Pemkot Surabaya sebut generasi muda sebagai pilar utama tata kelola yangg terbuka dan berdampak. Foto: Tangkapan layar laman resmi Pemkot Surabaya.
MAKLUMAT – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengadakan Seminar Keterbukaan Publik yangg digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) pada Jumat (17/10/2025). Acara ini menjadi bagian dari peringatan International Right to Know Day (RTKD) 2025. Acara ini bertema “Right to Know, Right to Grow: Youth Voices for Transparent Governance”. Pemilihan tema selaras dengan kemauan Pemkot Surabaya untuk mendorong generasi muda sebagai pilar utama dalam tata kelola pemerintahan yangg terbuka.
Kegiatan berjalan di Ruang Praban, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Surabaya, diikuti 85 peserta. Mereka terdiri atas 50 mahasiswa penerima Beasiswa Pemuda Tangguh dan 35 mahasiswa asing dari beragam perguruan tinggi negeri di Kota Pahlawan. Kehadiran mahasiswa internasional turut memperkaya perspektif pandang tentang praktik keterbukaan info di beragam negara.
Plt Kepala Dinkominfo Kota Surabaya, Muhamad Fikser, menegaskan bahwa kewenangan penduduk untuk mengakses info publik merupakan fondasi demokrasi. Prinsip tersebut telah diakui secara dunia sejak Deklarasi International Right to Know Day di Sofia, Bulgaria pada 2002.
“Hak masyarakat untuk tahu bukan sekadar tanggungjawab administratif yangg kudu dipenuhi pemerintah. Melainkan sebuah fondasi esensial untuk menumbuhkan kepercayaan publik, meningkatkan partisipasi penduduk dalam pengambilan keputusan. Dan, pada akhirnya, melahirkan kualitas kebijakan yangg lebih baik dan lebih tepat sasaran,” tegas Fikser, dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya.
Sengaja Targetkan Gen Z
Fikser menyebut seminar ini sengaja menargetkan generasi muda, terutama Gen Z. Mereka adalah generasi yangg hidup di era digital dan berkawan dengan informasi. Namun, kemudahan akses tersebut juga menghadirkan tantangan tersendiri dalam memilah kebenaran dan validitas data.
“Keterbukaan info publik adalah jantung dari tata kelola pemerintahan yangg modern. Transparansi bukan hanya soal membuka data, tetapi menciptakan ruang dialog, meningkatkan akuntabilitas, dan mendorong inovasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, info yangg terbuka dan keahlian memanfaatkan dengan baik bakal beralih bentuk menjadi pengetahuan penting. “Pengetahuan inilah yangg diharapkan dapat memandu keputusan tepat dan program yangg betul-betul berakibat bagi masyarakat Surabaya,” imbuhnya.
Pemkot Surabaya juga terus memperkuat pemerintahan berbasis data untuk menunjang ekosistem keterbukaan info publik yangg sehat. Langkah konkret yangg dilakukan mencakup peningkatan kualitas portal data, standarisasi metadata, serta penguatan peran Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dan Walidata.
“Semua ini kita sorong agar info tidak berakhir pada tahap rilis. Tetapi bersambung hingga pemanfaatan nyata dalam peningkatan jasa publik,” ujarnya.
Dalam aktivitas tersebut, Fikser menyampaikan apresiasi kepada Komisi Informasi Provinsi Jawa Timur (KI Jatim) dan Narasio Data yangg datang sebagai mitra strategis. Ia menyebut kehadiran perwakilan KI Jatim, Yunus Mansur Yasin, serta Co-Founder dan CRO Narasio Data, Farida, menjadi pengingat pentingnya kerjasama lintas lembaga.
“Kami berkomitmen memperkuat pelayanan info dan selalu mengikuti sistem penyelesaian sengketa info dengan baik,” ungkapnya.
Fikser berambisi sinergi antara Pemkot Surabaya, KI Jatim, dan Narasio Data dapat bersambung dalam pendampingan teknis dan replikasi praktik baik di bagian keterbukaan informasi.
“Para narasumber bakal menjelaskan secara perincian mengenai pengelompokkan data. Mana yangg berkarakter rahasia dan mana yangg wajib dibuka, serta akibat norma jika terjadi kesalahan dalam penyampaian info privasi,” terangnya.
Ia juga menyoroti pentingnya literasi digital dan sikap kritis di tengah derasnya arus informasi. Menurutnya, algoritma media sosial sering kali hanya menampilkan konten yangg disukai pengguna, bukan yangg betul alias valid. Karena itu, generasi muda kudu bisa memanfaatkan info secara etis dan bertanggung jawab.
“Inilah tugas kita, butuh langkah mencari info yangg benar. Di sinilah pentingnya mereka tahu sumber info yangg andal agar dapat menangkal hoaks dan disinformasi yangg marak beredar. Apalagi sekarang sudah zamannya AI,” pungkasnya.
*) Penulis: M Habib Muzaki
1 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·