Pidato Iftitah Pembukaan Tanwir I Aisyiyah, Salmah Orbayinah: Aisyiyah Bergerak Wujudkan Masyarakat Berkeadilan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 9 bulan yang lalu

Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menegaskan bahwa ‘Aisyiyah dari sejak berdiri hingga sekarang tetap berkomitmen untuk terus menebar faedah bagi seluruh masyarakat, umat, bangsa dan negara di seluruh aspek kehidupan.

“Kini ‘Aisyiyah terus melakukan penguatan dan memperluas dakwah aktivitas di semua tingkatan dan lapisan sehingga menjadikan ‘Aisyiyah semakin kuat, unggul dan berkemajuan. Kekuatan ‘Aisyiyah sebagai organisasi wanita muslim berkemajuan kudu kita gerakkan secara lebih optimal sehingga dapat berkontribusi dalam memecahkan beragam persoalan kemanusian semesta maupun kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk diantaranya upaya mewujudkan keadilan bagi semua,” jelas Salmah saat menyampaikan Pidato Iftitah Pembukaan Tanwir I ‘Aisyiyah pada Rabu (15/1) di Jakarta.

Salmah menuturkan bahwa family merupakan satuan terkecil masyarakat yangg berfaedah sebagai tonggak kehidupan umat, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan.

Institusi family merupakan madrasah untuk melahirkan dan menumbuhkan manusia yangg berbobot utama ialah manusia yangg bertakwa dan berkemajuan.

“Ketahanan Keluarga adalah kondisi dinamik family dalam mengelola sumber daya bentuk maupun non bentuk dan mengelola masalah yangg dihadapi, untuk mewujudkan family berbobot dan handal sebagai pondasi utama dalam mewujudkan Ketahanan Nasional. Oleh lantaran itu ketahanan family menjadi rumor krusial bagi ‘Aisyiyah dalam mendukung keberhasilan cita-cita Indonesia untuk mewujudkan generasi emas tahun 2045,” tegas Salmah.

Salmah menegaskan bahwa pola pengasuhan family dengan mendasarkan pada nilai-nilai utama seperti keadilan, kejujuran, kerja keras, menghargai perbedaan, cinta damai, mencintai lingkungan,mencintai tanah air dan berbudi pekerti entrepreneur merupakan salah satu kunci dalam menguatkan ketahanan family menuju ketahanan nasional.

Berdasar hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) pada tahun 2024 menunjukkan 1 dari 4 wanita usia 15–64 tahun di Indonesia pernah mengalami kekerasan bentuk dan/atau seksual dari pasangan dan/atau selain pasangan selama hidupnya.

Salmah menjelaskan, masyarakat yangg berkeadilan adalah langkah selanjutnya setelah penguatan nilai di dalam keluarga. Salah satunya adalah mewujudkan masyarakat yangg setara dalam perekonomian dan pangan.

‘Aisyiyah percaya bahwa wanita juga mempunyai peran krusial dalam perihal penguatan ekonomi dan juga membangun kedaulatan pangan. Hal ini dikarenakan perannya cukup besar dalam mengelola lahan pertanian, merawat tanaman sampai kepada tanggung jawab kesiapan pangan keluarga.

“Oleh lantaran itu menjadikan wanita sebagai agen-agen potensial dalam membangun kedaulatan pangan sangat krusial dengan support penuh dari pemerintah termasuk budaya menanam pangan lokal, aktivitas menanam di rumah, aktivitas membeli produk pangan lokal adalah langkah-langkah strategis yangg krusial untuk dilaksanakan secara serius. Menjaga kedaulatan pangan berfaedah membuka akses ekonomi bagi wanita dan golongan marginal untuk meningkatkan dan menguatkan ekonominya sebagai pemenuhan kewenangan dasar mereka,” papar Salmah.

Baca Juga: Istri Berpuasa Sunnah, Apakah Harus Izin Suami?

Salmah juga mengatakan bahwa keadilan dalam kehidupan bernegara juga kudu terus ditegakkan seiring dengan penegakan keadilan dalam family dan masyarakat. Terlebih, Indonesia menetapkan dirinya sebagai negara norma dimana UUD 1945 menjadi dasar bagi seluruh patokan yangg ada.

“Sayangnya tetap banyak persoalan mengenai norma yangg terjadi khususnya dalam upaya penegakan norma dan memperoleh keadilan. Langkanya keadilan dan penegakan norma yangg betul sesungguhnya merupakan sebuah ancaman bagi masa depan bangsa itu sendiri. Dalam bagian hukum, ‘Aisyiyah melakukan kerja-kerja pendampingan melalui POSBAKUM untuk memastikan masyarakat miskin dan marginal mendapatkan haknya dalam perlindungan norma dan keadilan,” tutur Salmah.

Guna mewujudkan keadilan, bagi Salmah juga kudu dikuatkan dalam peran-peran dalam berbangsa. Tidak hanya berkedudukan dalam merebut kemerdekaan, tetapi ‘Aisyiyah juga menunjukkan komitmennya untuk mengisi kemerdekaan ini dengan penguatan kebangsaan dari beragam bidang.

Mulai dari bagian pendidikan, ‘Aisyiyah sebagai pemula pendidikan anak usia awal di Indonesia terus menguatkan langkahnya dalam memberikan pendidikan yangg berbobot dan juga pendidikan yangg inklusif bagi seluruh anak bangsa, mulai dari PAUD hingga ke Perguruan Tinggi.

Dalam bagian kesehatan, berbareng Muhammadiyah, ‘Aisyiyah juga mendirikan jasa kesehatan di beragam letak yangg apalagi belum terjangkau oleh pemerintah.

‘Aisyiyah percaya bahwa meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yangg berkeadilan adalah mudahnya akses jasa kesehatan untuk semua masyarakat tanpa terkecuali dengan standar pelayanan yangg berkualitas.

“Dalam bagian Tabligh, ‘Aisyiyah mensyiarkan nilai-nilai keadilan dan keagamaan dengan dakwah yangg santun dan ramah. Bahwa kepercayaan datang membawa keadilan, kedamaian dan membawa maslahat bagi seluruh alam,” imbuh Salmah.

Melalui momen Tanwir ini, Salmah membujuk kader-kader ‘Aisyiyah dalam mempertegas dan memperkuat komitmen serta kontribusi ‘Aisyiyah dalam membangun peradaban bangsa dilaksanakan melaui beragam bagian kehidupan baik bagian keagamaan, pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi, hukum, dakwah pemberdayaan masyarakat yangg digerakkan melalui penguatan masyarakat di tingkat organisasi maupun melalui Amal Usaha ‘Aisyiyah di beragam bagian yangg tersebar di seluruh pelosok Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Berkeadilan. (Adam)-sa

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id