Ngaji Bisnis Bersama BAZNAS Microfinance Desa Yogyakarta - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sosialisasi Program Pendampingan BAZNAS Microfinance Desa untuk UMKM disajikan dalam Pengajian Bisnis Islami Pelaku UMKM Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Prenggan Kotagede Yogyakarta periode ke – 4.

Pengajian dua bulanan yangg merupakan salah satu program unggulan majelis yangg diketuai oleh  Masrurotun Pujiastuti kali ini dilaksanakan hari Sabtu, (21/9) di Aula Masjid Perak Kotagede Yogyakarta dimulai pukul 15.30 WIB.

Ketua Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Prenggan, . Siti Sholihah dalam sambutannya menyampaikan pentingnya menuntut pengetahuan sebagai bekal mengembangkan bisnis. “Mari terus menggali pengetahuan – pengetahuan baru, mengimplementasikan standar kualitas yangg diperlukan untuk mempertahankan daya saing” ujarnya sembari memberi motivasi kepada sekitar 40 pelaku UMKM yangg datang pada aktivitas ini.

Siti Hamidah, selaku Koordinator Bidang MEK PRA Prenggan menyampaikan bahwa dalam berniaga tidak bakal terlepas dari masalah dan tantangan. Untuk itu kita kudu terus belajar dan membangun ketaatan kepada Allah terutama bersedekah. “Sedekah itu memperpanjang kebaikan dan menambah keberkahan rejeki”, pungkasnya.

Dengan sambutan dari dua ketua dilanjutkan dengan aktivitas initinya dimana Materi inti disampaikan langsung oleh  Desinda Yunita Putri,  dari Baznas Microfinance Desa Daerah Istimewa Yogyakarta. “Salah satu persoalan klasik bagi pengusaha mikro adalah masalah permodalan. Karena itulah Baznas menghadirkan program Baznas Microfinance Desa (BMD) ialah dengan menyediakan support permodalan bagi UMKM yangg fokusnya bukan mencari keuntungan namun lebih pada jasa dan pendampingan, alias lebih tepatnya sosioentrepreneur” tutur Desinda mengawali paparannya.

Baca Juga: Membicarakan Keuangan Keluarga Bukan Hal Tabu

Lebih lanjut disampaikan bahwa Tujuan program ini antara lain membuka akses pembiayaan bagi pelaku upaya mikro, memberi pelayanan manajemen pengembangan upaya juga memberikan support kapabilitas upaya melalui pelatihan, workshop, dan aktivitas yangg sejenis. “Sumber Dana BMD sendiri adalah dari infaq dan biaya sosial lainnya seperti hibah dan sejenisnya” imbuh Desinda.

Mengembangkan sistem janji Al Qard, merupakan program dimana  mewajibkan peminjam untuk mengembalikan biaya yangg telah diterimanya sesuai dengan jumlah dan waktu yangg sudah disepakati bersama. Proses pembiayaannya tergolong tidak begitu rumit, namun kudu tepat sasaran dan sanggup untuk berkomitmen menjalankan amanah. “Setelah mendapatkan akomodasi pendanaan maka pelaku upaya bakal mendapatkan pendampingan dan training diantaranya manajemen upaya dan keuangan, kreasi logo dan marketing alias pemasaran.”, lanjut Desinda.

Mengakhiri paparannya,  Desinda menekankan pentingnya memperhatikan pengelompokkan konsumen dilihat dari pengelompokkan generasi dan kecenderungan pola konsumsinya. Semakin ke sini konsumen semakin pandai dan maunya yangg instan ialah shopping melalui marketplace. Maka sebagai pelaku UMKM kudu terus berinovasi dalam mempromosikan produknya.

Setelah penyampaian materi dilanjut  diskusi singkat dengan peserta tentang pembiayaan, aktivitas diakhiri pukul 17.20 WIB.(Team MEK/umi)-lsz

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id