Penjelasan Soal Shalat Jumat Azan 1 Kali dan Jamaah Kurang dari 40 Orang - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

BANDUNGMU.COM, Bandung — Dalam shalat Jumat ada yangg beranggapan untuk azan cukup satu kali, ada pula yangg mengatakan dua kali. Lain perihal juga tentang jumlah jamaah yangg mengikuti ibadah tersebut.

Bagaimana penjelasan mengenai kedua perihal tersebut? Menurut hukum Islam, semua aktivitas kita mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali itu ada hukumnya, dan setiap norma itu kudu ada dalilnya.

1. Dalil azan hanya satu kali dalam shalat Jumat

Diriwayatkan dari as-Saib bin Yazid, dia berkata: “Azan pada hari Jumat awalnya dulu adalah andaikan pemimpin telah duduk di atas mimbar pada masa Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar RA.

Namun ketika Utsman RA (menjadi khalifah) dan orang-orang bertambah banyak, beliau menambah azan ketiga di az-Zaurak (suatu tempat di pasar Madinah).” (HR Al-Bukhari).

“Diriwayatkan dari as-Saib bin Yazid anak kerabat wanita Namir, dia berkata: Rasulullah SAW dulu tidak mempunyai selain satu muazin di dalam semua shalat, baik pada hari Jumat maupun lainnya, yangg bekerja azan dan ikamah. Ia berkata: Bilal dulu azan andaikan Rasulullah SAW duduk di atas mimbar pada hari Jumat dan ikamah andaikan beliau turun. Dan (dia juga melakukan seperti itu) untuk Abu Bakar dan Umar RA sehingga (zaman) Utsman.” (HR Ahmad).

Dari dua dalil di atas, jelaslah bahwa azan shalat Jumat pada era Nabi SAW, Abu Bakar, dan Umar RA adalah hanya sekali.

Lalu pada era Utsman, lantaran orang-orang bertambah banyak, beliau menambah satu lagi azan untuk menunjukkan masuknya waktu shalat.

Lalu azan yangg sebenarnya adalah azan sebelum pemimpin berkhutbah. Perlu ditekankan di sini bahwa ikamah dalam beberapa hadis–termasuk sabda pertama di atas–juga disebut azan sehingga seakan-akan yangg ditambahkan Utsman adalah azan ketiga. Padahal yangg betul adalah hanya ada dua azan dan satu ikamah.

Utsman menambahkan azan lantaran bertambahnya jumlah umat Islam pada masa itu sehingga beliau cemas ada yangg tidak mendengarkan azan.

Adapun untuk kita sekarang cukup satu kali azan Jumat, lantaran kembali ke sunnah Rasulullah SAW, dan lantaran azan sudah bisa dikumandangkan dengan pengeras bunyi sehingga semua orang bisa mendengarnya tanpa kudu menambah azannya.

2. Dalil shalat Jumat boleh dilaksanakan oleh kurang dari 40 orang jamaah

“Diriwayatkan dari Salim, dia berkata: Jabir RA menceritakan kepadaku, dia berkata: Ketika kami shalat (Jumat) berbareng Nabi SAW tiba-tiba datang dari Syam kafilah unta membawa makanan, maka mereka (para sahabat) mendatanginya sehingga tidak tersisa berbareng Nabi SAW selain dua belas orang. Oleh lantaran itu turunlah ayat: “Dan andaikan mereka memandang perniagaan alias permainan, mereka bubar” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Para ustadz sepakat dan apalagi berijmak bahwa shalat Jumat itu kudu berjamaah. Namun mereka berbeda pendapat tentang jumlah minimal jamaah.

Madzhab Hanafi berpendapat, cukup tiga orang belum termasuk imam. Madzhab Maliki beranggapan minimal adalah dua belas sebagaimana dalam sabda di atas. Madzhab Syafii dan Hambali mengatakan minimalnya adalah empat puluh orang berasas hadis-hadis yangg lain.

Namun yangg rajih alias kuat menurut kami adalah tidak ada pembatasan dalam masalah jumlah lantaran tidak ada sabda yangg secara sharih (jelas) mensyaratkan jumlah tertentu.

Oleh lantaran itu, selagi dilakukan secara berjamaah dengan jumlah banyak menurut suatu adat, shalat Jumat itu sah dilakukan.***

-->
Sumber bandungmu.com
bandungmu.com