Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1445 H/2024 M. Kegiatan yangg diselenggarakan di Jakarta, pada Rabu-Sabtu (7-10) Agustus 2024 ini diikuti seluruh stakeholder perhajian mulai dari wilayah hingga pusat.
“Alhamdulillah, berkah kerja sama seluruh jejeran Kemenag, khususnya Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) beserta jejeran dari pusat sampai daerah, tanggung jawab yangg diamanatkan bisa ditunaikan dengan baik,” ujar Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat membuka Rakernas, Rabu (7/8/2024).
Keberhasilan ini, lanjut Menag, juga tidak lepas dari pengarahan Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma’ruf Amin. Menag juga menyampaikan terima kasih atas peran serta seluruh mitra kerja Kemenag, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, Kemenkum HAM, BPK, DPR RI, BPS, BPKH, Pemda, maskapai, FK KBIHU, asosiasi PIHK, BPOM, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), serta para jemaah haji Indonesia.
“Secara unik apresiasi dan terima kasih saya sampaikan kepada Komisi VIII DPR RI. Sukses haji ini tidak terlepas dari pengawasan, pengawalan sahabat legislatif. Saran, kritik, dan beragam catatan yangg diberikan menjadi vitamin bagi kita semua untuk melakukan yangg terbaik hingga penyelenggaraan haji 2024 melangkah sukses,” ucap Gus Men.
Hadir dalam Rakernas Evaluasi Haji, Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi, Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief, dan Ketua BPKH Fadhlul Imansyah. Hadir juga para Staf Ahli dan Staf Khusus, Tenaga Ahli Menteri Agama, pejabat Eselon I dan II Kemenag dan Kementerian/Lembaga mitra, Kepala UPT Asrama Haji, serta Kakanwil Kemenag se-Indonesia.
Meskipun banyak apresiasi ditujukan atas keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji, tetapi menurut Menag, pertimbangan tetap wajib dilakukan. “Evaluasi ini menjadi salah satu tahapan krusial yangg tidak boleh dilewatkan dan menjadi keniscayaan bagi perbaikan yangg berkepanjangan di masa mendatang,” kata Menag.
“Yang sudah baik saya minta terus ditingkatkan, dan yangg tetap kurang kudu diupayakan untuk disempurnakan,” imbuhnya.
Enam Upaya
Dalam rangka meningkatkan kualitas haji Indonesia, Menag meminta Rakernas untuk membahas enam hal. Pertama, sukses Armuzna dengan skema Murur perlu ditingkatkan. Untuk haji tahun 2025, skema Murur agar dipersiapkan sejak awal penyelenggaraan.
“Terutama info jemaah yangg bakal mengikuti skema Murur sudah diketahui sebelum keberangkatan ke tanah suci,” pesan Gus Men.
Kedua, pembahasan mengenai kepadatan Mina. “Ini bukan rumor baru. Maka, kita yangg kudu punya langkah baru mengatasinya. Misalnya, kita perlu memperbaiki langkah manasik dan komunikasi publik mengenai kepadatan Mina ini,” ujar Menag.
“Jemaah maupun masyarakat perlu pemahaman yangg memadai mengenai kondisi aktual kepadatan Mina. Bila perlu calon jemaah haji diajak simulasi camping saat manasik,” kata Menag.
Pemahaman tentang Mina ini, menurut Gus Men, krusial disosialisasikan lantaran peningkatan akomodasi di Mina direncanakan baru bakal siap dalam dua tahun ke depan. Artinya, tahun 2025 kondisi Mina kemungkinan tetap sama dengan tahun 2024.
Menag menjelaskan, Indonesia tahun ini mendapat kuota sebesar 221.000 jemaah. Selain itu, ada tambahan sebesar 20.000 kuota sehingga totalnya menjadi 241.000 jemaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.
