BANDUNGMU.COM, Bandung — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukajadi Kota Bandung menyelenggarakan pengajian qabla Ramadhan pada Ahad (19/03/2023) nan bertempat di Aula Masjid Ahmad Dahlan Gedung Dakwah Muhamamdiyah Jalan Sukajadi Nomor 1-3 nan dimulai pagi hari.
Kegiatan tersebut menjadi wahana untuk menjadin ukhuwah islamiyah terhadap seluruh masyarakat nan berada di lingkungan Sukajadi, nan terdiri dari pemerintah Kecamatan Sukajadi, masyarakat umum, sampai internal Muhammadiyah se-Sukajadi, dengan total kurang lebih 500 orang nan hadir.
Selain menjadi wahana silaturahim masyarakat Sukajadi, pengajian tersebut pun menjadi wahana tasyakur bini’mah lantaran tanggal 13 Maret menjadi hari jadi PCM Sukajadi nan berumur 53 tahun.
Pada pengajian tersebut dihadiri oleh Camat Sukajadi Inci Darmaga. Selain itu, pemateri di pengajian tersebut adalah Rizal Fadillah selaku pemerhati kebangsaan sekaligus Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat 2015-2022.
Rizal Fadillah menjelaskan mengenai perlunya menyambut Ramadhan dengan ceria lantaran bakal diampuni dosa dan mendapat pahala dari Allah SWT. Ramadhan juga menjadi bulan penuh berkah dengan dibukanya pintu surga selebar mungkin.
Selain dari itu penceramah juga menjelaskan beberapa metode penentuan awal dan akhir Ramadhan nan terdiri dari tiga metode, ialah metode wujudul hilal, hisab, dan imkanul ruyat.
Dari semua metode tersebut sama-sama Rasulullah SAW telah mencontohkannya. Oleh lantaran itu, tidak perlu menjadi pertikaian di masyarakat ketika mendapatkan sebuah perbedaan.
“Dalam bulan Ramadhan kita perlu banyak bermohon dan memohon kepada Allah SWT agar senantiasa apa nan kita harapkan oleh Allah SWT dikabulkan sesuai dalam QS Al-Baqarah ayat 186,” ujar Rizal.
QS Al-Baqarah ayat 186 menekankan bahwa kita perlu berada di jalan nan betul dan diridai oleh Allah sehingga angan kita dikabulkan. Setelah itu, pemateri melanjutkan pembahasan ke ayat selanjutnya ialah ayat 187 nan menitikberatkan bahwa di bulan Ramadhan kudu pandai menjaga hawa nafsu.
“Selain menjaga hawa nafsu agar Ramadhan kita lebih bermakna, perlu dijaga apa nan kita makan, dengan menjauhkan dari kekayaan nan kurang baik sehingga nikmat dalam berakidah Islam bisa terasa oleh setiap muslim,” tandas Rizal.***