Sepakati MoU Kerja Sama dengan PP ‘Aisyiyah, Listyo Harap Bisa Berkolaborasi dalam Berbagai Bidang - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 9 bulan yang lalu

Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Listyo Sigit Prabowo, turut menjadi pembicara dalam Tanwir I ‘Aisyiyah hari ini (15/1).  Dalam pidatonya, dia mengucapkan selamat atas terselenggaranya permusyawaratan besar ‘Aisyiyah ini. Selain itu, dia juga mengapresiasi perhatian ‘Aisyiyah terhadap isu-isu strategis yangg sedang menjadi perhatian masyarakat.

“Saya mencoba untuk berpikir tentang temanya ialah mewujudkan masyarakat berkeadilan. Jika membicarakan masyarakat berkeadilan, maka kita membicarakan tentang kesetaraan, utamanya dalam hak-hak dasar. Salah satu rumor yangg sering kita gelorakan adalah tentang rumor kesetaraan gender. Isu ini bukanlah rumor nasional saja, melainkan juga rumor global. Isu ini pun sudah dibicarakan sejak abad ke-19 lalu, utamanya di Amerika Serikat,” ujar Kapolri.

Menurutnya, di Indonesia masalah kesetaraan kelamin juga disuarakan oleh banyak tokoh-tokoh sejak masa sebelum kemerdekaan. “Kita mengenal Kartini yangg menulis kitab lenyap Gelap Terbitlah Terang yangg menyuarakan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan. ‘Aisyiyah tentunya juga ikut berkedudukan dalam perihal ini sejak tahun 1917 lalu,” ucap Listyo.

Ia juga menambahkan bahwa perjuangan kesetaraan kelamin ini melahirkan banyak tokoh hebat. Ia menyatakan, “Tentunya dari perjalanan sejarah gimana peran wanita di Indonesia, Kartini, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, adalah tokoh-tokoh pejuang kesetaraan kelamin dan mempersempit ruang perbedaan antara laki-laki dan perempuan.”

Semangat perjuangan kesetaraan kelamin ini menurut Listyo tetap bersambung hingga hari ini, termasuk di pemerintahan pusat. “Pada Kabinet Periode ini ada 6 menteri perempuan. Kita juga pernah mempunyai presiden perempuan. Kami minta Indonesia suatu hari kelak bakal mempunyai Kapolri wanita terlepas dari kerentanan dan resiko yangg tinggi,”  ujarnya berharap.

Baca Juga: Pidato Siti Hayinah pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama: Persatoean Manoesia

Harapan dari Kapolri ini tentu tidak lahir dari ruang kosong. Ia menjelaskan, “Beberapa kali kami memandang para polwan turut berkedudukan krusial di tugas-tugas mendesak dan beresiko tinggi. Dalam rumor kekerasan terhadap wanita dan anak, kami mendorong penanganannya agar bisa melangkah dengan optimal dengan mengadakan direktorat unik untuk wanita dan anak. direktorat ini kami upayakan penanganannya dengan dipimpin oleh seorang polwan. Terkit penanganan unik wanita dan anak, tidak bisa sembarang dilakukan oleh Polri.”

Ia juga menceritakan bahwa inisiasi Direktorat Khusus Perempuan dan Anak ini telah melalui banyak proses yangg kompleks hingga dapat berdiri. “Perkembangan ini telah melalui proses yangg tidak mudah lantaran beberapa kali mengusulkan ke Kemenpan-RB itu gagal. Saat kami ajukan ke presiden, alhamdulillah-nya beliau langsung setuju,” jelas Listyo.

Sebagaiman namanya, direktorat ini bakal unik menangani kasus wanita dan anak.Data yangg ada menunjukkan bahwa korban anak lebih banyak dari korban dewasa. Ia menjelaskan, ” Namun kita ketahui juga bahwa di Indonesia, korban banyak yangg takut melapor. Ia takut bahwa pengalamannya bakal menjadi kejelekan alias apalagi dia bisa menjadi korban kedua kali. Oleh lantaran itu, kejadian kekerasan terhadap wanita dan anak ini adalah kejadian gunung es.”

Oleh lantaran itu, melalui MoU yangg telah disepakati, Kapolri berambisi bahwa kerjasama strategis ini dapat berakibat banyak nantinya. ” Bersama ‘Aisyiyah kita bisa bekerja-sama di banyak bidang, utamanya dalam menegakkan keadilan mengingat ‘Aisyiyah mempunyai Posbakum yangg terakreditasi kemenkumham. Dalam bidang-bidang lain, MoU ini kita sorong untuk kerjasama yangg lebih baik dalam banyak program nantinya,” pungkas Kapolri. (lsz)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id