Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pondok Pesantren Modern (PPM) Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta mengadakan aktivitas Edukasi Pesantren Nyaman dan Aman yangg diikuti oleh seluruh santri, baik putra maupun putri.
Kegiatan ini mengangkat tema “Jadilah Asyik Tanpa Mengusik, Jadi Kuat Makanlah Sehat,” dan dilaksanakan di Masjid At-Tanwir untuk santri putra dan Masjid Putri Kompleks MBS Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Pimpinan MBS Yogyakarta, Didik Riyanta menyampaikan harapannya agar para santri tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga sehat jiwa dan pikirannya.
“Pondok mau agar santrinya sehat jiwanya, sehat pikirannya, serta berambisi agar santrinya menjadi santri yangg unggul dan Islami. Dengan aktivitas ini, semoga anak-anak nantinya menjadi santri yangg sehat jiwa dan pikirannya, raganya dan menjadi santri yangg berprestasi tanpa mengusik teman-temannya,” ujar Didik.
Ia juga menegaskan komitmen MBS Yogyakarta untuk menjadi pelopor aktivitas “Anti Bullying” di bumi pendidikan.
Kegiatan edukasi ini menghadirkan dua pembicara, ialah Hardi Santosa dan Nor Eka Noviani. Hardi selaku personil Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam paparannya mengenai bullying di pesantren, mengakui bahwa kehidupan di pondok penuh dengan tantangan.
Baca Juga: Dukungan Psikologis Awal: Ikhtiar Pencegahan Perundungan di Sekolah Dasar
“Di pondok memang penuh dengan tantangan dan masalah. Namun, jika kita sebagai santri bisa melepaskan dan mengatasi masalah kita, kita bakal sukses,” ungkap Hardi.
Ia mengibaratkan masalah seperti bolpoin jika dipegang sejenak tidak terasa berat, tetapi jika dipegang terlalu lama, bakal semakin berat. Hal ini diibaratkannya dengan masalah yangg tidak segera diselesaikan.
Hardi juga mengingatkan bahwa banyak tokoh terdahulu, seperti Bilal dan apalagi Rasulullah, juga pernah mengalami bullying, namun perihal tersebut tidak membikin mereka lemah, melainkan semakin kuat lantaran mempunyai visi yangg jelas.
“Kita pun kudu mempunyai visi dan mental yangg kuat untuk mencapai visi kita ke depan. Namun, ini bukan argumen untuk menjadi pelaku bullying,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan ancaman bullying yangg dapat berakibat jelek pada kesehatan mental dan bentuk seseorang, jika tekanan tersebut terus menerus terjadi. Kegiatan ini ditutup sebelum waktu salat Zuhur tiba. (Hrd/sa)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·