Baca Juga: Raudhah: Penawar Kerinduan pada Rasulullah
Sementara area jemaah haji reguler di Mina hanya seluas 172.000 m2. Sehingga, jika dibandingkan dengan jumlah jemaah reguler saat ini, rasionya setiap orang hanya dapat area seluas 80 cm2. “Ini kondisi yangg jauh dari ideal lantaran sangat padat. Tiap jemaah hanya punya ruang untuk duduk selonjor saja, bukan berbaring. Ini kudu dipahami jemaah,” ujar Gus Men.
“Jadi dari tahun ke tahun, rumor Mina ini pasti muncul. Hanya 2022 rumor kepadatan Mina tidak muncul. Karena saat itu, kuota jemaah hanya 50 persen,” lanjut Menag.
Pada penyelenggaraan ibadah haji 2022, diketahui bahwa kuota haji Indonesia hanya 100.051 jemaah. Ini terdiri atas 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus.
Selain itu, Kemenag juga terus melakukan obrolan dengan otoritas Arab Saudi agar persoalan laten kepadatan Mina ini segera mendapatkan solusinya. “Termasuk jika memungkinkan penerapan skema tanazul secara sistematis dan terencana,” ujar Gus Men.
Ketiga, yangg perlu dibahas dalam Rakernas kali ini adalah peningkatan ekosistem ekonomi haji. “Potensinya tetap sangat besar. Kita semua berambisi tahun mendatang bisa lebih optimal lagi, baik mengenai ekspor bumbu, makanan siap saji, lauk pauk, maupun potensi lainnya,” tutur Gus Men.
Tahun ini ada 70 ton ramuan nusantara yangg diekspor ke Saudi. Potensi ke depan bakal terbuka lebar, lanjut Gus Men, lantaran kebutuhannya menurut kalkulasi mencapai 300 ton.
Selain itu, di tahun ini ada sekitar 1,7 juta boks makanan siap saji yangg didistribusikan di Makkah dan saat puncak haji di Armuzna. “Jumlahnya tetap bisa ditingkatkan lantaran potensi kebutuhan untuk makanan siap saji ini bisa mencapai 5-6 juta boks,” sambung Gus Men.
Keempat, Gus Men meminta forum Rakernas juga membahas skema pembiayaan haji. “MUI baru saja mengeluarkan fatwa mengenai biaya haji. Isu ini perlu menjadi perhatian berbareng dengan BPKH, gimana kira-kira skema penerapannya,” ujar Gus Men.
Ia menambahkan, sejak 2022, Kemenag sudah menggulirkan skema biaya haji berkeadilan. Gus Men menyampaikan, Muzakarah Perhajian di Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo pernah merekomendasikan untuk keberlangsungan penyelenggaraan ibadah haji ke depan dan pemenuhan syarat istitha’ah, maka perlu penyesuaian biaya perjalanan ibadah haji (Bipih).
Rekomendasi tersebut dikeluarkan mengingat besarnya penggunaan nilai faedah biaya haji pada operasional haji tahun 1443 H/2022 M. “Saya minta rumor ini menjadi pembahasan juga di dalam Rakernas kali ini,” ujar Gus Men.
Kelima, Gus Men juga melakukan pertimbangan terhadap kebijakan penerapan istitha’ah kesehatan. Pada tahun ini, jumlah jemaah haji wafat ada 461 orang. Angka ini menurun dibanding tahun lampau di mana jumlah jemaah wafat mencapai 773 orang.
“Saya minta Rakernas ini juga melakukan pertimbangan terhadap kebijakan penerapan istitha’ah kesehatan dan membikin rekomendasi perbaikan untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025,” kata Gus Men.
Terakhir, Menag meminta peserta Rakernas lebih jeli mempersiapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025. Seperti diketahui, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sudah mengumumkan kuota haji Indonesia tahun 2025 sebesar 221.000, berikut agenda tahapan persiapan haji.
“Belajar dari tahun 2024, yangg merupakan tahun pertama di mana Raker BPIH dilakukan sebelum penandatanganan MoU, maka kita perlu jeli dalam mempersiapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025,” pesan Gus Men.
“Kita tentu tidak berambisi ekses dan dinamika perhajian saat ini terulang lagi di tahun depan,” tandasnya. (Humas/sa)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·