2 tahun yang lalu
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mendorong agar konsesi-konsesi politik dan pernyataan yangg kompetitif tidak dijadikan state of mind dalam kontestasi yangg dilakukan oleh para elite politik.
Konsesi politik melalui koalisi politik dalam konteks politik menurut Haedar sah-sah saja dilakukan. Termasuk statemen yangg kompetitif di antara para elit politik juga sebagai perihal yangg lumrah.
Namun, kata Haedar, jika keduanya sudah menjadi state of mind, dikhawatirkan bakal menyebabkan kontestasi tidak konstruktif.
Oleh lantaran itu, Muhammadiyah mendorong agar visi kebangsaan yangg telah diletakkan dasarnya oleh para pendiri bangsa agar dielaborasi dan dibawa ke ruang publik.
Visi kebangsaan tersebut kata Haedar semestinya menjadi bahan obrolan para kontestan ataupun calon kontestan.
Selanjutnya, para elite politik, negara, dan bangsa mempunyai tanggung jawab moral agar dalam melakukan langkah dan pernyataan-pernyataan agar tidak mengarah pada polarisasi.
Apabila terjadi polarisasi lagi, pesan Haedar, nilai yangg dibayar terlalu mahal untuk bangsa Indonesia.
“Di situlah kami (Muhammadiyah) tanpa meng-adjustment elite dan kekuatan serta proses kontestasi ini, tetapi kami mau berbareng menghadirkan kepemimpinan moral serta visioner,” ungkap Haedar di hadapan awak media di selah kunjungan ke Kantor PBNU, Jakarta, pada Kamis (25/05/2023).
Guru Besar Sosiologi ini juga mendorong agar tidak menggunakan politisasi-sentiment atas nama apa pun seperti suku, ras, dan golongan.
Termasuk kepercayaan yangg kemudian membawa polarisasi sehingga kontestasi melahirkan eksklusivitas-eksklusivitas golongan tertentu.
“Mari kita berkontestasi, mengedepankan politik yangg objektif, rasional, yangg ada di dalam koridor kerakyatan modern,” tandas Haedar seperti bandungmu.com kutip dari laman resmi Muhammadiyah.***
English (US) · 
Indonesian (ID) · 