Anwar HariyonoPADA 2024, Presiden Prabowo Subianto mulai menjalankan roda pemerintahannya dengan satu misi yangg terbilang berani: menstabilkan nilai tukar rupiah melawan hegemoni Dollar Amerika. Dengan menerapkan strategi hilirisasi di sektor-sektor utama seperti pertanian, pangan, energi, dan biofuel, Prabowo bukan hanya mau mengurangi keterbatasan terhadap impor, namun juga mem-boost produksi dalam negeri. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal pride, gimana Indonesia bisa berdiri lebih kuat di panggung global.
Hilirisasi, kata yangg mungkin belum familiar di telinga kita, sebenarnya adalah strategi jitu untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal. Gaya Prabowo ini mencerminkan sebuah shift besar dibandingkan dengan pendekatan ekonomi presiden-presiden sebelumnya. Jika BJ Habibie konsentrasi pada stabilisasi pasca-krisis dengan restrukturisasi perbankan, dan SBY mengambil langkah sigap menanggapi krisis finansial global, Prabowo memandang lebih jauh dengan mendorong industri yangg berkepanjangan dan mengurangi ketergantungan eksternal.
Tapi, apa iya strategi fresh ini bakal efektif? Gen Z mungkin bakal bilang, “Coba dulu, baru tahu!” Kita tahu bahwa hilirisasi memerlukan banyak resource, mulai dari investasi besar-besaran hingga peningkatan kapabilitas produksi. Ini berarti, pemerintah kudu betul-betul all in, tidak hanya mengumumkan kebijakan tapi juga memastikan prasarana dan support industri siap sedia.
Langkah lain yangg Prabowo ambil untuk ‘menghadang’ Dollar adalah melalui kebijakan moneter, ialah dengan meningkatkan suku bunga. Ini bukan hanya sekadar kebijakan, tapi juga sebuah strategi untuk menjaga inflasi tetap low dan keep investor’s confidence up. Meskipun bisa sedikit bikin growth lambat, kenaikan suku kembang ini dimaksudkan untuk jangka panjang. Stabilisasi nilai tukar Rupiah yangg pada akhirnya mendukung ekonomi domestik yangg lebih kuat.
Generasi Z, yangg notabene adalah digital natives, juga kudu memperhatikan gimana Prabowo mengintegrasikan teknologi dalam strategi ekonominya. Hilirisasi dan peningkatan ekonomi tidak cukup tanpa support dari teknologi terkini. Misalnya, digitalisasi di sektor pertanian bisa membantu petani mengoptimalkan produksi dan mengakses pasar yangg lebih luas.
Walaupun belum ada krisis dunia yangg menantang seperti era presiden sebelumnya, strategi ekonomi Prabowo ini bisa dilihat sebagai langkah preventif yangg smart. Dengan bumi yangg increasingly unpredictable, mempunyai ekonomi yangg self-sufficient adalah key untuk survival.
Di akhir hari, apakah strategi ekonomi Prabowo ini bakal sukses alias tidak, tetap kudu kita lihat. Tapi yangg jelas, pendekatan ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mau menjadi penonton dalam drama ekonomi global, tapi juga pemain utama yangg bisa mendikte terms sendiri.
So, buat para Gen Z, ini waktunya untuk lebih aware dan involved dalam ekonomi. Prabowo mungkin sudah memulai game-nya, tapi efeknya bakal terasa oleh kita semua. Jadi, keep updated, dan mungkin mulai pikirkan gimana kita, sebagai perseorangan alias kolektif, bisa contribute ke ekonomi yangg lebih besar dan lebih kuat. Ini bukan hanya soal menghadang Dollar, tapi juga tentang membangun ekonomi yangg resilient dan capable of standing on its own feet.
Anwar Hariyono, Penulis adalah Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Muhammadiyah (UM) Gresik
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·