Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pada hari Rabu, (18/12) bertempat di Educator Hall Gedung Perkuliahan Utama Kampus 4 UAD, MPKS bekerja-sama dengan MKS PDA mengadakan Focus Group Discusion (FGD) juga kerjasama dengan PSLD UAD. Peserta yangg diundang Kepala Sekolah SD Muhammadiyah , SMP Muhammadiyah se Kota Yogyakarta dan beberapa TK ABA unggulan yangg siap untuk melaksanakan sekolah inklusi yangg kesemua nya berjumlah 100 orang.
Dalam sambutan ketua penyelenggara yangg juga ketua MKS PDA Kota Umi Hidayati menyampaikan FGD ini mengambil tema “Pendidikan Inklusi Solusi Mencegah Diskriminasi”. Ada beberapa yangg mendasari munculnya tema tersebut antara lain setiap anak tanpa perkecualian punya kewenangan yangg sama namun dalam dalam kehidupan nyata ada perbedaan sikap, perhatian, memberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan walaupun dalam beberapa peraturan sudah dijelaskan apalagi dalam penerimaan Peserta Didik Baru pun untuk ABK diberi kuota 5% namun belum semua sekolah memenuhi apalagi ada sekolah yangg tidak menerima.
Ditemukan kebenaran bahwa ada sekolah yangg keberatan menerima ABK dengan argumen belum siap. Bagi sekolah yangg sudah menerima tetap merasa bingung untuk melakukan pendidikan anak berkebutuhan dan sementara untuk mengusulkan assesmen harus antri menunggu lantaran di kota yangg neyediakan jasa disabilitas baru satu dibawah Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Sambutan yangg kedua dari Ketua PDM Kota Yogyakarta, Aris Madani menyampaikan apresiasi yangg tinggi atas penyelenggaraan FGD ini dan mengucapkan banyak terimakasih pada pelaku pendidikan ialah pembimbing dan kepala sekolah yangg sudah berjibaku memberikan pendidikan apalagi tantangan untuk memberikan pelayanan untuk anak-anak disabilitas.
Baca Juga: Hari Ibu: Merayakan Peran Perempuan Berkemajuan dalam Keluarga dan Masyarakat
FGD ini dipandu oleh moderator Andhita dengan mengundang 3 narasumber. Narasumber pertama, Aris Widodo, Kepala UPT Layanan Disabilitas bagian Pendidikan Dinas Penddikan Pemuda & Olahraga Kota Yogyakarta menyampaikan gimana prosedur kesempatan anak disabilitas mendapatkan assesment. Ia juga menyampaikan pula jenis training yangg dilaksanakan untuk mempersiapkan pembimbing pendamping unik juga memberikan beragam contoh pengalaman baiknya dalam menangani pelayanan.
Narasumber kedua, Muya Barida, adalah seorang Dosen UAD yangg juga pengelola Pusat Studi & Layanan Disabilitas UAD. Ia menyampaikan tentang beragam perihal pendidikan inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Ia juga membujuk semua yangg datang untuk memperhatikan ABK sehingga ABK dapat memperoleh pelayanan sebagaimana mestinya.
Sebagai narasumber yangg ketiga, Fathur Rahman, Sekretaris Majelis Dikdasmen-PNF PWM DIY, dalam kesempatan tersebut Fathur menyampaikan nahwa Muhammadiyah sebetulnya sudah ada patokan tentang sekolah inklusi namun tidak mengatur secara unik dan proses pendidikan melangkah secara umum. Muhammadiyah sudah punya 4 sekolah Luar Biasa (SLB) dan selanjutnya membujuk kerjasama dengan Institusi PTM dan PTA untuk memberikan jasa disabilitas.
Di akhir aktivitas dibuka tanya jawab dan peserta antusias untuk bertanya dan mendapatkan info yangg lebih rinci tentang assesment dan training dasar pembimbing pendamping. Acara diakhiri dengan info dari penyelenggara bahwa aktivitas semacam ini alias yangg berangkaian dengan anak dan pendamping disabilitas bakal terus bersambung dengan meluaskan jaringan kerjasama. (umi)-lsz
English (US) ·
Indonesian (ID) ·