BANDUNGMU.COM, Bandung — Salat lail alias yangg lebih sering disebut dengan salat tahajud pada dasarnya sama dengan salat tarawih, berasas pada langkah pelaksanaannya, ialah salat sunah pada malam hari yangg dikerjakan setelah salat isya.
Hanya istilah salat tarawih digunakan untuk salat lail yangg dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan sabda riwayat Al-Bukhari.
Dari Abu Salamah bin Abdur Rahman (diriwayatkan) bahwa dia bertanya kepada Aisyah, “Bagaimana tata langkah salat Nabi SAW pada bulan Ramadhan?” Aisyah menjawab, “Beliau salat (sunah qiyamul–lail) pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat, maka jangan Anda tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya, kemudian beliau salat lagi empat rakaat, maka jangan Anda tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya, kemudian beliau salat tiga rakaat.” (HR Al-Bukhari).
Menilik sabda di atas, dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah rakaat salat malam melampaui dari sebelas rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Adapun tata langkah pelaksanaannya ialah dengan empat rakaat salam, empat rakaat salam, dan diakhiri dengan witir tiga rakaat.
Namun, selain dengan langkah tersebut, terdapat beberapa susunan lain pada rakaat salat malam, antara lain sebagaimana disebutkan pada sabda berikut:
Dari Aisyah (diriwayatkan) dia berkata, “Rasulullah SAW melakukan salat antara isya dan subuh sebanyak sebelas rakaat. Beliau mengucapkan salam pada setiap dua rakaat dan melakukan witir dengan satu rakaat.” (HR Ad-Darimi).
Dari sabda tersebut dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW mengerjakan salat malam berjumlah sebelas rakaat dengan langkah dua rakaat salam, dua rakaat salam hingga berjumlah sepuluh rakaat dan diakhiri witir satu rakaat. Istilah salat tahajud berasal dari firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Isra (17) ayat 79.
Tata langkah tahajud
- Waktu pelaksanaannya adalah setelah salat isya sampai sebelum waktu shubuh (berdasarkan HR Al-Bukhari dan Muslim). Namun, yangg paling baik adalah pada sepertiga akhir malam (berdasarkan HR Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
- Salat tahajud boleh dikerjakan secara berjamaah (berdasarkan HR Muslim) dan boleh juga dilakukan sendirian.
- Diawali dengan salat iftitah dua rakaat (berdasarkan HR Muslim, Ahmad, dan Abu Daud).
- Sebelum membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama, membaca angan iftitah: “Subhaanallaahi dzil-malakuuti wal-jabaruuti wal-kibriyaa’i wal ‘adzamah”. Artinya: “Mahasuci Allah, Dzat yangg mempunyai kerajaan, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan.”
- Hanya membaca surah Al-Fatihah (tidak membaca surat lain) pada tiap rakaat (berdasarkan HR Abu Daud). Adapun referensi lainnya seperti referensi rukuk, iktidal, sujud, dan lainnya sama seperti salat biasa.
- Salat iftitah boleh dilakukan secara berjamaah maupun sendiri-sendiri (berdasarkan HR At-Thabrani).
- Setelah salat iftitah, melaksanakan salat sebelas rakaat. Beberapa sabda Nabi SAW menjelaskan bahwa salat tahajud bisa dilaksanakan dengan beragam cara, di antaranya (1) melaksanakan empat rakaat + empat rakaat + tiga rakaat (4 + 4 + 3 = 11 rakaat) (berdasarkan HR Al-Bukhari), alias (2) dua rakaat iftitah + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + satu rakaat (2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 = 13 rakaat) (berdasarkan HR Muslim).
- Pada salat witir, hendaknya membaca surah Al-A’la setelah Al-Fatihah pada rakaat pertama, surat Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan Al-Ikhlas pada rakaat yangg ketiga. Setelah salam, sembari duduk membaca: “Subhanal-malikil-qudduus.” (3x), lampau membaca: “Rabbil-malaaikati war-ruuh” (berdasarkan HR Al-Baihaqi, At-Thabrani, dan Daruqutni, sabda ini dikuatkan oleh Iraqi).
- Membaca doa.
Salat tahajud merupakan ibadah sunah utama yangg sudah Rasulullah contohkan, praktekkan, dan ajarkan kepada umatnya. Jadi, kapan terakhir kita salat tahajud?***
___
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA
English (US) ·
Indonesian (ID) ·