BANDUNGMU.COM, Sukabumi – Sebagai corak catur dharma perguruan tinggi Muhammadiyah yangg salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat, Univeristas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) melalui program “Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Keterampilan” melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Ecobrick” di Laboratorium Agribisnis UMMI pada Rabu (17/05/2023).
Adapun yangg menjadi mitra dari pengabdian kepada masyarakat ini ialah Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Sukabumi.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Dr Reny Sukmawani MP memaparkan bahwa pemberdayaan wanita melalui training keterampilan
“Perguruan tinggi pada umumnya bekerja untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yangg merupakan salah satu bagian dari catur dharma perguruan tinggi Muhammadiyah,” tutur Reny, seperti dikutip dari laman resmi UMMI.
“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali dan yangg menjadi sasarannya adalah wanita dengan peseta dan jenis training yangg berbeda,” ucap Reny.
Dokumentasi UMMI“Kali ini merupakan pengabdian kepada masyarakat yangg ketiga kalinya dengan mengangkat tema ‘Ecobrick’ dan difasilitatori oleh Dr Ema Hilma Meilani MP. Semoga seluruh peserta bisa mengikuti penyelenggaraan aktivitas ini sampai dengan selesai dan dapat melaksanakan alias mengimplementasikannya dirumah masing-masing,” tandas Reny.
Dalam penyampaian materinya, Dr Ema Hilma Meilani MP memaparkan bahwa kebutuhan makhluk hidup di atas permukaan bumi adalah ekosistem yangg bersih.
Namun, beberapa dasawarsa terlihat bahwa lingkungan untuk kehidupan makhluk hidup terkontaminasi beragam hal.
Saat ini beragam bungkusan yangg berbahan baku plastik banyak digunakan, juga untuk peralatan kebutuhan rumahtangga.
Selain itu, juga kantong plastik merupakan tempat menampung peralatan yangg cukup efisien.
Plastik awalnya digunakan untuk menggantikan kertas sehingga ada kekhawatiran bakal menjadikan kayu banyak digunakan sebagai bahan baku kertas.
“Dengan bahan tahan air maka dapat digunakan beberapa kali dibandingkankan dengan kertas. Namun, rupanya penggunaan plastik yangg berlebihan dan susah terurai menjadi masalah yangg cukup mengganggu terhadp ekosistem,” ungkap Ema.
Hal ini sudah diprediksi oleh Al-Quran dalam surah Ar-Rum ayat 41, “Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yangg benar).”
Mengelola sampah plastik
Pertama, reduce (mengurangi). Yakni mengurangi penggunaan barang alias peralatan yangg berpotensi menjadi sumber sampah yangg tidak terurai.
Kedua, reuse (menggunakan kembali). Yakni menggunakan kembali peralatan yangg sudah dipakai, misalnya botol plastik bekas, toples bekas, alias kotak boks makanan.
Ketiga, recyle (mendaur ulang). Yakni mengubah barang awal yangg telah menjadi sampah dengan corak dan kegunaan yangg berbeda.
Selain tiga langkah tersebut, Ecobrick juga menjadi salah satu solusi untuk pengelolaan sampah plastik.
Mengutip Wikipedia, konsep Ecobrick dibuat berasas teknik arsitek asal Jerman, Andreas Froese, di Amerika Selatan pada tahun 2000, ialah penggunaan botol PET berisi pasir.
Kemudian pada 2003 Alvaro Molina mulai mengemas plastik ke dalam botol di Pulau Ometepe, Nikaragua. Pada yangg sama, Susana Heisse di Guatemala mulai mendorong Ecobrick sebagai teknik pembangunan dan memecahkan masalah polusi sampah.
Dengan diluncurkannya program training Ecobrick, Agribisnis UMMI berambisi dapat memberikan kontribusi nyata dalam memerangi masalah sampah plastik, sembari memberdayakan masyarakat setempat melalui kesempatan ekonomi yangg berkelanjutan.***
English (US) ·
Indonesian (ID) ·