Kesucian alias kebersihan dalam Islam bukan hanya soal kebersihan fisik, tetapi juga kebersihan spiritual. Islam menekankan bahwa Allah SWT sangat mencintai hamba-hamba-Nya yangg menjaga kebersihan diri mereka, baik dari najis maupun hadas. Rasulullah SAW apalagi memuji kaum Anshar atas perhatian mereka dalam menjaga kesucian, yangg ditunjukkan melalui kebiasaan mereka berwudu sebelum salat, mandi setelah junub, dan beristinja’ dengan air. Kebiasaan ini tidak hanya menjaga kebersihan bentuk tetapi juga mempunyai dimensi spiritual yangg mendalam.
Rasulullah bersabda: “Wahai orang Anshar, sesungguhnya Allah telah memuji kalian lantaran kesucian kalian. Apakah kesucian kalian itu? Mereka menjawab “Berwudhu sebelum sholat, mandi setelah junub dan beristinja’ dengan air,” Rasululah bersabda: “Itulah kesucian kalian. Jaga dan laksanakanlah selalu oleh kalian” (H.R. Hakim)
Islam tidak hanya mengajarkan pentingnya kebersihan, tetapi juga memberikan pedoman yangg jelas dan rinci mengenai tata langkah bersuci dalam beragam situasi. Dalam kondisi normal maupun keadaan yangg luar biasa, umat Islam diharuskan untuk menjaga diri dari najis, yangg dapat mencakup segala sesuatu yangg dianggap kotor alias tidak suci, baik yangg tampak secara kasat mata seperti kotoran manusia dan hewan, maupun yangg tidak terlihat seperti hadas.
Dalam konteks bahasa, kata “taharah” mempunyai makna kebersihan dan bebas dari segala corak kotoran. Dalam pengetahuan fikih, taharah didefinisikan sebagai proses pembersihan dari najis, baik yangg berkarakter bentuk seperti kotoran alias unsur yangg tampak, maupun yangg tidak tampak seperti hadas. Najis dapat dihilangkan melalui beragam metode seperti menggunakan air, tisu, alias barang lain yangg mempunyai daya serap, asalkan barang tersebut tidak termasuk barang yangg mempunyai nilai alias faedah lain seperti makanan alias barang berharga.
Dalam pandangan norma Islam, semua barang pada dasarnya dianggap suci selain ada dalil alias argumen yangg jelas yangg menyatakan bahwa barang tersebut najis. Oleh lantaran itu, pemahaman dan penerapan konsep kesucian ini sangat krusial dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim, agar senantiasa berada dalam keadaan yangg suci dan diridai oleh Allah SWT.
Perbedaan Najis dan Hadas
Dalam Islam, terdapat konsep yangg krusial untuk dipahami mengenai kebersihan, ialah perbedaan antara najis dan hadas.
- Najis adalah barang alias unsur yangg secara norma dianggap kotor dan kudu dibersihkan dari tubuh, pakaian, alias tempat. Najis ini dapat berupa kotoran bentuk yangg nampak seperti darah, air kencing, alias kotoran hewan. Membersihkan najis berfaedah menghilangkan unsur alias barang tersebut dari permukaan yangg terkontaminasi agar kembali suci.
- Hadas, di sisi lain, adalah kondisi ketidakmurnian yangg tidak selalu terlihat secara bentuk tetapi menuntut proses penyucian sebelum seseorang dapat melakukan ibadah tertentu, seperti salat.
Baca Juga: Pak AR Menjawab: Apakah Mani dan Madzi Najis?
Jenis-jenis Najis
Najis dalam Islam dibagi menjadi beberapa kategori berasas tingkat kebersihannya:
- Najis Mughalladlah (Najis Berat): Najis ini termasuk najis yangg sangat berat, contohnya adalah air liur anjing serta kotoran anjing dan babi. Cara menyucikannya sangat spesifik, ialah kudu dibasuh sebanyak tujuh kali, dan salah satunya menggunakan tanah alias debu sesuai dengan aliran Nabi Muhammad SAW.
- Najis Mukhaffafah (Najis Ringan): Najis jenis ini lebih ringan, seperti kencing anak laki-laki yangg belum makan makanan selain susu dan belum berumur dua tahun. Untuk menyucikannya, cukup dengan memercikkan air di atasnya tanpa perlu mengalirkan air.
- Najis Mutawassithah (Najis Sedang): Ini adalah kategori yangg paling umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya termasuk kotoran manusia, darah, nanah, buntang hewan darat yangg berdarah, dan minuman yangg memabukkan. Penyucian najis ini melibatkan pembersihan dengan air sampai lenyap bentuk, bau, rasa, dan warnanya.
Jenis-jenis Hadas
Hadas juga mempunyai kategori yangg membedakannya dalam konteks penyucian:
- Hadas Kecil: Ini adalah keadaan tidak suci yangg memerlukan wudu alias tayamum untuk membersihkan. Hadas mini terjadi setelah aktivitas seperti buang air kecil, buang air besar, alias tidur.
- Hadas Besar: Ini adalah keadaan yangg memerlukan mandi (ghusl) untuk menyucikan diri, seperti setelah berasosiasi suami istri, keluar mani, alias menstruasi bagi perempuan.
(Salma)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·