BANDUNGMU.COM, Bandung — Menko PMK sekaligus Ketua PP Muhammadiyah Muhadjir Effendy mengatakan bahwa kepemimpinan profetik adalah kepemimpinan yangg menerapkan karakter kepemimpinan rasul alias para nabi terutama kepemimpinan yangg dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Kepemimpinan profetik meneladani empat sifat wajib karakter utama rasul ialah sidiq, amanah, tablig, dan fatanah,” tutur Muhadjir seperti bandungmu.com kutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Pemimpin yangg sidiq mempunyai makna jujur yangg dalam makna yangg luas berintegritas. Sidik bukan sekedar jujur, melainkan dalam diri seorang pemimpin mempunyai sikap yangg tegas sesuai dengan apa yangg diucapkan dan dipikirkan dan dilakukan dan selalu berpihak pada kebenaran.
Kemudian pemimpin mempunyai sifat amanah alias terpercaya. Maknanya ketika seseorang mendapat tanggung jawab, mendapat tugas dari masyarakat, maka kudu seseorang itu kudu melaksanakan dengan sebaik-baiknya.
“Tanggung jawab seorang pemimpin ketika memegang amanah berkarakter vertikal maupun mendatar yangg berpegang teguh pada Allah SWT dan berpegang pada amanah umat yangg mempercayai kita,” terang Muhadjir.
Kemudian sifat yangg ketiga adalah tablig yangg artinya menyampaikan. Rasul disebut Muhadjir mempunyai karakter utama adalah penyampai alias deliver. Karakter menyampaikan ini dalam makna apa yangg pemimpin sampaikan kudu diterima dan dipahami oleh orang lain.
“Maka kudu membedakan antara mengirim alias to send dengan menyampaikan alias to deliver. Apa yangg kita kirim belum tentu sampai tetapi jika menyampaikan kita pastikan apa yangg kita berikan sampai kepada pihak sasaran,” imbuh Muhadjir.
Selanjutnya, sifat fatanah alias pandai yangg ditandai dengan keahlian berpikir kritis imajinatif dan inovatif.
“Kita kudu selalu curiga, kudu selalu skeptis terhadap perihal yangg masuk dalam pikiran kita lantaran bersikap skeptis adalah awal mula dari pikiran kritis,” ungkap Muhadjir.
Berpikir kritis menurut Muhadjir bakal membikin orang berpikir kreatif, termasuk dalam perihal keahlian stimulus untuk menerima perihal baru dan kemudian bisa merespons dengan tepat. Kalau itu masalah, dia bisa mencari solusi atas masalah itu.
Peran wanita dalam perihal kepemimpinan ini disebut Muhadjir menjadi krusial apalagi penentu.
“Karena kita tahu tidak ada sebuah bangsa yangg tumbuh besar tanpa wanita lantaran dari wanita bakal menjamin bahwa proses regenerasi proses keberlangsungan sebuah bangsa bakal terjadi,” tandas Muhadjir.
English (US) ·
Indonesian (ID) ·