambahan (biasanya traksi ganda).
Pada 1983, seiring ditutupnya jalur Cibatu-Garut-Cikajang, depo tersebut tidak lagi beraksi sebagai salah satu depo utama. Saat ini depo tersebut hanya berstatus sebagai sub depo.***
English (US) ·
Indonesian (ID) ·